SINOPSIS

Tujuan blog ini adalah untuk menebarkan indahnya cahaya kehidupan dengan menyadari bahwa ada kebaikan dalam setiap fase waktu dan peristiwa yang dialami seseorang, serta untuk mengingatkan diri kita akan keberkahan pandangan hidup ini, baik di dunia maupun di akhirat. Dengan memaparkan apa-apa saja yang menghalangi seseorang untuk melihat kebaikan, Blog ini mudah-mudahan dapat menolong dari “kematian” menuju cara berpikir yang diajarkan oleh Islam. Blog ini ditulis untuk mendorong seseorang agar mengadaptasi prinsip-prinsip moral yang dengannya, ia dapat berkata, “Ada kebaikan di dalamnya.” Tidak hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan perasaan dan hati. Ia menunjukkan kesabaran dalam menghadapi kesulitan dengan penuh ketundukan dan rasa syukur, bukan hanya terus-menerus menderita dalam situasi demikian. Mengingatkan satu sama lain tentang kesempurnaan takdir yang telah dituliskan oleh Allah adalah ajakan bagi semua kaum mukminin agar menikmati indahnya penyerahan diri pada kebijaksanaan Allah yang tak terhingga.








More Bismillah Comments



Content this BLOG


Sabtu, 09 April 2011

6 Sifat Nabi SAW dan Para Shahabatnya yang Paling Mulia

Allah SWT meletakkan kesuksesan dan kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat hanyalah pada agama Islam yang sempurna. Agama Islam yang sempurna adalah agama yang dibawa oleh Rasululloh SAW. Meliputi Iman, Ibadah, Muamalah, Muasyarat dan Akhlaq.
Pada saat ini umat islam tidak ada kekuatan dan kemampuan untuk mengamalkan agama secara sempurna.
Nabi SAW dan para sahabat RA telah sukses dan jaya dalam mengamalkan agama secara sempurna karena mereka memiliki sifat-sifat dasar yang paling mulia yang terkandung dalam enam sifat Nabi SAW dan para sahabat.
6 sifat tersebut yaitu:
1. Yakin atas kalimah thoyyibah “laa ilaaha illallah muhammadurrasulullah”
2. Sholat khusyu’ dan khudlu’
3. Ilmu ma’adzikir
4. Ikromul Muslimin
5. Tashihun niat
6. Da’wah dan tabligh walkhuruj fi sabilillah.
Enam sifat sahabat RA tersebut bukan merupakan wujud agama yang sempurna, karena agama yang sempurna terkandung dalam al qur’an dan al hadits, tetapi apabila enam sifat para sahabat tersebut ada dalam diri kita maka Allah SWT akan memberikan kemudahan kepada kita untuk mengamalkan agama secara sempurna.
1. Yakin atas kalimah thoyyibah “laa ilaaha illallah muhammadurrasulullah“.
Arti : Tidak ada yang berhak disembah selain Allah Swt. Dan Baginda Muhammad Saw. Adalah utusan Allah.
Maksud Laa ilaha illallah
Mengeluarkan keyakinan pada mahluk dari dalam hati dan memasukkan keyakinan hanya kepada Allah Swt. Di dalam hati.
Fadhilah :
1. Barang siapa yang mati sedangkan dia yakin tidak ada yang berhak disembah selain Allah Swt., maka dijamin masuk surga.
2. Barang siapa yang bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah dan hatinya membenarkan lisannya, maka dipersilahkan masuk surga dari pintu mana yang dia suka.
3. Sekecil-kecil iman dalam hati maka akan Allah berikan surga yang luasnya 10 kali dunia.
Cara mendapatkan :
1. Dakwahkan pentingnya iman yakin.
2. Latihan dengan cara memperbanyak halaqoh-halaqoh / majlis iman yakin (bicara atau dengar).
3. Berdoa kepada Allah agar diberikan hakekat iman dan yakin.
Maksud Muhammadarrasulullah
Meyakini hanya satu-satunya jalan untuk mencapai kejayaan dunia dan akherat hanya dengan cara ikut sunnah Rasulullah Saw.
Fadhilah :
1. Rasulullah Saw. bersabda, Tidak akan masuk neraka seseorang yang bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah dan Aku (Muhammad) sebagai utusan Allah.
2. Rasulullah Saw. bersabda barang siapa yang berpegang teguh dengan sunnahku dikala rusaknya ummatku maka baginya pahala 100 orang mati syahid.
3. Rasulullah Saw. Bersabda barang siapa menghidupkan sunnahku sungguh dia cinta padaku, dan barangsiapa yang cinta padaku maka akan bersamaku didalam surga.
Cara mendapatkan :
1. Dakwahkan pentingnya menghidupkan sunnah Rasulullah Saw.
2. Latihan , yaitu dengan cara menghidupkan sunnah Rasulullah Saw. Dalam kehidupan kita selama 24 jam.
3. Berdoa kepada Allah agar diberikan kekuatan untuk menghidupkan sunnah.
2. Sholat khusyu’ dan khudlu’

