SINOPSIS

Tujuan blog ini adalah untuk menebarkan indahnya cahaya kehidupan dengan menyadari bahwa ada kebaikan dalam setiap fase waktu dan peristiwa yang dialami seseorang, serta untuk mengingatkan diri kita akan keberkahan pandangan hidup ini, baik di dunia maupun di akhirat. Dengan memaparkan apa-apa saja yang menghalangi seseorang untuk melihat kebaikan, Blog ini mudah-mudahan dapat menolong dari “kematian” menuju cara berpikir yang diajarkan oleh Islam. Blog ini ditulis untuk mendorong seseorang agar mengadaptasi prinsip-prinsip moral yang dengannya, ia dapat berkata, “Ada kebaikan di dalamnya.” Tidak hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan perasaan dan hati. Ia menunjukkan kesabaran dalam menghadapi kesulitan dengan penuh ketundukan dan rasa syukur, bukan hanya terus-menerus menderita dalam situasi demikian. Mengingatkan satu sama lain tentang kesempurnaan takdir yang telah dituliskan oleh Allah adalah ajakan bagi semua kaum mukminin agar menikmati indahnya penyerahan diri pada kebijaksanaan Allah yang tak terhingga.








More Bismillah Comments



Content this BLOG


Kamis, 15 Juli 2010

60 Pintu Pahala Dan Pelebur Dosa

Tahukah anda ada 60 Pintu Pahala Dan Pelebur Dosa yang perlu dipelajari dan diikuti

السلام عليكم و رحمة الله و بركاته

Segala puji bagi Allah Rabb alam semesta, shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad saw dan utusan yang paling mulia. Risalah ini ditujukan kepada setiap muslim yang beribadah kepada Allah semata dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.

Tujuan utama yang sangat urgen bagi setiap muslim adalah ia keluar meninggalkan dunia fana ini dengan ampunan Allah dari segala dosa sehingga Allah tidak menghisabnya pada hari Kiamat, dan memasukkannya ke dalam surga kenikmatan, hidup kekal didalamnya, tidak keluar selama-lamanya.

Di dalam risalah yang sederhana ini kami sampaikan beberapa amalan yang dapat melebur dosa dan membawa pahala yang besar, yang kesemuanya bersumber dari hadist-hadist yang shahih. Kita bermohon kepada Allah yang Maha Hidup, yang tiada Tuhan yang haq selain Dia, untuk menerima segala amalan kita. Sesungguhnya Ia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

1. TAUBAT
"Barangsiapa yang bertobat sebelum matahari terbit dari barat, niscaya Allah akan mengampuninya" HR.Muslim, No. 2703. "Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla menerima tobat seorang hamba selama ruh belum sampai ketenggorokan". 

2. KELUAR UNTUK MENUNTUT ILMU
"Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah memudahkan baginya dengan (ilmu) itu jalan menuju surga" HR. Muslim, No. 2699. 

3. SENANTIASA MENGINGAT ALLAH
"Inginkah kalian aku tunjukkan kepada amalan-amalan yang terbaik, tersuci disisi Allah, tertinggi dalam tingkatan derajat, lebih utama daripada mendermakan emas dan perak, dan lebih baik daripada menghadapi musuh lalu kalian tebas batang lehernya, dan merekapun menebas batang leher kalian. Mereka berkata: "Tentu", lalu beliau bersabda: (( Zikir kepada Allah Ta`ala ))" HR. At Turmidzi, No. 3347. 

4. BERBUAT YANG MA`RUF DAN MENUNJUKKAN JALAN KEBAIKAN
"Setiap yang ma`ruf adalah shadaqah, dan orang yang menunjukkan jalan kepada kebaikan (akan mendapat pahala) seperti pelakunya" HR. Bukhari, Juz. X/ No.374 dan Muslim, No. 1005. 

5. BERDA`WAH KEPADA ALLAH
"Barangsiapa yang mengajak (seseorang) kepada petunjuk (kebaikan), maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun" HR. Muslim, No. 2674. 

6. MENGAJAK YANG MA`RUF DAN MENCEGAH YANG MUNGKAR.
"Barangsiapa diantara kalian melihat suatu kemungkaran, maka hendaklah ia mengubah kemungkaran itu dengan tangannya, jika ia tidak mampu maka dengan lisannya, jika ia tidak mampu (pula) maka dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemahnya iman" HR.Muslim, No. 804.

7. MEMBACA AL QUR`AN
"Bacalah Al Qur`an, karena sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat untuk memberikan syafa`at kepada pembacanya" HR. Muslim, No. 49.

8. MEMPELAJARI AL QUR`AN DAN MENGAJARKANNYA
"Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al Qur`an & mengajarkannya " HR. Bukhari, Juz. IX/No. 66.

9. MENYEBARKAN SALAM
"Kalian tidak akan masuk surga sehingga beriman, dan tidaklah kalian beriman (sempurna) sehingga berkasih sayang. Maukah aku tunjukan suatu amalan yang jika kalian lakukan akan menumbuhkan kasih sayang di antara kalian? (yaitu) sebarkanlah salam" HR. Muslim, No.54.

10. MENCINTAI KARENA ALLAH
"Sesungguhnya Allah Ta`ala berfirman pada hari kiamat:((Di manakah orang-orang yang mencintai karena keagungan-Ku? Hari ini Aku akan menaunginya dalam naungan-Ku, pada hari yang tiada naungan selain naungan-Ku))" HR. Muslim, No. 2566. 

11. MEMBESUK ORANG SAKIT
"Tiada seorang muslim pun membesuk orang muslim yang sedang sakit pada pagi hari kecuali ada 70.000 malaikat bershalawat kepadanya hingga sore hari, dan apabila ia menjenguk pada sore harinya mereka akan shalawat kepadanya hingga pagi hari, dan akan diberikan kepadanya sebuah taman di surga" HR.Tirmidzi, No. 969.

12. MEMBANTU MELUNASI HUTANG
"Barangsiapa meringankan beban orang yang dalam kesulitan maka Allah akan meringankan bebannya di dunia dan di akhirat" HR. Muslim, No.2699.

13. MENUTUP AIB ORANG LAIN
"Tidaklah seorang hamba menutup aib hamba yang lain di dunia kecuali Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat" HR. Muslim, No. 2590.

14. MENYAMBUNG TALI SILATURAHMI
"Silaturahmi itu tergantung di `Arsy (Singgasana Allah) seraya berkata: "Barangsiapa yang menyambungku maka Allah akan menyambung hubungan dengannya, dan barangsiapa yang memutuskanku maka Allah akan memutuskan hubungan dengannya" HR. Bukhari, Juz. X/No.423 dan HR. Muslim, No. 2555.

15. BERAKHLAK YANG BAIK
"Rasulullah SAW ditanya tentang apa yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam surga, maka beliau menjawab: "Bertakwa kepada Allah dan berbudi pekerti yang baik" HR. Tirmidzi, No. 2003.

16. JUJUR
"Hendaklah kalian berlaku jujur karena kejujuran itu menunjukan kepada kebaikan, dan kebaikan menunjukan jalan menuju surga" HR. Bukhari Juz. X/No. 423 dan HR.Muslim., No. 2607.

17. MENAHAN MARAH
"Barangsiapa menahan marah padahal ia mampu menampakkannya maka kelak pada hari kiamat Allah akan memanggilnya di hadapan para makhluk dan menyuruhnya untuk memilih bidadari yang ia sukai" HR. Tirmidzi, No. 2022.

