Islam adalah Rahmatan Lil Alaamin Mari kita tingkatkan ukhuwah agar Allah senantiasa memberi berkah
SINOPSIS
Tujuan blog ini adalah untuk menebarkan indahnya cahaya kehidupan dengan menyadari bahwa ada kebaikan dalam setiap fase waktu dan peristiwa yang dialami seseorang, serta untuk mengingatkan diri kita akan keberkahan pandangan hidup ini, baik di dunia maupun di akhirat. Dengan memaparkan apa-apa saja yang menghalangi seseorang untuk melihat kebaikan, Blog ini mudah-mudahan dapat menolong dari “kematian” menuju cara berpikir yang diajarkan oleh Islam. Blog ini ditulis untuk mendorong seseorang agar mengadaptasi prinsip-prinsip moral yang dengannya, ia dapat berkata, “
More Bismillah Comments
Kamis, 15 Juli 2010
60 Pintu Pahala Dan Pelebur Dosa
Senin, 12 Juli 2010
EKONOMI ISLAM: APLIKASI DAN PENGEMBANGAN KEILMUAN DI PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM
Oleh karenanya setiap orang muslim, Islam merupakan sistem hidup (way of life) yang harus diimplementasikan secara menyeluruh dalam seluruh aspek kehidupannya tanpa kecuali.
Adanya konsep pemikiran dan organisasi-organisasi yang dibentuk atas nama sistem ini sudah tentu bisa dinilai sebagai model dan awal pertumbuhannya. Tapi ia masih membutuhkan model-model banyak lagi, agar membentuk kesatuan yang lebih terpadu serta memiliki daya kemampuan untuk menghasilkan atau darinya dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan yang dapat diuji dalam penelitian dan praktek. Kendati perkembangan ekonomi Islam saat ini sangat prospek namun dalam pelaksanaannya masih menemukan berbagai kendala sekaligus tantangan, baik pada tataran teoritis maupun pada tataran praktis, baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal.
Pada tataran teoritis misalnya belum terumusnya secara utuh berbagai konsep ekonomi dalam ekonomi Islam. Sedangkan pada tataran praktis belum tersedianya sejumlah institusi dan kelembagaan yang lebih luas dalam pelaksanaan Ekonomi Islam. Adapun dari aspek internal adalah sikap umat Islam sendiri yang belum maksimal dalam menerapkan ekonomi Islam. Sedangkan dari aspek eksternal adalah praktik-praktik kehidupan ekonomi yang sudah terbiasa dengan konsep-konsep ekonomi konvensional.
Kini, ekonomi Islam - dalam berbagai model dan bentuknya - memasuki tahap dimana suatu pendekatan yang lebih kritis dan integratif terhadap keseluruhan teori dan praktiknya sangat penting dilakukan. Sudah waktunya untuk mencari perbaikan yang lebih besar dan mutakhir. Berbagai pihak yang terlibat dengan disiplin ini, dihadapkan pada tugas-tugas yang menantang, yaitu meninjau ulang seluruh situasi, paling tidak pada tiga persoalan berikut. Pertama; membawa bersama usaha yang dilakukan oleh berbagai pihak dalam suatu pandangan sistem ekonomi Islam yang menyeluruh, tidak terkonsentrasi pada elemen khusus dari persoalan ekonomi Islam saja.
Kedua; meninjau ulang secara kritis berbagai model implementasi ekonomi Islam. Yang bertujuan untuk menguji teori-teori dan mengevaluasi lembaga-lembaga yang tumbuh terhadap kemungkinan kendala-kendala dan hambatan yang muncul. Ketiga; perlu meletakkan keseluruhan teori dan praktek perekonomian Islam dalam perspektif ekonomi dan moral Islam serta tata sosial. Unsur apapun dari sistem Islam, betapun pentingnya, tidak dapat melahirkan hasil yang diinginkan jika operasi dalam kesendirian. Hal ini harus mengarah pada perubahan-perubahan komplementer untuk melengkapi proses.