Arti : Shalat dengan konsentrasi batin dan merendahkan diri dengan mengikut cara yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw.
Maksud Shalat Khusu dan Khudu
Membawa sifat-sifat ketaatan kepada Allah Swt didalam shalat kedalam kehidupan sehari-hari.
Fadhilah :
1. Allah berfirman : Sesungguhnya shalat dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.
2. Allah berfirman : Carilah pertolongan Allah dengan sabar dan shalat.
3. Rasulullah Saw. Bersabda : shalat adalah milahnya orang beriman.
Cara mendapatkan :
1. Dakwahkan pentingnya shalat
2. Latihan dengan cara :
a. Memperbaiki dhahirnya shalat.
b. Menghadirkan keagungan Allah
c. Belajar menyelesaikan masalah dengan shalat
3. Berdoa kepada Allah agar diberikan hakekat shalat khusyu dan khudu.
3. Ilmu ma’adzikir

Arti Ilmu : Semua petunjuk yang dating dari Allah Swt melalui Baginda Rasulullah Saw.
Arti Dzikir: Mengingat Allah sebagaimana agungnya Allah.
Maksud Ilmu ma’adzikir
Mengamalkan perintah Allah Swt. Pada setiap saat dan keadaan dengan menghadirkan keagungan Allah didalam hati dan ikut cara Rasulullah Saw.
Fadhilah Ilmu:
1. Apabila Allah menghendaki kebaikan pada seorang hamba, maka akan Allah fahamkan dirinya pada masalah agama.
2. Barangsiapa berjalan mencari ilmu maka akan Allah mudahkan untuknya jalan menuju surga.
3. Barangsiapa mempelajari satu ayat Al Quran maka nilainya adalah lebih baik daripada shalat sunnah 100 rakaat. Barangsiapa mempelajari satu bab dari ilmu maka lebih baik nilainya daripada shalat sunnah 1000 rakaat.
Fadhilah Dzikir:
1. Perumpamaan orang yang berdzikir dengan orang yang tidak berdzikir adalah seperti orang yang hidup dibandingkan dengan orang yang mati.
2. Allah berfirman : Dengan mengingat Allah maka hati akan menjadi tenang.
3. Allah berfirman : Ingatlah pada Ku niscaya Aku akan ingat kepadamu.
Cara mendapatkan ilmu fadhail :
1. Dakwahkan pentingnya ilmu fadhail
2. Latihan dengan cara :
a. Duduk dalam halaqoh fadhail di masjid dan di rumah.
b. Ajak manusia untuk duduk dalam halaqoh fadhail
c. Hadirkan fadhail dalam setiap amalan .
3. Berdoa kepada Allah agar diberikan hakekat ilmu fadhail.
Cara mendapatkan ilmu masail :
1. Dakwahkan pentingnya ilmu masail
2. Latihan dengan cara :
a. Duduk dalam halaqoh masail dengan para alim ulama.
b. Bertanya kepada ulama baik untuk masalah agama maupun dunia.
c. Sering berziarah kepada para alim ulama .
3. Berdoa kepada Allah agar diberikan hakekat ilmu masail.
Cara mendapatkan dzikir :
1. Dakwahkan pentingnya dzikir kepada Allah Swt.
2. Latihan dengan cara :
a. Setiap hari membaca Al Quran (usahakan 1 juz).
b. Membaca tasbihat, shalawat dan istigfar masing-masing 100 X.
Ketika membaca tasbihat maka hadirkan kemahasucian Allah
Ketika membaca shalawat maka ingat jasa-jasa Rasulullah kepada kita.
Ketika membaca istigfar maka hadirkan sifat Maha Pengampunnya Allah.
c. Amalkan doa-doa masnunah (harian) .
3. Berdoa kepada Allah agar diberikan hakekat dzikir.
4. Ikromul Muslimin
Arti : Memuliakan sesame orang islam / muslim.
Maksud ikramul muslimin
Menunaikan hak-hak semua orang islam tanpa meminta hak daripadanya.
Fadhilah :
1. Allah akan menolong seorang hamba selagi dia menolong saudaranya.
2. Barang siapa menutup aib saudaranya yang muslim maka Allah akan menutup aibnya dan barang siapa membuka aib saudaranya yang muslim maka Allah akan membuka aibnya sampai dia akan dipermalukan di rumahnya sendiri.
3. Senyummu didepan saudaramu adalah sedekah.
Cara mendapatkan :
1. Dakwahkan pentingnya ikram
2. Latihan dengan cara :
a. Memberi salam kepada orang yang kita kenal ataupun yang tidak kita kenal.
b. Menyayangi yang muda, menghormati yang tua, memuliakan uloama dan menghormati sesama.
c. Berbaur dengan semua orang yang berbeda-beda wataknya.
3. Berdoa kepada Allah agar diberikan ahlaq sebagaimana ahlaq Baginda Rasulullah Saw.
5. Tashihun niat