18. MEMBACA DO`A PENUTUP MAJLIS
"Barangsiapa yang duduk dalam suatu majlis dan banyak terjadi di dalamnya kegaduhan lalu sebelum berdiri dari duduknya ia membaca do`a: (Maha Suci Engkau Ya Allah dan dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa Tidak ada Ilah (Tuhan) yang berhak disembah kecuali Engkau, aku memohon ampun dan bertobat kepada-Mu) melainkan ia akan diampuni dari dosa-dosanya selama ia berada di majlis tersebut" HR. Tirmidzi, Juz III/No. 153.

19. SABAR "
Tidaklah suatu musibah menimpa seorang muslim baik berupa malapetaka, kegundahan, rasa letih, kesedihan, rasa sakit, kesusahan sampai-sampai duri yang menusuknya kecuali Allah akan melebur dengannya kesalahan-kesalahannya" HR. Bukhari, Juz. X/No. 91.

20. BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA
"Sangat celaka, sangat celaka, sangat celaka...! Kemudian ditanyakan: Siapa ya Rasulullah?, beliau bersabda: ((Barangsiapa yang mendapati kedua orang tuanya atau salah satunya di masa lanjut usia kemudian ia tidak bisa masuk surga))" HR. Muslim, No. 2551.

21. BERUSAHA MEMBANTU PARA JANDA DAN MISKIN
"Orang yang berusaha membantu para janda dan fakir miskin sama halnya dengan orang yang berjihad di jalan Allah" dan saya (perawi-pent) mengira beliau berkata:((Dan seperti orang melakukan qiyamullail yang tidak pernah jenuh, dan seperti orang berpuasa yang tidak pernah berbuka" HR. Bukhari, Juz. X/No. 366. 

22. MENANGGUNG BEBAN HIDUP ANAK YATIM
"Saya dan penanggung beban hidup anak yatim itu di surga seperti begini," seraya beliau menunjukan kedua jarinya: jari telunjuk dan jari tengah.HR. Bukhari, Juz. X/No. 365. 

23. WUDHU`
"Barangsiapa yang berwudhu`, kemudian ia memperbagus wudhu`nya maka keluarlah dosa-dosanya dari jasadnya, hingga keluar dari ujung kukunya" HR. Muslim, No. 245.

24. BERSYAHADAT SETELAH BERWUDHU`
Barangsiapa berwudhu` lalu memperbagus wudhu`nya kemudian ia mengucapkan: (Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan yang haq selain Allah tiada sekutu bagi-Nya, dan saya bersaksi bahwa Muhammad hamba dan utusan-Nya,Ya Allah jadikanlah aku termasuk orang yang bertobat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bersuci),"maka dibukakan baginya pintu-pintu surga dan ia dapat memasukinya dari pintu mana saja yang ia kehendaki"HR. Muslim, No. 234.

25. MENGUCAPKAN DO`A SETELAH AZAN
"Barangsiapa mengucapkan do`a ketika ia mendengar seruan azan: ((Ya Allah pemilik panggilan yang sempurna dan shalat yang ditegakkan, berilah Muhammad wasilah (derajat paling tinggi di surga) dan kelebihan, dan bangkitkanlah ia dalam kedudukan terpuji yang telah Engkau janjikan kepadanya)) maka ia berhak mendapatkan syafa`atku pada hari kiamat"HR.Bukhari, Juz. II/No. 77. 

26. MEMBANGUN MASJID
"Barangsiapa membangun masjid karena mengharapkan keridhaan Allah maka dibangunkan baginya yang serupa di surga" HR. Bukhari, No. 450.

27. BERSIWAK
"Seandainya saya tidak mempersulit umatku niscaya saya perintahkan mereka untuk bersiwak pada setiap shalat"HR. Bukhari II/No. 331 dan HR. Muslim, No. 252. 

28. BERANGKAT KE MASJID
"Barangsiapa berangkat ke masjid pada waktu pagi atau sore, niscaya Allah mempersiapkan baginya tempat persinggahan di surga setiap kali ia berangkat pada waktu pagi atau sore" HR. Bukhari, Juz. II/No. 124 dan HR. Muslim, No. 669. 

29. SHALAT LIMA WAKTU
"Tiada seorang muslim kedatangan waktu shalat fardhu kemudian ia memperbagus wudhu`nya, kekhusyu`annya dan ruku`nya kecuali hal itu menjadi pelebur dosa-dosa yang dilakukan sebelumnya selama ia tidak dilanggar suatu dosa besar. Dan yang demikian itu berlaku sepanjang masa" HR. Muslim, No. 228. 

30. SHALAT SUBUH DAN ASHAR
"Barangsiapa shalat pada dua waktu pagi dan sore (subuh dan ashar) maka ia masuk surga" HR. Bukhari, Juz. II/No. 43.

31. SHALAT JUM`AT
"Barangsiapa berwudhu` lalu memperindahnya, kemudian ia menghadiri shalat Jum`at, mendengar dan menyimak(khutbah) maka diampuni dosanya yang terjadi antara Jum`at pada hari itu dengan Jum`at yang lain dan ditambah lagi tiga hari" HR. Muslim, 857.

32. SAAT DIKABULKANNYA PERMOHONAN PADA HARI JUM`AT
"Pada hari ini terdapat suatu saat bilamana seorang hamba muslim bertepatan dengannya sedangkan ia berdiri shalat seraya bermohon kepada Allah sesuatu, tiada lain ia akan dikabulkan permohonannya"HR. Bukhari, Juz. II/No. 344 dan HR. Muslim, No. 852.

33. MENGIRINGI SHALAT FARDHU DENGAN SHALAT SUNNAT RAWATIB
"Tiada seorang hamba muslim shalat karena Allah setiap hari 12 rakaat sebagai shalat sunnat selain shalat fardhu, kecuali Allah membangunkan baginya rumah di surga" HR. Muslim, No. 728. 

34. SHALAT 2 (DUA) RAKAAT SETELAH MELAKUKAN DOSA
"Tiada seorang hamba yang melakukan dosa, lalu ia berwudhu` dengan sempurna kemudian berdiri melakukan shalat 2 rakaat, lalu memohon ampunan Allah, melainkan Allah mengampuninya" HR. Abu Daud, No.1521. 

35. SHALAT MALAM
"Shalat yang paling afdhal setelah shalat fardhu adalah shalat malam" HR. Muslim, No. 1163.

36. SHALAT DHUHA
"Setiap persendian dari salah seorang di antara kalian pada setiap paginya memiliki kewajiban sedekah, sedangkan setiap tasbih itu sedekah, setiap tahmid itu sedekah, setiap tahlil itu sedekah, setiap takbir itu sedekah, memerintahkan kepada yang makruf itu sedekah dan mencegah dari yang mungkar itu sedekah, tetapi semuanya itu dapat terpenuhi dengan melakukan shalat 2 rakaat dhuha" HR. Muslim, No. 720.

37. SHALAWAT KEPADA NABI SAW
"Barangsiapa bershalawat kepadaku satu kali maka Allah membalas shalawatnya itu sebanyak 10 kali" HR. Muslim, No. 384.

38. PUASA
"Tiada seorang hamba berpuasa satu hari di jalan Allah melainkan Allah menjauhkannya karena puasa itu dari neraka selama 70 tahun" HR. Bukhari, Juz. VI/No. 35.

39. PUASA 3 (TIGA) HARI PADA SETIAP BULAN
"Puasa 3 (tiga) hari pada setiap bulan merupakan puasa sepanjang masa" HR. Bukhari, Juz. IV/No. 192 dan HR.Muslim, No. 1159.

40. PUASA 60 (ENAM) HARI PADA BULAN SYAWAL
"Barangsiapa melakukan puasa Ramadhan, lalu ia mengiringinya dengan puasa 6 hari pada bulan Syawal maka hal itu seperti puasa sepanjang masa" HR. Muslim, 1164.