Misalnya penghapusan riba, itu hanyalah salah satu aspek dari program ekonomi Islam. Ia harus diikuti dengan, dan diperkuat melalui perubahan-perubahan struktural dan motivasional lainnya.4 Sehingga dari upaya-upaya diatas diharapkan sampai pada pengembangan suatu sistem ekonomi Islam yang komprehensif. Dalam konteks inilah, penulis dalam tulisan ini mencoba memaparkan ekonomi Islam: Prospek dan Tantangannya khususnya pengalaman di Indonesia, antara lain; berhubungan dengan lembaga keuangan Syariah dan Pengembangan Kurikulum Ekonomi Islam di Perguruan Tinggi Agama Islam.
Karena panjangnya pembahasan yang secara mendetail,maka silahkan sahabat download secara gratis disini
Selengkapnya dapat dibaca di:
http://ilmuperbankan.blogspot.com/2010/03/ekonomi-islam-aplikasi-dan-pengembangan.html
Minggu, 11 Juli 2010
Israel Annexes West Bank Mosques
| |||
CAIRO — The Israeli occupation authorities have decided to place two historic mosques in the occupied West Bank to a list of alleged Jewish heritage sites, drawing immediate rebuke from Palestinians and Israelis alike. "This announcement is an act of aggression against the cultural and religious rights of the Palestinian people," Hamdan Taha, director of the Palestinian Tourism Ministry's Antiquities Department, told the independent Maan news agency on Monday, February 22. Hawkish Israeli Premier Binyamin Netanyahu announced Sunday, February 21, adding Ibrahimi Mosque in Al-Khalil (Hebron) and Bilal Mosque in Bethlehem to a list of 150 so-called Jewish heritage sites that would be renovated to reconnect Israelis to their history. The two Muslim sites were not included in the original plan which was first presented by Netanyahu on February 3. But under pressure from right-wing ministers, Netanyahu decided to add the two sites to the plan. Built in 635 A.D., Ibrahimi Mosque is one of the first Muslim worship places in Palestine. But Jewish extremists claim the two sites, known to Israelis as the Cave of the Patriachs and Rachel's Tomb, belong to historical Jewish heritage. "Instead of making use of heritage to promote peace, it is being used as a means to promote war," lamented Taha, the Palestinian official. Taha asserted that attempt to designate the two mosques as Jewish heritage sites "reflects an artificial history that solely serves Israel's settlement policy." "A religious shrine respected by Muslims, Christians, and Jews should be respected as a cultural and religious symbol, not as an opportunity to obstruct international efforts to reach a peace agreement." Condemnation Palestinians in Al-Khalil declared a general strike Monday to pretest the Israeli decision. Al-Khalil Mayor Kahled Al-Eseili urged UNESCO to act quickly to protect the status of the Muslim shrines. "(We urge UNESCO) to protect the Ibrahimi Mosque, prevent its desecration, and act against alterations to its features." He asserted that the international law, including the Hague conventions, obliges the occupation authority not to change the historical heritage of the occupied. "International law forbids an occupying power to change the status quo in the occupied territory," agreed Israeli Arab Hadash Party Chairman Muhammad Barakei. "We are dealing with two mosques that have been in existence for hundreds of years in both Al-Khalil and Bethlehem, and this decision of the Netanyahu-Barak-Lieberman government indicates that they plan to continue the occupation and the bloodshed in the region." Israeli peace activists also blasted the move. "The heritage of Netanyahu and his government is a bi-national state and the continued development of the settlements," Peace Now director-general Yariv Oppenheimer said. "In the Cave of the Patriarchs and Rachel’s Tomb, Netanyahu is burying the two-state solution and making negotiations [with the Palestinians] irrelevant." The left-wing Israeli party Meretz also slammed the decision. "This is another attempt to blur the borders between the State of Israel and the occupied territories," Meretz party chairman Chaim Oron told the Hebrew-language daily Yedioth Ahronoth. "All it needs is a bit of pressure from the right, and Netanyahu falls into line. This decision puts Netanyahu's Bar-Ilan declaration of two states for two peoples in an absurd light." http://www.islamonline.net/ |