Arti : Membetulkan / meluruskan niat
Maksud tashihun niat
Membersihkan niat pada setiap amalan semata-mata karena Allah Swt.
Fadhilah :
1. Sesungguhnya Allahtidak akan menerima amalan seseorang kecuali dengan ikhlas.
2. Sesungguhnya Allah tidak memandang pada rupamu dan hartamu tetapi Dia akan memandang pada hatimu dan amalanmu.
3. Baginda Rasulullah Saw. Bersabda : Wahai Muadz jagalah keihklasan karena amal yang ikhlas walau sedikit akan mencukupi.
Cara mendapatkan :
1. Dakwahkan pentingnya ikhlas.
2. Latihan dengan cara : setiap beramal periksa niat kita, sebelum beramal, ketika beramal dan setelah beramal, bersihkan niat agar semata-mata hanya karena Allah.
3. Berdoa kepada Allah agar diberikan hakekat ikhlas dalam beramal.
6. Da’wah dan tabligh, khuruj fi sabilillah
Arti : Dakwah mengajak, Tabligh menyampaikan dan khuruj fisabilillah adalah keluar di jalan Allah.
Maksud dan Tujuan
1. Memperbaiki diri, yaitu bagaimana agar dapat menggunakan harta diri dan waktu sebagaimana yang diperintahkan Allah.
2. Menghidupkan agama secara sempurna pada diri sendiri dan semua manusia diseluruh alam dengan menggunakan harta dan diri sendiri.
Fadhilah :
1. Allah berfirman : dan adakah yang perkataannya lebih baik daripada seseorang yang mengajak manusia kepada Allah.
2. Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk kebaikan dia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkan.
3. Sepagi sepetang dijalan Allah lebih baik daripada mendapatkan dunia dan seisinya.
Cara mendapatkan :
1. Dakwahkan pentingnya dakwah dan tabligh.
2. Latihan dengan cara : keluar dijalan Allah minimal 4 bulan seumur hidup, 40 hr setiap tahun, 3hr setiap bulan dan 2,5 jam setiap hari. Tingkatkan dengan cara bertahap-tahap menjadi 4 bln tiap tahun, 10hr tiap bulan dan 8 jam setiap hari.
3. Berdoa kepada Allah agar diberikan hakekat dakwah dan tabligh yaitu dapat menggunakan harta, diri dan waktu untuk kepentingan agama.


Kiriman dakwah dari: Yusuf Yudi Prayudi, Jakarta

Selasa, 08 Maret 2011

Rabu, 23 Februari 2011

Empat Kelompok Jahat Berkonspirasi Membubarkan FPI

B
Wawancara dengan Ketua Umum DPP Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab Seputar Konspirasi Jahat Pembubaran FPI
Sebagai salah satu kekuatan massa umat Islam Indonesia, Front Pembela Islam (FPI) yang beranggotakan 7 juta orang dianggap paling berbahaya bagi musuh-musuh Islam. Pasalnya, FPI dinilai paling keras dalam memberantas kemaksiyatan sebagai wujud dari pelaksanan amar makruf nahi mungkar di Indonesia. Maka tidaklah mengherankan jika mereka bersatu dan melakukan konspirasi dengan menghalalkan segala cara untuk membubarkan FPI.