41. PUASA `ARAFAT
"Puasa pada hari `Arafat (9 Dzulhijjah) dapat melebur(dosa-dosa) tahun yang lalu dan yang akan datang" HR.Muslim, No. 1162.

42. PUASA `ASYURA
"Dan dengan puasa hari `Asyura (10 Muharram) saya berharap kepada Allah dapat melebur dosa-dosa setahun sebelumnya" HR. Muslim,No. 1162. 

43. MEMBERI HIDANGAN BERBUKA BAGI ORANG YANG BERPUASA
"Barangsiapa yang memberi hidangan berbuka bagi orang yang berpuasa maka baginya pahala seperti pahala orang berpuasa itu, dengan tidak mengurangi pahalanya sedikitpun" HR. Tirmidzi, No. 807.

44. SHALAT DI MALAM LAILATUL QADR
"Barangsiapa mendirikan shalat di (malam) Lailatul Qadr karena iman dan mengharap pahala, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu"HR. Bukhari Juz.IV/No. 221 dan HR. Muslim, No. 1165.

45. SEDEKAH
"Sedekah itu menghapuskan kesalahan sebagaimana air memadamkan api" HR. Tirmidzi, No. 2616.

46. HAJI DAN UMRAH
"Dari umrah ke umrah berikutnya merupakan kaffarah (penebus dosa) yang terjadi di antara keduanya, dan haji yang mabrur tidak ada balasan baginya kecuali surga" HR. Muslim, No. 1349. 

47. BERAMAL SHALIH PADA 10 HARI BULAN DZULHIJJAH
"Tiada hari-hari, beramal shalih pada saat itu lebih dicintai Allah daripada hari-hari ini, yaitu 10 hari pada bulan Dzulhijjah. Para sahabat bertanya: "Dan tidak (pula) jihad di jalan Allah? Beliau bersabda:"Tidak (pula) jihad di jalan Allah, kecuali orang yang keluar dengan jiwa dan hartanya kemudian ia tidak kembali lagi dengan membawa sesuatu apapun" HR.Bukhari, Juz. II/No. 381. 

48. JIHAD DI JALAN ALLAH
"Bersiap siaga satu hari di jalan Allah adalah lebih baik daripada dunia dan seisinya, dan tempat pecut salah seorang kalian di surga adalah lebih baik daripada dunia dan seisinya" HR. Bukhari, Juz. VI/No.11. 

49. INFAQ DI JALAN ALLAH
"Barangsiapa membantu persiapan orang yang berperang maka ia (termasuk) ikut berperang, dan barangsiapa membantu mengurusi keluarga orang yang berperang, maka iapun (juga) termasuk ikut berperang" HR. Bukhari, Juz.VI/No. 37 dan HR. Muslim, No. 1895.

50. MENSHALATI MAYIT DAN MENGIRINGI JENAZAH
"Barangsiapa ikut menyaksikan jenazah sampai dishalatkan maka ia memperoleh pahala satu qirat, dan barangsiapa yang menyaksikannya sampai dikubur maka baginya pahala dua qirat. Lalu dikatakan: "Apakah dua qirat itu?", beliau menjawab: ((Seperti dua gunung besar))" HR. Bukhari, Juz. III/No. 158. 

51. MENJAGA LIDAH DAN KEMALUAN
"Siapa yang menjamin bagiku "sesuatu" antara dua dagunya dan dua selangkangannya, maka aku jamin baginya surga" HR. Bukhari, Juz. II/No. 264 dan HR.Muslim, No. 265.

52. KEUTAMAAN MENGUCAPKAN LAA ILAHA ILLALLAH & SUBHANALLAH WA BI HAMDIH
"Barangsiapa mengucapkan:  sehari seratus kali, maka baginya seperti memerdekakan 10 budak, dan dicatat baginya 100 kebaikan,dan dihapus darinya 100 kesalahan, serta doanya ini menjadi perisai baginya dari syaithan pada hari itu sampai sore. Dan tak seorangpun yang mampu menyamai hal itu, kecuali seseorang yang melakukannya lebih banyak darinya". Dan beliau bersabda: "Barangsiapa mengucapkan: satu hari 100 kali, maka dihapuskan dosa-dosanya sekalipun seperti buih di lautan" HR. Bukhari, Juz. II/No. 168 dan HR. Muslim, No. 2691.

53. MENYINGKIRKAN GANGGUAN DARI JALAN
"Saya telah melihat seseorang bergelimang di dalam kenikmatan surga dikarenakan ia memotong pohon dari tengah-tengah jalan yang mengganggu orang-orang" HR.Muslim.

54. MENDIDIK DAN MENGAYOMI ANAK PEREMPUAN
"Barangsiapa memiliki tiga anak perempuan, di mana ia melindungi, menyayangi, dan menanggung beban kehidupannya maka ia pasti akan mendapatkan surga" HR.Ahmad dengan sanad yang baik.

55. BERBUAT BAIK KEPADA HEWAN
"Ada seseorang melihat seekor anjing yang menjilat- jilat debu karena kehausan maka orang itu mengambil sepatunya dan memenuhinya dengan air kemudian meminumkannya pada anjing tersebut, maka Allah berterimakasih kepadanya dan memasukkannya ke dalam surga" HR. Bukhari.

57. MENINGGALKAN PERDEBATAN
"Aku adalah pemimpin rumah di tengah surga bagi siapa saja yang meninggalkan perdebatan padahal ia dapat memenangkannya"HR. Abu Daud. 

58. MENGUNJUNGI SAUDARA-SAUDARA SEIMAN
(Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang para penghuni surga? Mereka berkata: "Tentu wahai Rasulullah", maka beliau bersabda: "Nabi itu di surga, orang yang jujur di surga, dan orang yang mengunjungi saudaranya yang sangat jauh dan dia tidak mengunjunginya kecuali karena Allah maka ia disurga")) Hadits hasan, riwayat At-Thabrani. 

59. KETAATAN SEORANG ISTRI TERHADAP SUAMINYA
"Apabila seorang perempuan menjaga shalatnya yang lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, dan menjaga kemaluannya serta menaati suaminya maka ia akan masuk surga melalui pintu mana saja yang ia kehendaki" HR.Ibnu Hibban, hadits shahih.

60. TIDAK MEMINTA-MINTA KEPADA ORANG LAIN
"Barangsiapa yang menjamin dirinya kepadaku untuk tidak meminta-minta apapun kepada manusia maka aku akan jamin ia masuk surga" Hadits shahih, riwayat Ahlus Sunan.

Wa min Allah at Tawfiq

Senin, 12 Juli 2010

ISI DATA ANDA







Name:




Email Address:







This form powered by Freedback

EKONOMI ISLAM: APLIKASI DAN PENGEMBANGAN KEILMUAN DI PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM

Islam merupakan agama yang kaaffah, yang mengatur segala perilaku kehidupan manusia. Bukan hanya menyangkut urusan peribadatan saja, urusan sosial dan ekonomi juga diatur dalam Islam.
Oleh karenanya setiap orang muslim, Islam merupakan sistem hidup (way of life) yang harus diimplementasikan secara menyeluruh dalam seluruh aspek kehidupannya tanpa kecuali.

Sudah cukup lama umat manusia mencari sistem untuk meningkatkan kesejahteraan khususnya di bidang ekonomi. Selama ini memang sudah ada beberapa sistem, diantaranya dua aliran besar sistem perekonomian yang dikenal di dunia, yaitu sistem ekonomi kapitalisme, dan sistem ekonomi sosialisme. Tetapi sistem-sistem itu tidak ada yang berhasil penuh dalam menawarkan solusi optimal. Konsekuensinya orang-orang mulai berpikir mencari alternatif. Dan alternatif yang oleh banyak kalangan diyakini lebih menjanjikan adalah sistem ekonomi Islam. Karena sistem ini berpijak pada asas keadilan dan kemanusiaan. Oleh karenanya, sistem ini bersifat universal, tanpa melihat batas-batas etnis, ras, geografis, bahkan agama.