"Dad, I'm Dying"
| |||
These were the last words uttered by his 9-year-old son, Ibrahim, before he ended up as a practicing target for Israeli soldiers. "They killed my son in cold blood," says the grief-stricken father, still in a state of shock. Ibrahim joined more than 350 children killed by Israel in its three-week onslaught on the coastal enclave. He became a shooting practice for a squad of Israeli soldiers. "The Israelis did not show mercy for his innocence," said his tearful father from his bed at the Al-Shefa hospital in Gaza City. "They had no pity for his tiny body," added the heart-broken father. A Sunny Day Nothing in the day prepared the Awaga family for the tragic twist of events that unfolded. They woke up to a sunny morning after days of being locked in one small room to escape the massive Israeli bombardment. "Mom, let's have our breakfast out in the garden. I'm tired of staying in this room," the grieved mother recalls Ibrahim's plea. An hour later, the table was set in the garden and the family was hoping to enjoy rare moments of peace, unaware of the eyes watching them from a distance. A first missile stole the family's job before another destroyed their house. "Dad, I am dying," cried Ibrahim to his father who rushed frantically to his side. "Hurry, let's go," Awaga told his wife and two other children while carrying bleeding Ibrahim. But even before they could reach the gate, a flood of bullets showered them. One bullet hit the mother's leg and another hit the father's waist. Ibrahim's two frightened brothers ran for cover behind the rubbles of their bombed-out house. Shooting Practice As the firing died down, the family thought their misery was over. But the Israeli soldiers were not finished yet. "When the soldiers came closer, I thought they will kill me," said Awaga who faked being dead. "But they were aiming at my young child," he said choking at the bitter memory. One soldier came close to Ibrahim's body, turning him by his leg and laughing while another fired his gun to the dead boy's head. Laughs got louder as they carried the body to a higher place to start their party. For a whole hour, the father hushed his cries of pain as he watched the Israeli soldiers compete in sniping on his dead son's body. "They were using his bullet-ridden, bleeding body as a shooting practice. "With each bullet, they were humming with words I could not figure out, but it sounded full of rapture. It was as if they were celebrating." When they finally had enough "practicing," the Israelis took their guns and left the house. Four complete days passed before emergency doctors were able to find their way to the family and rush them to hospital. "What did my son do to deserve that?" Awaga asks, shaking his head in disbelief. "The Israelis killed my kid, not once or twice but a thousand times." |
Sebab-Sebab Bertambahnya Iman
“Sebab-Sebab Bertambahnya Iman”
Oleh: Syaikh Abdur Razak bin Muhsin Al-Badar
إن الإيمان ليخلق في جوف أحدكم كما يخلق الثوب الخلق فاسألوا الله أن يجدد الإيمان في قلوبكم
“Sesungguhnya iman akan hilang dari dalam tubuh seseorang dari kalian sebagaimana usangnya baju. Maka hendaknya kalian meminta kepada Allah agar Allah memperbaharui iman kalian dalam hati-hati kalian.” (HR Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, Ath-Thabrani dalam Mu’jam al-Kabir, dan yang lainnya)
Hadits ini adalah hadits yang agung dalam pembahasan tentang keimanan, yang menjelaskan bahwa iman itu bertambah dan berkurang di dalam hati dan anggota badan mengikutinya.
Sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam إن الإيمان ليخلق في جوف أحدكم artinya iman itu akan berkurang dan akan sirna sediki demi sedikit dalam tubuh kalian. Oleh karena itu Nabi shallallahu alaihi wasallam di akhir hadits mengatakan فاسألوا الله أن يجدد الإيمان في قلوبكم, beliau memberi petunjuk kepada kita agar kita selalu memperbaharui iman kita dengan meminta kepada Allah.