Sejak tahun 2006, FPI berusaha diadu domba dan difitnah, agar pemerintah memiliki dalih untuk membubarkan FPI. FPI berusaha dibenturkan dengan Banser dan terakhir dengan Satgas PDIP. Namun perilaku jahat kelompok Liberalis itu selalu mengalami kegagalan. Terakhir pada peristiwa Banyuwangi (24/6) lalu, dimana FPI difitnah akan membubarkan sosialisasi kesehatan yang dilakukan tiga anggota DPR RI, namun nyatanya konsolidasi para eks tapol PKI.

Berikut ini wawancara dengan Ketua Umum DPP FPI, Habib Rizieq Syihab, seputar konspirasi jahat untuk membubarkan FPI. Jika sampai berhasil, maka akan menjadi langkah awal untuk membubarkan ormas-ormas Islam di Indonesia yang dinilai keras menentang kedholiman dan ketidakadilan.


Apakah ada konspirasi untuk membubarkan Front Pembela Islam (FPI)  pasca peristiwa Banyuwangi atau sebelumnya ?

Sebetulnya konspirasi sejumlah pihak untuk pembubaran FPI sudah berlangsung sejak lama. Kita juga sudah mengidentifikasi pihak-pihak yang melakukan konspirasi untuk membubarkan FPI.

Pertama, kelompok mafia,  yang memang selama ini FPI dianggap sebagai momok yang sangat menakutkan sekaligus menganggu bisnis haram mereka. Adapun yang saya maksud mafia disini, apakah mereka yang terlibat dalam sindikat narkoba, film-film porno, perjudian, pelacuran dan sebagainya. Ini semua sudah menjadi sindikat dan bukan kejahatan biasa, sementara FPI sejak lahir sangat concern dalam persoalan tersebut.  FPI banyak mengungkap, menguak bahkan memejahijaukan mereka sehingga sudah jelas mana kelompok mafia ini menjadikan FPI sebagai musuh. Mereka mempunyai kepentingan untuk membubarkan FPI.

Kedua, yang masuk dalam konspirasi adalah kelompok liberal. Karena mereka melihat FPI secara fulgar melakukan konfrontasi terhadap gerakan-gerakan kaum liberal. Artinya FPI tidak lagi sembunyi-sembunyi bahkan perang pemikiran maupun  perang di lapangan sekalipun. Karena kalau kita lihat peristiwa perjuangan RUU Pornografi dan Pornoaksi, bagaimana kelompok liberal memanfaatkan preman-preman untuk menyerang posko FPI di berbagai daerah. Jadi artinya mulai perang pemikiran sampai perang otot. Belakangan kita lihat banyak usaha kaum liberal yang kandas, apakah itu judicial review UU Pornografi, UU Penistaan Agama. Termasuk juga upaya mereka memanfaatkan Gus Dur untuk membatalkan TAP MPRS No XXV/MPRS/ 1966 soal PKI, tetapi kan usaha mereka kandas. Sebetulnya kandasnya mereka bukan hanya karena perjuangan FPI, tetapi semua ormas Islam. Cuma karena FPI dianggap terlalu fulgar, mungkin lebih meninjau atau mungkin konfrontasinya lebih terbuka, sehingga mereka melihat FPI sebagai musuh utama. Jadi kelompok liberal ini masuk dalam konspirasi tersebut.

Ketiga, kelompok Kristen radikal. Radikalisme ada di semua kelompok. Kelompok Kristen radikal mempunyai catatan tersendiri terhadap laskar-laskar Islam, mulai dari peristiwa Ambon hingga Poso. Dimana salah satu diantaranya adalah FPI. Ditambah lagi gerakan Kristen radikal ini yang mencoba mendirikan gereja-gereja liar di berbagai tempat. Jadi bukan geraja resmi yang mempunyai ijin resmi dan sesuai dengan peruntukannya, no problem. Markas FPI di Petamburan Jakarta Pusat ini sekitarnya ada 5 gereja, hubungannya dengan FPI saat ini baik-baik saja. Bahkan para pendetanya suka sowan kemari dan kita diskusi, no problem. Kenapa, karena gereja-gereja ini resmi punya ijin dan sesuai dengan peruntukannya. Sementara kalau ruko jadi gereja, kan lain cerita. Berarti peruntukannya untuk rumah tinggal dan toko, kok tiba-tiba berubah jadi gereja.