Perkembangan ekonomi Islam di Indonesia dalam beberapa tahun terkahir ini, baik pada tataran teoritis-konseptual (sebagai wacana akademik) maupun pada tataran praktis (khususnya di lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non-bank), sangat pesat. Perkembangan ini tentu saja sangat menggembirakan, karena ini merupakan cerminan dari semakin meningkatnya kesadaran umat Islam dalam menjalankan syariat Islam. Hal ini konsekuensi dari pemahaman bahwa ekonomi Islam bukan hanya sekedar konsepsi. Ia merupakan hasil suatu proses transformasi nilai-nilai Islam yang membentuk kerangka serta perangkat kelembagaan dan pranata ekonomi yang hidup dan berproses dalam kehidupan masyarakat.

Adanya konsep pemikiran dan organisasi-organisasi yang dibentuk atas nama sistem ini sudah tentu bisa dinilai sebagai model dan awal pertumbuhannya. Tapi ia masih membutuhkan model-model banyak lagi, agar membentuk kesatuan yang lebih terpadu serta memiliki daya kemampuan untuk menghasilkan atau darinya dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan yang dapat diuji dalam penelitian dan praktek. Kendati perkembangan ekonomi Islam saat ini sangat prospek namun dalam pelaksanaannya masih menemukan berbagai kendala sekaligus tantangan, baik pada tataran teoritis maupun pada tataran praktis, baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal.

Pada tataran teoritis misalnya belum terumusnya secara utuh berbagai konsep ekonomi dalam ekonomi Islam. Sedangkan pada tataran praktis belum tersedianya sejumlah institusi dan kelembagaan yang lebih luas dalam pelaksanaan Ekonomi Islam. Adapun dari aspek internal adalah sikap umat Islam sendiri yang belum maksimal dalam menerapkan ekonomi Islam. Sedangkan dari aspek eksternal adalah praktik-praktik kehidupan ekonomi yang sudah terbiasa dengan konsep-konsep ekonomi konvensional.

Kini, ekonomi Islam - dalam berbagai model dan bentuknya - memasuki tahap dimana suatu pendekatan yang lebih kritis dan integratif terhadap keseluruhan teori dan praktiknya sangat penting dilakukan. Sudah waktunya untuk mencari perbaikan yang lebih besar dan mutakhir. Berbagai pihak yang terlibat dengan disiplin ini, dihadapkan pada tugas-tugas yang menantang, yaitu meninjau ulang seluruh situasi, paling tidak pada tiga persoalan berikut. Pertama; membawa bersama usaha yang dilakukan oleh berbagai pihak dalam suatu pandangan sistem ekonomi Islam yang menyeluruh, tidak terkonsentrasi pada elemen khusus dari persoalan ekonomi Islam saja.

Kedua; meninjau ulang secara kritis berbagai model implementasi ekonomi Islam. Yang bertujuan untuk menguji teori-teori dan mengevaluasi lembaga-lembaga yang tumbuh terhadap kemungkinan kendala-kendala dan hambatan yang muncul. Ketiga; perlu meletakkan keseluruhan teori dan praktek perekonomian Islam dalam perspektif ekonomi dan moral Islam serta tata sosial. Unsur apapun dari sistem Islam, betapun pentingnya, tidak dapat melahirkan hasil yang diinginkan jika operasi dalam kesendirian. Hal ini harus mengarah pada perubahan-perubahan komplementer untuk melengkapi proses.

Misalnya penghapusan riba, itu hanyalah salah satu aspek dari program ekonomi Islam. Ia harus diikuti dengan, dan diperkuat melalui perubahan-perubahan struktural dan motivasional lainnya.4 Sehingga dari upaya-upaya diatas diharapkan sampai pada pengembangan suatu sistem ekonomi Islam yang komprehensif. Dalam konteks inilah, penulis dalam tulisan ini mencoba memaparkan ekonomi Islam: Prospek dan Tantangannya khususnya pengalaman di Indonesia, antara lain; berhubungan dengan lembaga keuangan Syariah dan Pengembangan Kurikulum Ekonomi Islam di Perguruan Tinggi Agama Islam.

Karena panjangnya pembahasan yang secara mendetail,maka silahkan sahabat download secara gratis disini


Selengkapnya dapat dibaca di:
http://ilmuperbankan.blogspot.com/2010/03/ekonomi-islam-aplikasi-dan-pengembangan.html


Minggu, 11 Juli 2010

Israel Annexes West Bank Mosques

IslamOnline.net & Newspapers
Image
"This announcement is an act of aggression against the cultural and religious rights of the Palestinian people," Taha said. (Aljazeera photo)
CAIRO — The Israeli occupation authorities have decided to place two historic mosques in the occupied West Bank to a list of alleged Jewish heritage sites, drawing immediate rebuke from Palestinians and Israelis alike.

"This announcement is an act of aggression against the cultural and religious rights of the Palestinian people," Hamdan Taha, director of the Palestinian Tourism Ministry's Antiquities Department, told the independent Maan news agency on Monday, February 22.

Hawkish Israeli Premier Binyamin Netanyahu announced Sunday, February 21, adding Ibrahimi Mosque in Al-Khalil (Hebron) and Bilal Mosque in Bethlehem to a list of 150 so-called Jewish heritage sites that would be renovated to reconnect Israelis to their history.

The two Muslim sites were not included in the original plan which was first presented by Netanyahu on February 3.
 
But under pressure from right-wing ministers, Netanyahu decided to add the two sites to the plan.
Built in 635 A.D., Ibrahimi Mosque is one of the first Muslim worship places in Palestine.
But Jewish extremists claim the two sites, known to Israelis as the Cave of the Patriachs and Rachel's Tomb, belong to historical Jewish heritage.
"Instead of making use of heritage to promote peace, it is being used as a means to promote war," lamented Taha, the Palestinian official.
Taha asserted that attempt to designate the two mosques as Jewish heritage sites "reflects an artificial history that solely serves Israel's settlement policy."
"A religious shrine respected by Muslims, Christians, and Jews should be respected as a cultural and religious symbol, not as an opportunity to obstruct international efforts to reach a peace agreement."
 
Condemnation
Palestinians in Al-Khalil declared a general strike Monday to pretest the Israeli decision.
Al-Khalil Mayor Kahled Al-Eseili urged UNESCO to act quickly to protect the status of the Muslim shrines.
"(We urge UNESCO) to protect the Ibrahimi Mosque, prevent its desecration, and act against alterations to its features."
He asserted that the international law, including the Hague conventions, obliges the occupation authority not to change the historical heritage of the occupied.
"International law forbids an occupying power to change the status quo in the occupied territory," agreed Israeli Arab Hadash Party Chairman Muhammad Barakei.
"We are dealing with two mosques that have been in existence for hundreds of years in both Al-Khalil and Bethlehem, and this decision of the Netanyahu-Barak-Lieberman government indicates that they plan to continue the occupation and the bloodshed in the region."
Israeli peace activists also blasted the move.
 