Dalam hadits ini Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menyebutkan dua perkara:
1. Bahwa iman itu akan berkurang sedikit demi sedikit.
2. Bahwa iman itu dapat diperbaharui, dikembangkan atau diperkuat.
Seorang muslim harus mengetahui sebab-sebab yang mengurangi imannya sehingga sirna dari dirinya. Demikian pula iman dapat bertambah. Seorang muslim harus mengetahui sebab-sebab bertambahnya iman sehingga dapat memperkuat imannya.
Perkataan para Salaf tentang iman:
Umar bin Khathab radhiallahu anhu:
هَلُمُّوا نَزْدَدْ إِيمَانًا
“Marilah agar kita dapat menambah keimanan “
Abdullah bin Mas’ud: “
اجلسوا بنا نزدد إيمان
“Marilah duduk bersama kami agar kita dapat menambah keimanan.”
Mu’adz bin Jabal
اجْلِسْ بِنَا نُؤْمِنْ سَاعَةً
“Marilah duduk bersama kami untuk menambah keimanan selama satu jam.” (HR Bukhari)
Abdullah bin Rawaahah:
كَانَ عَبْدُ اللهِ بْنُ رَوَاحَةَ يَأْخُذُ بِيَدِ النَّفَرِ مِنْ أَصْحَابِهِ فَيَقُولُ : تَعَالَوْا نُؤْمِنُ سَاعَةً تَعَالَوْا فَلْنَذْكُرَ اللَّهَ وَنَزْدَدْ إيمَانًا ، تَعَالَوْا نَذْكُرُهُ بِطَاعَتِهِ لَعَلَّهُ يَذْكُرُنَا بِمَغْفِرَتِهِ
“Abdullah ibn Rawaahah biasa menggandeng tangan sahabatnya dan berkata, ‘Marilah kita beriman selama satu jam. Marilah kita berdizikir kepada Allah dan menambah keimanan. Marilah kita berdzikir kepada Allah dengan mentaati-Nya semoga Dia mengingat kita dengan mengampuni kita”
Maksud mereka dengan perkataan ini adalah mengajak untuk berkumpul di majelis ilmu untuk mengingat Allah, majelis yang dapat menambah keimanan. Mengingat tentang kebesaran Allah, mengingat tentang halal dan haram, belajar agama Allah, dan lain-lain akan menambah keimanan seseorang dan menghilangkan sifat lalai dari dirinya.
Abu Darda radhiallahu anhu berkata:
، وَمِنْ فِقْه الْعَبْدِ أَنْ يَعْلَمَ أَيَزْدَادُ هُوَ أَمْ يَنْقصُ .
“Diantara tanda kefakihan seseorang adalah mengetahui imannya bertambah atau berkurang.”
Umair ibn Habib bin Khatmi
حبيب بن خماشة أنه قال : الإيمان يزيد و ينقص
فقيل له : و ما زيادته ؟ و ما نقصانه ؟
قال : إذا ذكرنا الله عزوحل وحمدناه وسبحناه فذلك زيادته و إذا غفلنا و ضيعنا و نسينا فذلك نقصانه
“Iman itu bertambah dan berkurang” Dikatakan kepadanya: “Apa yang manmbahnya dan apa yang menguranginya?” Dia berkata: “Jika kita mengingat Allah dan memuji Allah dan bertasbih kepada Allah itulah bertamahnya keimanan. Dan jika kita lalai dan kita lupa, maka itulah yang mengurangi iman.”