Sebetulnya penutupan gereja-gereja liar ini merupakan gerakan masyarakat, tetapi lagi-lagi FPI yang dituduh. Mungkin dalam gerakan tersebut ada warga FPI yang ikut bersama masyarakat. FPI kan sekarang dimana-mana ada, warganya juga dimana-mana ada. Tidak selalu perbuatan mereka mengatasnamakan organisasi FPI. Ada kalanya mereka bergerak atas nama organisasi tetapi ada kalanya atas nama masyarakat, jadi mereka tidak sendiri. Kalau mereka bersama masyarakat setempat, jangan salahkan FPI. Tetapi walau bagaimanapun juga, keterlibatan warga yang berafiliasi kepada FPI ini akhirnya membuat FPI terseret juga, Sehingga bagi kelompok Kristen radikal, FPI menjadi musuh utamanya. Jadi ada kelompok mafia yang merasa bisnis haramnya terganggu, ada kelompok liberal yang aqidah sesatnya juga terganggu dan ada kelompok Kristen radikal yang gerakan Kristenisasinya juga terganggu.

Keempat, adanya konspirasi politik. Kelompok-kelompok politik melihat banyak kepentingan politik mereka yang terganggu dengan gerakan-gerakan ormas Islam. Sekarang ada konspirasi, dimana kelompok politik ingin mengoalkan suatu UU, tiba-tiba UU ini berbenturan dengan Syariat Islam.  Secara otomatis akan berhadapan dengan gerakan Islam dan salah satunya adalah FPI. Mungkin dimata mereka FPI dilihat terlalu fulgar melakukan konfrontasi, sehingga dianggap menganggu agenda politik mereka. Jadi konspirasi antara kelompok mafia, liberal, Kristen radikal dan politik. Mereka bersatu untuk menjadikan FPI sebagai musuh bersama.

Berarti mereka mencari momentum yang tepat untuk membubarkan FPI ?

Akhirnya mereka mencoba mencari momentum untuk pembubaran FPI. Momentum apa saja yang mereka dapat, apakah momentum peristiwa Depok, dimana ada kontes waria yang dibubarkan warga yang didalamnya juga ada FPI. Bagaimana dengan peristiwa Bekasi, dimana ada patung yang dirubuhkan, walaupun sebetulnya yang merubuhkan patung adalah Walikota Bekasi, bukan FPI atas desakan masyarakat. Tetapi di media massa yang dituduh kan FPI.

Kenapa peristiwa Banyuwangi dianggap momentum, karena memang lebih dahsyat daripada Bekasi, Singkawang dan Depok. Persoalannya ada tiga anggota DPR RI yang katanya sedang melakuan kunjungan kerja.  Artinya, kalau melibatkan anggota DPR RI berarti bersingungan dengan lembaga tinggi negara. Ini berarti bisa dikatakan subversib kalau membubarkan acara negara. Meraka lihat ini momentum penting untuk dibenturkan dengan berita FPI telah membubarkan kunjungan kerja anggota DPR RI dan FPI mengusir anggota DPR RI.

Peristiwa Banyuwangi mereka jadikan momentum untuk membubarkan FPI. Cuma mereka kecelek, mereka salah fakta, karena ternyata di Banyuwangi, subhanallah nasrullah. Tepatnya pada 25 April 2010 lalu, DPW FPI Banyuwangi dibekukan karena ada konflik internal diantara mereka yang terkait Pilkada. Kemudian sikap politik dari para pengurus FPI berbeda, yang membuat mereka ada sedikit konflik. Kemudian kita tugaskan Sekjen FPI untuk menyelesaikannya dan  akhirnya disepakati supaya tidak ada fihak yang dimenangkan dan dikalahkan, maka dibekukan dulu. Berarti, kalau sudah dibekukan tidak boleh ada pergerakan apapun atas nama FPI. Tahu-tahu mereka mengkaitkannya dengan FPI, kan salah fakta dan mereka kecelek. Pada peristiwa ini kan tidak ada yang memakai seragam FPI. Jadi kesimpulannya, mereka salah fakta. Mereka sudah ramai-ramai ingin membubarkan FPI, ternyata salah fakta.