"The heritage of Netanyahu and his government is a bi-national state and the continued development of the settlements," Peace Now director-general Yariv Oppenheimer said.
"In the Cave of the Patriarchs and Rachel’s Tomb, Netanyahu is burying the two-state solution and making negotiations [with the Palestinians] irrelevant."
The left-wing Israeli party Meretz also slammed the decision.
"This is another attempt to blur the borders between the State of Israel and the occupied territories," Meretz party chairman Chaim Oron told the Hebrew-language daily Yedioth Ahronoth.
"All it needs is a bit of pressure from the right, and Netanyahu falls into line. This decision puts Netanyahu's Bar-Ilan declaration of two states for two peoples in an absurd light."

http://www.islamonline.net/

"Dad, I'm Dying"

By  Ola Attallah, IOL Correspondent
Some 350 children have been killed by Israel in 20 days. 
(Reuters)
Some 350 children have been killed by Israel in 20 days. (Reuters)
GAZA CITY — "Dad, I'm dying." The words keep echoing in Kamal Awaga's ears, sending jolts of pain into his feeble, wounded body.
These were the last words uttered by his 9-year-old son, Ibrahim, before he ended up as a practicing target for Israeli soldiers.
"They killed my son in cold blood," says the grief-stricken father, still in a state of shock.
Ibrahim joined more than 350 children killed by Israel in its three-week onslaught on the coastal enclave.
But while others fell victim to killer bullets or deadly bombs, Ibrahim's fate was even more tragic.
He became a shooting practice for a squad of Israeli soldiers.
"The Israelis did not show mercy for his innocence," said his tearful father from his bed at the Al-Shefa hospital in Gaza City.
"They had no pity for his tiny body," added the heart-broken father.
A Sunny Day
Nothing in the day prepared the Awaga family for the tragic twist of events that unfolded.
They woke up to a sunny morning after days of being locked in one small room to escape the massive Israeli bombardment.
"Mom, let's have our breakfast out in the garden. I'm tired of staying in this room," the grieved mother recalls Ibrahim's plea.
An hour later, the table was set in the garden and the family was hoping to enjoy rare moments of peace, unaware of the eyes watching them from a distance.
A first missile stole the family's job before another destroyed their house.
"Dad, I am dying," cried Ibrahim to his father who rushed frantically to his side.
"Hurry, let's go," Awaga told his wife and two other children while carrying bleeding Ibrahim.
But even before they could reach the gate, a flood of bullets showered them.
One bullet hit the mother's leg and another hit the father's waist.
Ibrahim's two frightened brothers ran for cover behind the rubbles of their bombed-out house.
Shooting Practice
As the firing died down, the family thought their misery was over. But the Israeli soldiers were not finished yet.
"When the soldiers came closer, I thought they will kill me," said Awaga who faked being dead.
"But they were aiming at my young child," he said choking at the bitter memory.
One soldier came close to Ibrahim's body, turning him by his leg and laughing while another fired his gun to the dead boy's head.
Laughs got louder as they carried the body to a higher place to start their party.
For a whole hour, the father hushed his cries of pain as he watched the Israeli soldiers compete in sniping on his dead son's body.
"They were using his bullet-ridden, bleeding body as a shooting practice.
"With each bullet, they were humming with words I could not figure out, but it sounded full of rapture. It was as if they were celebrating."
When they finally had enough "practicing," the Israelis took their guns and left the house.
Four complete days passed before emergency doctors were able to find their way to the family and rush them to hospital.
"What did my son do to deserve that?" Awaga asks, shaking his head in disbelief.
"The Israelis killed my kid, not once or twice but a thousand times."

Sebab-Sebab Bertambahnya Iman

Ringkasan poin pembahasan dari rekaman kajian:
“Sebab-Sebab Bertambahnya Iman”
Oleh: Syaikh Abdur Razak bin Muhsin Al-Badar


Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash radhiallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

إن الإيمان ليخلق في جوف أحدكم كما يخلق الثوب الخلق فاسألوا الله أن يجدد الإيمان في قلوبكم

“Sesungguhnya iman akan hilang dari dalam tubuh seseorang dari kalian sebagaimana usangnya baju. Maka hendaknya kalian meminta kepada Allah agar Allah memperbaharui iman kalian dalam hati-hati kalian.” (HR Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, Ath-Thabrani dalam Mu’jam al-Kabir, dan yang lainnya)


Hadits ini adalah hadits yang agung dalam pembahasan tentang keimanan, yang menjelaskan bahwa iman itu bertambah dan berkurang di dalam hati dan anggota badan mengikutinya.

Sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam إن الإيمان ليخلق في جوف أحدكم artinya iman itu akan berkurang dan akan sirna sediki demi sedikit dalam tubuh kalian. Oleh karena itu Nabi shallallahu alaihi wasallam di akhir hadits mengatakan فاسألوا الله أن يجدد الإيمان في قلوبكم, beliau memberi petunjuk kepada kita agar kita selalu memperbaharui iman kita dengan meminta kepada Allah.

Dalam hadits ini Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menyebutkan dua perkara:
1. Bahwa iman itu akan berkurang sedikit demi sedikit.
2. Bahwa iman itu dapat diperbaharui, dikembangkan atau diperkuat.

Seorang muslim harus mengetahui sebab-sebab yang mengurangi imannya sehingga sirna dari dirinya. Demikian pula iman dapat bertambah. Seorang muslim harus mengetahui sebab-sebab bertambahnya iman sehingga dapat memperkuat imannya.

Perkataan para Salaf tentang iman:
Umar bin Khathab radhiallahu anhu:


هَلُمُّوا نَزْدَدْ إِيمَانًا

“Marilah agar kita dapat menambah keimanan “

Abdullah bin Mas’ud: “


اجلسوا بنا نزدد إيمان
“Marilah duduk bersama kami agar kita dapat menambah keimanan.”


Mu’adz bin Jabal


اجْلِسْ بِنَا نُؤْمِنْ سَاعَةً
“Marilah duduk bersama kami untuk menambah keimanan selama satu jam.” (HR Bukhari)

Abdullah bin Rawaahah:


كَانَ عَبْدُ اللهِ بْنُ رَوَاحَةَ يَأْخُذُ بِيَدِ النَّفَرِ مِنْ أَصْحَابِهِ فَيَقُولُ : تَعَالَوْا نُؤْمِنُ سَاعَةً تَعَالَوْا فَلْنَذْكُرَ اللَّهَ وَنَزْدَدْ إيمَانًا ، تَعَالَوْا نَذْكُرُهُ بِطَاعَتِهِ لَعَلَّهُ يَذْكُرُنَا بِمَغْفِرَتِهِ

“Abdullah ibn Rawaahah biasa menggandeng tangan sahabatnya dan berkata, ‘Marilah kita beriman selama satu jam. Marilah kita berdizikir kepada Allah dan menambah keimanan. Marilah kita berdzikir kepada Allah dengan mentaati-Nya semoga Dia mengingat kita dengan mengampuni kita”


Maksud mereka dengan perkataan ini adalah mengajak untuk berkumpul di majelis ilmu untuk mengingat Allah, majelis yang dapat menambah keimanan. Mengingat tentang kebesaran Allah, mengingat tentang halal dan haram, belajar agama Allah, dan lain-lain akan menambah keimanan seseorang dan menghilangkan sifat lalai dari dirinya.


Abu Darda radhiallahu anhu berkata:


، وَمِنْ فِقْه الْعَبْدِ أَنْ يَعْلَمَ أَيَزْدَادُ هُوَ أَمْ يَنْقصُ .
“Diantara tanda kefakihan seseorang adalah mengetahui imannya bertambah atau berkurang.”


Umair ibn Habib bin Khatmi


حبيب بن خماشة أنه قال : الإيمان يزيد و ينقص
فقيل له : و ما زيادته ؟ و ما نقصانه ؟
قال : إذا ذكرنا الله عزوحل وحمدناه وسبحناه فذلك زيادته و إذا غفلنا و ضيعنا و نسينا فذلك نقصانه


“Iman itu bertambah dan berkurang” Dikatakan kepadanya: “Apa yang manmbahnya dan apa yang menguranginya?” Dia berkata: “Jika kita mengingat Allah dan memuji Allah dan bertasbih kepada Allah itulah bertamahnya keimanan. Dan jika kita lalai dan kita lupa, maka itulah yang mengurangi iman.”