Adapun di antara sebab-sebab bertambahnya iman:
1. Mempelajari ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu syariat yang dibangun di atas Al-Qur’an dan Sunnah, bersungguh-sungguh berussaha memahami al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, mempelajari tentang halal dan haram, mempelajari hal-hal yang dapat melembutkan hati seseorang, dan lain-lain. Keutamaan menuntut ilmu terdapat dalam banyak nash, diantaranya hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam:
من يرد الله خيراً يفقهه فى الدين
“Barangsiapa yang Allah menginginkan kebaikan baginya, maka akan dipahamkan akan agamanya.”
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang menempuh suatu jalan menuntut ilmu Allah akan memudahkan jalan baginya menuju surga.”
Diantara ilmu yang paling penting adalah membaca dan mempelajari Al-Qur’an, karena dengan mempelajari al-Qur’an akan sangat besar manfaatnya dalam menambah keimanan seseorang. Sesungguhnya Al-Qur’an adalah petunjuk, pembawa rahmat, obat bagi hati. Allah berfirman:
وَهَذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ مُصَدِّقُ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَلِتُنْذِرَ أُمَّ الْقُرَى وَمَنْ حَوْلَهَا وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْآَخِرَةِ يُؤْمِنُونَ بِهِ وَهُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ
“Dan ini (Al Quraan) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. Orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al Quraan) dan mereka selalu memelihara sembahyangnya. “ (QSAl-An’am : 92)
وَهَذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ فَاتَّبِعُوهُ وَاتَّقُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Dan Al-Quraan itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat. “ (QS Al-An’am : 155)
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آَيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran. “ (QS Shaadh : 29)
إِنَّ هَذَا الْقُرْآَنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا
“Sesungguhnya Al Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar, “ (QS Al-Israa : 9)
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآَنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا
“Dan Kami turunkan dari Al Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. “ (QS Al-Israa : 82)
Ayat2 ini menunjukkan akan keagungan al-Qur’an sebagai kitab yang membawa petunjuk dan membawa kebaikan. Semakin dekat seseorang dengan al-Qur’an, semakin sering mempelajarinya, memahami dan mengamalkannya akan semakin menambah keimanan seseorang.
Allah menyebutkan sifat-sifat orang Mukmin yang sempurna:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آَيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. “ (QS Al-Anfaal : 2)
Allah memberikan pemisalan akan keagungan Al-Qur’an”
لَوْ أَنْزَلْنَا هَذَا الْقُرْآَنَ عَلَى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
“Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quraan ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir. “ (QSAl-Hasyr : 21)
2. Berusaha mengenal nama-nama dan sifat-sifat Allah subhanahu wata’ala sehingga membuat dia melaksanakan konsekuensi dari nama-nama dan sifat-sifat Allah. Allah berfriman:
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama” (QS Fathir [35] : 28)
Sesungguhnya orang-orang yang berilmu yang merasa takut kepada Allah. Oleh karena itu semakin kenal dan paham seseorang tentang nama-nama Allah dan semakin mengenal akan sifat-sifat-Nya, maka mereka itulah yang senantiasa dekat dan takwa kepada Allah dan semakin tinggi keimanannya kepada Allah. Adapun orang yang tidak mengenal nama-nama dan sifat-sifat Allah, maka akan semakin jauh dia dari Allah dan semakin lemah keimanannya terhadap Allah.
Sebagai contoh jika seorang hamba mengetahui bahwa Allah adalah Esa dalam memberikan kemanfaatan dan kemudharatan. Demikian juga masalah memberi rizki, menghidupkan dan mematikan. Dengan mengetahui ini seseorang akan bertawakkal kepada Allah.
Jika seseorang mengetahui bahwa Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat, dan Maha Mengetahui, tidak ada sesuatu sekecil apapun di langit dan di bumi yang luput dari Allah, Allah mengetahui khianatnya pandangan mata, Allah mengetahui apa yang terdapat di dalam hati manusia, maka seseorang akan menjaga pandangannya, menjaga perkataan lisannya, dan menjaga gerak-gerik hatinya, karena semua itu tidak satu pun yang luput dari ilmu Allah. Semua perbuatan yang dilakukan sesuai degan yang diridhai oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Maka dia akan berusaha seluruh anggota tubuhnya agar sesuai dengan apa yang diridhai Allah subhanahu wa ta’ala.