Begitu Munarman, Ustad Awit dan Ustad Khathath tampil di televisi, dengan debat terbuka dan kita ungkapkan fakta-faktanya, akhirnya mereka malu sendiri. Karena mereka malu, maka mereka lari ke berbagai peristiwa sebelumnya seperti insiden Monas. Sekarang semua film yang ditayangkan Metro TV, RCTI atau televisi swasta lainnya, itu peristiwa yang sudah diadili, sudah divonis dan pelakunya sudah dipenjara, artinya sudah inkracht dan  sudah selesai. Tidak ada satu persoalan hukum yang diadili sampai dua kali. Kalau persoalan hukumnya telah selesai, kok televisi mengadili lagi. Pengadilan saja tidak berhak untuk mengadili lagi, apalagi televise. Jadi kesimpulannya, mereka kecelek.

Mengapa selama ini media massa terutama televisi dan koran selalu memojokkan FPI, bagaimana tanggapan Habib ?


Kalau media massa memojokkan FPI, memang ada beberapa asumsi. Pertama, kelompok-kelompok yang memusuhi FPI adalah kelompok beruang seperti kelompok mafia, liberal, Kristen radikal dan kelompok politik. Meraka bisa dengan mudah untuk memberi siaran televisi. Jadi ini hanya persoalan duit, siapa yang bisa bayar itu yang mereka beritakan dengan senang hati.

Saya kasih contoh, pada saat Ustad Awit tampil di salah satu televisi dengan menyerahkan salah satu film ceramah  Ribka Tjiptaning di Banyuwangi, mereka kita tantang untuk berani setel ini karena isinya soal PKI, ternyata mereka tidak berani. Adapun yang disetel lagi ribut-ributnya.  Tetapi ceramah Ribka soal PKI di Banyuwangi selama 20 menit, kok tidak berani mereka setel. Apa karena FPI tidak bayar, kalau disuruh bayar nanti dulu. Tadi itu asumsi pertama, tetapi indikasinya kan kuat siapa punya duit bisa menguasai media massa.

Kedua, jangan lupa, hampir semua stasiun televisi tidak ada yang luput dari protes FPI. Hampir semua televisi pernah didemo oleh FPI. Biasalah, mungkin mereka tersinggung karena pernah didemo FPI. Jadi mereka enggan untuk menyiarkan berita-berita yang menurut mereka dapat mengangkat citra FPI. Jadi sepertinya ada sakit hati dan dendam kepada FPI yang pernah mendemo mereka. FPI tidak peduli kalau mereka salah kita demo. Metro TV, SCTV, RCTI dan Indosiar pernah kita demo, bahkan TVRI pernah kita demo.  Televisi mana yang tidak pernah kita demo. FPI tidak peduli  mendemo televisi, yang penting kalau salah ya kita protes. FPI tidak peduli apakah beritanya akan dimuat  atau tidak dimuat di televisi. Itu asumsi kedua, artinya indikasinya kan ada.

Ketiga, ini yang paling kuat. Sesuai dengan dokumen Rand Corporation, disitu ditulis donasi-donasi AS dan sekutunya memang berupaya dengan segala kekuatan finansialnya untuk membeli media massa. Paling tidak, kalau tidak beli ya mereka kuasai. Itu memang ada dalam Rand Corporation, itu artinya terperinci betul. Adapun yang menarik disitu juga disebutkan, kalau ada perbuatan-perbuatan yang menaikkan citra yang dilakukan kelompok Islam manapun tidak boleh dimuat. Bukan hanya FPI, tetapi kelompok Islam manapun. Sebaliknya, kalau ada perbuatan-perbuatan yang sekiranya dapat menurunkan citra kelompok Islam, maka harus dimuat dan harus diulang-ulang.

Makanya jangan kaget, kita bisa lihat acara di Metro TV dan SCTV, peristiwa penyerangan tempat biliar yang dijadikan ajang judi oleh laskar FPI tahun 2002 atau sudah 8 tahun lalu. Tetapi film itu selalu diulang, kadang-kadang kalau diulang seperti peristiwa Banyuwangi filmnya selalu diulang. Berarti apa yang dilakukan SCTV dan Metro TV serta beberapa televisi lain sesuai dengan dokumen Rand Corporation. Bukan saya mencoba mengkait-kaitkan, tetapi faktanya memang begitu.