Adapun di antara sebab-sebab bertambahnya iman:
1. Mempelajari ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu syariat yang dibangun di atas Al-Qur’an dan Sunnah, bersungguh-sungguh berussaha memahami al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, mempelajari tentang halal dan haram, mempelajari hal-hal yang dapat melembutkan hati seseorang, dan lain-lain. Keutamaan menuntut ilmu terdapat dalam banyak nash, diantaranya hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam:

من يرد الله خيراً يفقهه فى الدين
“Barangsiapa yang Allah menginginkan kebaikan baginya, maka akan dipahamkan akan agamanya.”

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang menempuh suatu jalan menuntut ilmu Allah akan memudahkan jalan baginya menuju surga.”

Diantara ilmu yang paling penting adalah membaca dan mempelajari Al-Qur’an, karena dengan mempelajari al-Qur’an akan sangat besar manfaatnya dalam menambah keimanan seseorang. Sesungguhnya Al-Qur’an adalah petunjuk, pembawa rahmat, obat bagi hati. Allah berfirman:

وَهَذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ مُصَدِّقُ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَلِتُنْذِرَ أُمَّ الْقُرَى وَمَنْ حَوْلَهَا وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْآَخِرَةِ يُؤْمِنُونَ بِهِ وَهُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ
“Dan ini (Al Quraan) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. Orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al Quraan) dan mereka selalu memelihara sembahyangnya. “ (QSAl-An’am : 92)

وَهَذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ فَاتَّبِعُوهُ وَاتَّقُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Dan Al-Quraan itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat. “ (QS Al-An’am : 155)

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آَيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran. “ (QS Shaadh : 29)

إِنَّ هَذَا الْقُرْآَنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا
“Sesungguhnya Al Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar, “ (QS Al-Israa : 9)

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآَنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا
“Dan Kami turunkan dari Al Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. “ (QS Al-Israa : 82)



Ayat2 ini menunjukkan akan keagungan al-Qur’an sebagai kitab yang membawa petunjuk dan membawa kebaikan. Semakin dekat seseorang dengan al-Qur’an, semakin sering mempelajarinya, memahami dan mengamalkannya akan semakin menambah keimanan seseorang.

Allah menyebutkan sifat-sifat orang Mukmin yang sempurna:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آَيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. “ (QS Al-Anfaal : 2)


Allah memberikan pemisalan akan keagungan Al-Qur’an”

لَوْ أَنْزَلْنَا هَذَا الْقُرْآَنَ عَلَى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
“Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quraan ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir. “ (QSAl-Hasyr : 21)

2. Berusaha mengenal nama-nama dan sifat-sifat Allah subhanahu wata’ala sehingga membuat dia melaksanakan konsekuensi dari nama-nama dan sifat-sifat Allah. Allah berfriman:

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama” (QS Fathir [35] : 28)

Sesungguhnya orang-orang yang berilmu yang merasa takut kepada Allah. Oleh karena itu semakin kenal dan paham seseorang tentang nama-nama Allah dan semakin mengenal akan sifat-sifat-Nya, maka mereka itulah yang senantiasa dekat dan takwa kepada Allah dan semakin tinggi keimanannya kepada Allah. Adapun orang yang tidak mengenal nama-nama dan sifat-sifat Allah, maka akan semakin jauh dia dari Allah dan semakin lemah keimanannya terhadap Allah.

Sebagai contoh jika seorang hamba mengetahui bahwa Allah adalah Esa dalam memberikan kemanfaatan dan kemudharatan. Demikian juga masalah memberi rizki, menghidupkan dan mematikan. Dengan mengetahui ini seseorang akan bertawakkal kepada Allah.

Jika seseorang mengetahui bahwa Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat, dan Maha Mengetahui, tidak ada sesuatu sekecil apapun di langit dan di bumi yang luput dari Allah, Allah mengetahui khianatnya pandangan mata, Allah mengetahui apa yang terdapat di dalam hati manusia, maka seseorang akan menjaga pandangannya, menjaga perkataan lisannya, dan menjaga gerak-gerik hatinya, karena semua itu tidak satu pun yang luput dari ilmu Allah. Semua perbuatan yang dilakukan sesuai degan yang diridhai oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Maka dia akan berusaha seluruh anggota tubuhnya agar sesuai dengan apa yang diridhai Allah subhanahu wa ta’ala.

Demikian juga jika seorang hamba mengetahui bahwa Allah Maha Kaya, Maha Baik, Maha Penyayang, maka hal ini akan menumbuhkan pengharapan yang besar kepada dirinya. Hal ini akan mendorongnya untuk semakin memperbanyak ibadah karena besarnya pengharapannya.

Demikian juga jika seorang hamba mengetahui bahwa Allah Maha Sempurna, Maha Indah, maka hal ini akan menimbulkan kerinduan untuk bertemu dengan Rabb-nya, maka hal ini akan menumbuhkan banyak peribadan dalam dirinya.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ لِلَّهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمًا مِائَةً إِلَّا وَاحِدًا مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Sesungguhnya Allah memiliki sembilan puluh semiblan nama. Barangsiapa yang menghitungnya maka akan masuk surga.” (HR Bukhari Muslim)

Yang diaksud dengan menghitung adalah menghitung, menghafalkan dan memahami kandungan nama-nama tersebut dan berusaha mengamalkan konsekuensinya.

3. Memperhatikan dan mempelajari sirah Nabawiyah dan faidah-faidah yang diambil dari sirah Nabi shallallahu alaihi wasallam. Sesungguhnya Nabi adalah manusia pilihan yang diutus Allah kepada hamba-hamba-Nya dengan agama yang sempurna dan jalan yang lurus, sebagai rahmat bagi alam semesta, pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa dan hujjah bagi seluruh mahluk.

Dengan sebab beliau Allah memberi petunjuk kepada jalan yang paling lurus. Allah mewajbikan para hamba-Nya untuk taat kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam, menolongnya, mencintainya, mencitani keluarganya. Bahkan Allah telah menutup pintu-pintu surga, kecuali satu jalan yang ditempuh oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam.

Tidak ada jalan untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat kecuali dengan mengikuti jalan Nabi shallallahu alaihi wasallam.

Yang dimaksud di sini bukan sekedar membaca sirah Nabi shallallahu alaihi wasallam yang dapat menambah keimanan. Akan tetapi yang dimaksud adalah membacanya, mengambil teladan pelajaran dari perjalanan hidup beliau, akhlak dan adab beliau shallallahu alaihi wasallam dan berusaha mempraktekkannya.

4. Hendaknya seseorang merenungkan keindahan agama Islam. Sesungguhnya agama islam seluruhnya indah, aqidah Islam adalah aqidah yang paling benar, Aklah islam adalah akhlak yang paling mulia. Demikian pula amalan ibadah, Hukum-hukum islam adalah hukum-hukum yang paling adil. Maka Allah akan menghiasai dirinya dengan iman dan menjadikannya dia semakin cinta kepada keimanan. Allah berfirman mengenai karunia-Nya kepada hamba-hamba pilihanNya yaitu para Sahabat:

وَلَكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ
“tetapi Allah menjadikan kamu 'cinta' kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu.” (QS Al-Hujarat [49] : 7)


Jika seseorang mengetahui keindahan syariat Islam, keimanan kepada Islam menjadi sesuatu yang dia cintai di dalam dirinya. Dengan demikian akan merasakan manisnya keimanan dalam dirinya.