Demikian juga jika seorang hamba mengetahui bahwa Allah Maha Kaya, Maha Baik, Maha Penyayang, maka hal ini akan menumbuhkan pengharapan yang besar kepada dirinya. Hal ini akan mendorongnya untuk semakin memperbanyak ibadah karena besarnya pengharapannya.
Demikian juga jika seorang hamba mengetahui bahwa Allah Maha Sempurna, Maha Indah, maka hal ini akan menimbulkan kerinduan untuk bertemu dengan Rabb-nya, maka hal ini akan menumbuhkan banyak peribadan dalam dirinya.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ لِلَّهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمًا مِائَةً إِلَّا وَاحِدًا مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Sesungguhnya Allah memiliki sembilan puluh semiblan nama. Barangsiapa yang menghitungnya maka akan masuk surga.” (HR Bukhari Muslim)
Yang diaksud dengan menghitung adalah menghitung, menghafalkan dan memahami kandungan nama-nama tersebut dan berusaha mengamalkan konsekuensinya.
3. Memperhatikan dan mempelajari sirah Nabawiyah dan faidah-faidah yang diambil dari sirah Nabi shallallahu alaihi wasallam. Sesungguhnya Nabi adalah manusia pilihan yang diutus Allah kepada hamba-hamba-Nya dengan agama yang sempurna dan jalan yang lurus, sebagai rahmat bagi alam semesta, pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa dan hujjah bagi seluruh mahluk.
Dengan sebab beliau Allah memberi petunjuk kepada jalan yang paling lurus. Allah mewajbikan para hamba-Nya untuk taat kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam, menolongnya, mencintainya, mencitani keluarganya. Bahkan Allah telah menutup pintu-pintu surga, kecuali satu jalan yang ditempuh oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam.
Tidak ada jalan untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat kecuali dengan mengikuti jalan Nabi shallallahu alaihi wasallam.
Yang dimaksud di sini bukan sekedar membaca sirah Nabi shallallahu alaihi wasallam yang dapat menambah keimanan. Akan tetapi yang dimaksud adalah membacanya, mengambil teladan pelajaran dari perjalanan hidup beliau, akhlak dan adab beliau shallallahu alaihi wasallam dan berusaha mempraktekkannya.
4. Hendaknya seseorang merenungkan keindahan agama Islam. Sesungguhnya agama islam seluruhnya indah, aqidah Islam adalah aqidah yang paling benar, Aklah islam adalah akhlak yang paling mulia. Demikian pula amalan ibadah, Hukum-hukum islam adalah hukum-hukum yang paling adil. Maka Allah akan menghiasai dirinya dengan iman dan menjadikannya dia semakin cinta kepada keimanan. Allah berfirman mengenai karunia-Nya kepada hamba-hamba pilihanNya yaitu para Sahabat:
وَلَكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ
“tetapi Allah menjadikan kamu 'cinta' kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu.” (QS Al-Hujarat [49] : 7)
Jika seseorang mengetahui keindahan syariat Islam, keimanan kepada Islam menjadi sesuatu yang dia cintai di dalam dirinya. Dengan demikian akan merasakan manisnya keimanan dalam dirinya.
5. Membaca sejarah para salafus shalih, para Sahabat, Tabi’in dan Tabi’ut Tai’it, orang-orang terbaik dari umat Islam, para pembela Islam yang kaum Muslimin mendapatkan petunjuk melalui jalan mereka. Allah telah memuji para Sahabat di dalam Al-Qur’an:
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia...” (QS Al-Imran [3] : 110)
Pada sahabat adalah manusia pilihan dari umat manusia, maka mempelajari bagaimana sirah mereka, akhlak mereka, perjuangan mereka dalam membela Islam juga dapat menambah keimanan.