Apa isi dokumen Rand Corporation ?

Dalam dokumen itu juga disebutkan, kalau kelompok-kelompok Islam yang mereka anggap sebagai musuh, kalau menyebutkan identitas cukup nama saja, tidak perlu disebut titelnya seperti Prof Dr dan sebagainya.  Kalau Kyai Haji  dan Habib jangan disebut KH dan Habibnya. Kalau Ustad jangan disebut ustadnya, pokoknya disebut namanya saja. Tetapi sebaliknya, kalau kelompok yang mendukung mereka harus disebut dengan lengkap titelnya, seperti Prof, Dr, PhD, MA, MSc dan sebagainya, itu tertulis dalam dokumen Rand Corporation. Jadi dengan demikian, ini memang grand design mereka. Jadi tidak perlu kaget dan ini tidak akan menjadi yang terakhir. Besok pasti mereka akan mencari lagi momentum untuk membubarkan FPI, dan  itu akan terus berlangsung sampai mereka berhasil membubarkan FPI. Kita harapkan sekarang gerakan Islam semakin merapatkan barisan dan memperkokoh ukhuwan Islamiyah, karena sebetulnya yang ditarget itu bukan hanya FPI saja tetapi semua gerakan Islam. Mungkin FPI dianggap sebagai pintu gerbangnya untuk dibobol terlebih dahulu.

Apa kerugian yang akan dialami bangsa Indonesia seandainya FPI sampai dibubarkan ?

Secara pribadi kalau FPI dibubarkan tidak ada masalah.  Kalau hari ini Front Pembela Islam dibubarkan, maka besok akan saya bikin Front Pecinta Islam. Dengan singkatan yang sama, pengurus yang sama, gerakan yang sama dan wajah yang sama pula, kan UU tidak melarang. Jadi saya tidak pernah pusing dengan pembubaran. Nanti kalau Front Pecinta Islam juga dibubarkan, maka akan saya bentuk Front Penyelamat Islam. Jadi mengapa pusing-pusing, saya tidak pernah pusing mengenai pembubaran ini, tidur saya tetap nyenyak.

Jadi saya bicara pribadi, artinya yang ingin saya tekankan, ada FPI atau tidak ada FPI amar makruf nahi mungkar tetap wajib dijalankan. Ada FPI atau tidak ada FPI, perjuangan para kader FPI yang ada dimana saja tetap berjalan. Artinya, saya dan kawan-kawan yang ada di FPI tidak pernah menjadikan FPI sebagai tujuan perjuangan. Kita selalu mengingatkan, FPI cuma kendaraan. Jadi kalau kendaraan ini rusak ditengah jalau atau dibakar orang atau dicuri orang atau kendaraan terbalik dan tidak bisa dipakai lagi, kita ganti kendaraan yang lain. Kenapa susah-susah amat karena FPI bukan  tujuan. Tujuan kita hanya mencari ridha Allah, tujuan kita liilai kalimatillah subhanahu wa taala. Jadi bukan tujuan kita mencitrakan FPI, membaguskan FPI, membesarkan FPI. Itu hanya proses perjuangan, tujuannya liilai kalimatillah subhanahu wa taala.

Itu yang secara pribadi saya melihat wacana pembubaran FPI, bahkan saya katakan bukan wacana lagi. Sebab ini sudah merupakan gerakan  sistimatis  yang dilakukan musuh-musuh Islam untuk membubarkan FPI. Tetapi memang kalau kita bicara secara umum buat masyarakat kasihan.  Kalau  ormas Islam bukan hanya FPI  yang concern terhadap amar makruf nahi mungkar terhadap penegakan keadilan melawan kedholiman. Kalau yang seperti ini sampai dibubarkan, kasihan umat Islam itu sendiri.  Artinya kekuatan mereka semakin lemah, kekuatan pembelaan mereka semakin surut. Bahkan kita khawatirkan  begitu ada ormas Islam semacam FPI yang dibubarkan, jangan-jangan nanti ada masyarakat yang takut untuk berjuang. Itu yang kita khawatirkan. Artinya mereka nanti akan menjadikan proyek percontohan. Jangan keras-keras, nanti nasibnya akan seperti FPI. Nanti kita jadi takut melawan kedholiman, kemungkaran, mafia, bajingan dan takut melawan okum pejabat yang bejat akhlaknya, ini berbahaya. Jadi kalau ada pembubaran suatu ormas Islam, ini kan melemahkan semangat juang umat Islam Indonesia. Walaupun secara pribadi kita tidak akan kendor, walaupun dibubarkan sepuluh kalipun kita tetap akan berjuang. Tetapi umat yang awam kan tidak begitu fikirannya.