5. Membaca sejarah para salafus shalih, para Sahabat, Tabi’in dan Tabi’ut Tai’it, orang-orang terbaik dari umat Islam, para pembela Islam yang kaum Muslimin mendapatkan petunjuk melalui jalan mereka. Allah telah memuji para Sahabat di dalam Al-Qur’an:

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ


“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia...” (QS Al-Imran [3] : 110)

Pada sahabat adalah manusia pilihan dari umat manusia, maka mempelajari bagaimana sirah mereka, akhlak mereka, perjuangan mereka dalam membela Islam juga dapat menambah keimanan.

Nabi shallallahu alaihi wasalalm bersabda:

خَيْرُ أُمَّتِي الْقَرْنُ الَّذِينَ بُعِثْتُ فِيهِمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
“Sebaik-baik umat adalah generasi yang aku diutus di dalamnya, kemudian setelahnya.” (HR Muslim)

Maka barangsiapa yang menmperhatikan sejarah mereka, maka dia akan mengetahui kebaikan-kebaikan mereka, teladan mereka terhadap Rasulullah, perhatian mereka terhadap keimanan, ketakutan mereka terhadap dosa dan maksiat, keseriusan mereka menjauhkan diri dari riya dan kemunafikan, bagaimana semangat mereka untuk taat kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan berlomba-lombanya dalam melakukan kebaikan. Jika seseorang melihat kondisi mereka yang demikian, maka dia akan berusaha meneladani mereka dengan sebaik-baiknya, maka akan bertambah keimanan sebagaimana bertambahnya keimanan mereka.

6. Memperhatikan kebesaran Allah di alam semesta.
Salah satu sebab yang mudah untuk menambah keimanan seseorang adalah memperhatikan dan merenungkan kebesaran Allah yang terdapat di alam semesta. Allah berfirman:

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآَيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,” (QS Al-Iraan [3] : 190)


Dan dalam ayat yang lain Allah berfirman:

أَفَلَا يَنْظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ وَإِلَى السَّمَاءِ كَيْفَ رُفِعَتْ وَإِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ وَإِلَى الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?.” (QS Al-Ghasyiyah [88] : 17-20)


Ayat-ayat ini dan yang semisalnya mengingatkan kita untuk hendaknya memperhatikan tanda-tanda kebesaran Allah untuk menambah keimanan kita.

7. Hendaknya seorang muslim bersungguh-sungguh untuk beramal shalih dengan niat ikhlas kepada Allah Ta’ala dan melakukannya secara berkesinambungan. Karena sesungguhnya setiap amal yang disyariatkan oleh Allah subhanahu wa ta’alam jika dikerjakan dengan niat ikhlas karena Allah akan menambah keimanan. Keimanan bertambah seiring dengan bertambahnya ketaatan, dan semakin banyak ibadah akan semakin menambah keimanan seseorang.

Di antara perkara yang bisa menambah keimanan seseorang yaitu berusaha untuk senantiasa bersahabat dengan orang-orang yang shalh, yang bisa mengingatkannya kepada akhirat, bisa membuatnya tidak lalai dari mengingat Allah subhanahu wa ta’ala. Berusaha untuk senantiasa beramar ma’ruf dan nahi mungkar, dan selalu berusaha untuk menjalankan sebab-sebab yang akan mendatangkan bertambahnya iman ke dalam dirinya, dan menjauhkan dirinya dari sebab-sebab yang dapat mengurangi keimanannya.

Silahkan dengan kajian penuh berkah selengkapnya dari Syaikh Abdur Razak bin Muhsin al-Badar dari link berikut. (Sumber Radio Rodja)

Sebab-Sebab Bertambahnya Iman

Mukjizat Terbelahnya Bulan

Technorati Tags: ,
  • Judul: Mukjizat Terbelahnya Bulan
  • Sumber: The Moon Cleft Asunder
  • Penulis: Prof. Zaghlul Al-Neggar
  • Artikel oleh: A Learning Page
Anas bin Malik radhiallahu anhu meriwayatkan bahwa penduduk Makkah pernah meminta Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memperlihatkan kepada mereka tanda (kekuasaan) Allah. Lalu beliau memperlihatkan kepada mereka bulan terbelah menjadi dua sehingga mereka melihat celah diantara kedua belahan itu. (HR Bukhari).
Penjelasan Hadits
Peristiwa ini diriwayatkan oleh sejumlah sahabat Nabi shallallahu alaihi wasallam, diantaranya adalah: Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas dan lain-lain. Calender Indian dan Cina telah mencatat peristiwa terbelahnya bulan tersebut.
Beberapa tahun yang lalu, saya memberikan kuliah pada Faculty of Medicine, Cardiff University, di Wales. Seorang Muslim bertanya kepadaku mengenai awal dari surat Al-Qamar, mengenai terbelahnya bulan, dan apakah hal tersebut dipandang sebagai salah satu tanda-tanda sains yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan apakah ada pembuktian ilmiah yang telah ditemukan untuk menjelaskan peristiwa ini.
Jawaban saya adalah bahwa peristiwa ini dipandang sebagai salah satu mukjizat yang paling nyata, yang terjadi untuk mendukung Nabi shallallahu alaihi wasallam ketika beliau ditantang oleh kaum musyrikin dan kafir Quraisy, untuk menunjukkan kepada mereka untuk membuktikan bahwa beliau adalah Rasul Allah. Mukjizat terjadi sebagai suatu peristiwa yang tidak biasa yang mematahkan seluruh hukum-hukum alam yang biasa (terjadi). Oleh karena itu, sains konvensional tidak dapat menjelaskan bagaimana mukjizat itu terjadi, dan jika hal itu tidak disebutkan di dalam Al-Qur’an dan Sunnah, maka kita tidak wajib memeprcayainya. Oleh karena itu, kita percaya bahwa peristiwa terbelahnya bulan terjadi persis seperti perkataan Allah Azza wa Jala yang berfirman:
اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانشَقَّ الْقَمَرُ وَإِن يَرَوْا آيَةً يُعْرِضُوا وَيَقُولُوا سِحْرٌ مُّسْتَمِرٌّ وَكَذَّبُوا وَاتَّبَعُوا أَهْوَاءهُمْ وَكُلُّ أَمْرٍ مُّسْتَقِرٌّ وَلَقَدْ جَاءهُم مِّنَ الْأَنبَاء مَا فِيهِ مُزْدَجَرٌ حِكْمَةٌ بَالِغَةٌ فَمَا تُغْنِ النُّذُرُ
“Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan. Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mu'jizat), mereka berpaling dan berkata: "(Ini adalah) sihir yang terus menerus.” Dan mereka mendutakan (Nabi) dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan telah ada ketetapannya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka beberapa kisah yang di dalamnya terdapat cegahan (dari kekafiran). Itulah suatu hikmah yang sempurna maka peringatan-peringatan itu tidak berguna (bagi mereka).” (QS Al-Qamar 54] : 1-5)
Ketika saya menyelesaikan perkataanku, seorang laki-laki British diantara para peserta bernama Dawud Musa Pidcock, pemimpin British Muslim Party, meminta kesempatan untuk menambahkan sesuatu terhadap jawabanku. Ia berkata, “Inilah ayat-ayat permulaan surat Al-Qamar yang membuatku memeluk agama Islam di akhir tahun 70an.” Hal ini terjadi ketika ia sedang melakukan penelitian yang luas dalam perbadingan agama, dan salah seorang Muslim memberikan kepadanya mushaf terjemahan Al-Qur’an. Ketika dia membuka mushaf tersebut untuk pertama kalinya, ia mendapati Surat Al-Qamar dan dia membacanya di awal Surat, dan tidak dapat mempercayai bahwa bulan telah terbagi menjadi dua bagian yang berbeda dan kemudian keduanya disatukan kembali, maka dia menutup terjemahan Al-Qur’an tersebut dan menyimpannya.