Nabi shallallahu alaihi wasalalm bersabda:
خَيْرُ أُمَّتِي الْقَرْنُ الَّذِينَ بُعِثْتُ فِيهِمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
“Sebaik-baik umat adalah generasi yang aku diutus di dalamnya, kemudian setelahnya.” (HR Muslim)
Maka barangsiapa yang menmperhatikan sejarah mereka, maka dia akan mengetahui kebaikan-kebaikan mereka, teladan mereka terhadap Rasulullah, perhatian mereka terhadap keimanan, ketakutan mereka terhadap dosa dan maksiat, keseriusan mereka menjauhkan diri dari riya dan kemunafikan, bagaimana semangat mereka untuk taat kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan berlomba-lombanya dalam melakukan kebaikan. Jika seseorang melihat kondisi mereka yang demikian, maka dia akan berusaha meneladani mereka dengan sebaik-baiknya, maka akan bertambah keimanan sebagaimana bertambahnya keimanan mereka.
6. Memperhatikan kebesaran Allah di alam semesta.
Salah satu sebab yang mudah untuk menambah keimanan seseorang adalah memperhatikan dan merenungkan kebesaran Allah yang terdapat di alam semesta. Allah berfirman:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآَيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,” (QS Al-Iraan [3] : 190)
Dan dalam ayat yang lain Allah berfirman:
أَفَلَا يَنْظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ وَإِلَى السَّمَاءِ كَيْفَ رُفِعَتْ وَإِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ وَإِلَى الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?.” (QS Al-Ghasyiyah [88] : 17-20)
Ayat-ayat ini dan yang semisalnya mengingatkan kita untuk hendaknya memperhatikan tanda-tanda kebesaran Allah untuk menambah keimanan kita.
7. Hendaknya seorang muslim bersungguh-sungguh untuk beramal shalih dengan niat ikhlas kepada Allah Ta’ala dan melakukannya secara berkesinambungan. Karena sesungguhnya setiap amal yang disyariatkan oleh Allah subhanahu wa ta’alam jika dikerjakan dengan niat ikhlas karena Allah akan menambah keimanan. Keimanan bertambah seiring dengan bertambahnya ketaatan, dan semakin banyak ibadah akan semakin menambah keimanan seseorang.
Di antara perkara yang bisa menambah keimanan seseorang yaitu berusaha untuk senantiasa bersahabat dengan orang-orang yang shalh, yang bisa mengingatkannya kepada akhirat, bisa membuatnya tidak lalai dari mengingat Allah subhanahu wa ta’ala. Berusaha untuk senantiasa beramar ma’ruf dan nahi mungkar, dan selalu berusaha untuk menjalankan sebab-sebab yang akan mendatangkan bertambahnya iman ke dalam dirinya, dan menjauhkan dirinya dari sebab-sebab yang dapat mengurangi keimanannya.
Silahkan dengan kajian penuh berkah selengkapnya dari Syaikh Abdur Razak bin Muhsin al-Badar dari link berikut. (Sumber Radio Rodja)
Sebab-Sebab Bertambahnya Iman
Mukjizat Terbelahnya Bulan
- Judul: Mukjizat Terbelahnya Bulan
- Sumber: The Moon Cleft Asunder
- Penulis: Prof. Zaghlul Al-Neggar
- Artikel oleh: A Learning Page
Anas bin Malik radhiallahu anhu meriwayatkan bahwa penduduk Makkah pernah meminta Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memperlihatkan kepada mereka tanda (kekuasaan) Allah. Lalu beliau memperlihatkan kepada mereka bulan terbelah menjadi dua sehingga mereka melihat celah diantara kedua belahan itu. (HR Bukhari).
Diambil dari blognya:
http://www.khayla.net/2009/01/mukjizatterbelahnya-bulan.html