Pada tahun 1978, Mr. Pidcock atas kehendak Allah menonton sebuah program mengenai perjalanan luar angkasa, dimana penyiar Inggris yang terkenal, James Burke, menerima tiga orang ilmuan antariksa Amerka. Dalam perdebatan itu, penyiar mengkiritk pengeluaran NASA yang berlebih-lebihan (jutaan dolar) untuk proyek antariksa, sementara ada jutaan penduduk bumi yang menderita kelaparan, penyakit dan kebodohan. Jawaban dari ahli antariksa tersebut menegaskan bahwa karena perjalanan antariksa inilah yang memungkin pembangunan teknologi terpan dalam bidang diagnosa dan pengobatan penyakit, industri, pertanian dan banyak bidang lainnya. Dalam debat itu, mereka merujuk pada (peristiwa) pertama kalinya seorang manusia mendarat di permukaan bulan, dan bagaimana perjalanan tersebut menghabiskan dana lebih dari $100 juta dolar. Lebih lanjut ilmuwan tersebut mengatakan bahwa perjalanan ini telah membuktikan sebuah fakta sains, yang jika mereka menghabiskan waktu sebanyak yang telah mereka lakukan utnuk meyakinkan manusia mengenainya, tidak akan ada yang mempercayai mereka. Fakta ini adalah bahwa pada zaman dahulu bulan telah terbelah dan bersatu kembali, ada banyak petunjuk yang nyata di perbukaan bulan untuk membuktikannya. 

Lebih lanjut Mr. Pidcock berkata, “Ketika saya mendengarnya, saya melompat dari kursiku, dan berkata bahwa ini adalah mukjizat yang terjadi seribu empat ratus tahun yang lalu untuk mendukung Muhammad (shallallahu alaihi wasallam), dan Al-Qur’an menerangkannya dengan terperinci. Setelah periode waktu yang lama dan di masa (perkembangan) sains dan teknologi, Allah menggunakan orang-orang (non Muslim) yang menghabiskan semua dana itu hanya untuk membuktikan bahwa mukjizat itu benar terjadi. Maka, saya berkata kepada dirku, ini pasti agama yang benar, dan saya kembali mengambil terjamahan Al-Qur’an tersebut dan membacanya dengan semangat. Ayat-ayat di awal Surat Al-Qamar inilah alasan dibalik masuknya saya ke dalam Islam.
Ini terjadi pada masa dimana sebagian Muslim mengklaim bahwa terpisahnya bulan belum terjadi, dan bahwa itu adalah salah satu dari tanda-tanda hari kiamat seperti yang disebutkan di pembukaan Surat tersebut (Telah dekat datangnya saat itu...). Mereka melupakan bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam berkata dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari Sahl bin Sa’ad t dimana ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ هَكَذَا
“Jarak antara diutusnya kau dengan hari kiamat adalah seperti ini” Beliau mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengahnya.
Orang-orang yang menolak terjadinya peristiwa terbelahnya bulan itu, menggunakan dalil yang keliru untuk mendukung pendapat mereka, sebagaimana mereka menggunakan Surat Al-Isra:
وَمَا مَنَعَنَا أَن نُّرْسِلَ بِالآيَاتِ إِلاَّ أَن كَذَّبَ بِهَا الأَوَّلُونَ
“Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasan Kami), melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu.” (QS Al-Israa [17] : 59)
Ayat ini dijadikan sebagai dalil tidak pada tempatnya karena banyak tanda-tanda dan mukjizat yang jelas (nyata) yang terjadi di masa kehidupan Nabi e.
Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada penutup para Nabi shallallahu alaihi wasallam, yang baginya Allah menjadikan bulan terbelah menjadi dua bagian, sebagai kehormatan baginya dan untuk menaikkan derajatnya dan sebagai pendukung (bukti kebenaran-pent.) risalahnya (diatara kaumnya), dan meninggalkan kita dengan petunjuk yang nyata untuk menunjukkan bahwa peristiwa (terbelahnya bulan) itu benar-benar terjadi.

Sumber: The Treasure in the Sunnah; a Scientific Approach, oleh: Zaghlul El-Neggar, hal. 40-43, Al-Falah Foundation, 2004.

Catatan “A Learning Page”
Terlepas dari kontroversi seputar kebenaran kisah mendaratnya manusia pertama di bulan – yang oleh sebagian orang dianggap sebagai bualan Amerika, kesesuaian akan fakta sains yang mereka kemukakan dengan peristiwa yang disebutkan dalam Al-Qur’an serta hadits-hadits dengan derajat mutawatir, telah menjadi hujjah yang kuat dan mendorong seseorang untuk masuk ke dalam Islam.
Berikut ini kami nukilkan bebarapa hadits yang termaktub di dalam Tafsir Ibnu Katsir terhadap ayat pertama Surat Al-Qamar mengenai peristiwa tersebut dari beberapa jalan:

1. Riwayat Anas bin Malik radhiallahu anhu.
Imam Ahmad dari Anas bin Malik radhiallahu anhu, ia berkata, “Penduduk Makkah pernah meminta kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam (mengenai) suatu tanda (kekhususan Allah) maka terbelah lah bulan di Makkah (yang terjadi) dua kali. Kemudian beliau membaca: اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانشَقَّ الْقَمَرُ “Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan.” (HR Muslim).
Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Anas bin Malik radhiallahu anhu bahwa penduduk Makkah pernah meminta Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memperlihatkan kepada mereka tanda (kekuasaan) Allah. Lalu beliau memperlihatkan kepada mereka bulan terbelah menjadi dua sehingga mereka melihat celah diantara kedua belahan itu.
Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim juga meriwayatkannya dari hadits Yunus bin Muhammad al-Mu-addib dari Syaiban dari Qatadah.

2. Riwayat Abdullah bin Abbas radhiallahu anhu.
Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Abdullah bin Abbas radhiallahu anhu, ia berkata, :”Bulan pernah terbelah menjadi dua pada zaman Nabi shallallahu alaihi wasallam. Juga diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Bakr bin Mudharr dari Ja’far bin Rabi’ah dari Arak dengan lafazh sepertinnya.

3. Riwayat Ibnu Mas’ud radhiallahu anhu.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud radhiallahu anhu, ia berkata, :”Bulan pernah terbelah menjadi dua pada masa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sehingga mereka melihatnya, maka beliau bersabda: ‘Saksikanlah!’” Dan demikianlah yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Sufyan bin Uyainah.

Imam Al-Bukhari meriwayatkan Abu Abdillah Al-Hafizh memberitahu kami dari Abduulah, ia berkata, “Bulan pernah terbelah di Makkah sehingga menjadi dua bagian lalu orang-orang kafir Quraisy dari kalangan penduduk Makkah berkata, “Ini adalah sihir yang dilakukan terhadap kalian oleh Ibnu Abu Kabsyah. Tunggulah para musafir, jika mereka melihat apa yang kalian lihat, maka yang demikian itu benar adanya, dan jika mereka tidak melihat apa yang kalian lihat, maka yang demikian itu merupakan sihir yang dilakukan terhadap kalian.” Abdullah melanjutkan, “Kemudian para musafir yang datang dari seluruh penjuru ditanya, maka mereka menajawab, ‘Kami melihatnya.’” Hadits tersebut diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari hadits Al-Mughirah dan ada tambahannya, yaitu Allah Azza wa Jalla berfirman: اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانشَقَّ الْقَمَرُ (“Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan.”)

Diambil dari blognya:
http://www.khayla.net/2009/01/mukjizatterbelahnya-bulan.html