Jadi kalau FPI dibubarkan, berarti akan mengulang sejarah ketika Soekarno meminta Masyumi membubarkan diri atau dibubarkan tahun 1960 lalu ?

Kalau kita kembali kepada sejarah Sukarno, ini kan sejarah yang sangat ironis. Tatkala Masyumi dituduh terlibat dalam PRRI,  ini kan tuduhan dan firtnah, Masyumi kemudian dibubarkan. Tetapi begitu PKI yang nyata-nyata berkhianat, Sukarno tidak membubarkannya. Ini fakta sejarah, ada apa ? Seharusnya Sukarno bersikap adil. Kalau Masyumi dibubarkan, PKI yang terlibat pemberontakan G30S seharusnya dibubarkan. Ini lebih berbahaya,  tetapi  nyatanya tidak dibubarkan Sukarno.

Sejak zaman kemerdekaan, terjadi pergulatan apakah itu ideologi, pertempuran fisik antara kelompok Islam dengan sekuler. Jadi kelompok sekuler ini memang selalu ingin menang sendiri. Jadi segala yang jelek dari sekuler mereka maklumi, tetapi apapun yang kelihatannya jelek dari kelompok Islam, kalaupun  tidak jelek mereka jelek-jelekkan. Itu akan dijadikan mereka alasan untuk penghancuran.

Sekarang kalau kita bicara soal pembubaran, kita lihat alasannya. Apa alasan  mereka ingin membubarkan FPI, karena FPI melakukan sejumlah kekerasan. Saya tidak ingin membela diri. Katakanlah benar FPI melakuan kekerasan, itupun kekerasan harus kita diskusikan dulu. Apa betul itu kekerasan, apa betul itu kekerasan struktural yang dilakukan secara organisatoris atau bagaimana. Itu masih perlu diskusi dan pembuktian dulu, andaikata FPI dituduh keras dan musti dibubarkan. Pertanyaan kita, bagaimana dengan berbagai kekerasan yang dilakukan partai politik. Berbagai pilkada di daerah sejak reformasi hingga sekarang ini selalu diwarnai kekerasan. Ada pembunuhan, pembakaran gedung pemerintana, pembakaran mobil, pembakaran pom bensin, luar biasa. Itu yang tidak pernah dilakukan FPI. FPI tidak pernah bakar gedung pemerintah, FPI tidak pernah membunuh Ketua DPRD, ini kan massa partai.

Kalau FPI dibubarkan, Parpol harus juga dibubarkan ?

Jadi kalau massa FPI melakukan kekerasan FPI nya harus dibubarkan, maka logikanya kalau massa partai melakuan kekerasan, maka partainya harus juga dibubarkan. Sekarang massa PDIP, PKB dan Demokrat melakukan kekerasan. Kalau begitu PDIP, PKB dan Demokrat harus dibubarkan. Ini kalau kita memakai logika pembubaran. Jadi tidaklah adil jika ada massa FPI melakukan kekerasan maka FPI dibubarkan. Tetapi kalau massa partai yang melakukan kekerasan, partainya tidak dibubarkan, enak betul ! Memang yang punya negara ini partai ! Kekerasan yang dilakukan massa partai lebih dahsyat, lebih keras bahkan biadab. Masak Ketua DPRD Sumatera Utara sampai dibunuh di dalam Gedung DPRD. Pembakaran gedung kabupaten seperti di Tuban dan pembakaran mobil di Mojokerto. Apa ada aksi FPI semacam itu. Apa ada massa FPI seperti itu. FPI paling-paling memakai pentungan. Adapun yang dirusak cuma kaca biliar dan tidak lebih dari itu. Ini kalau kita bicara fakta. Kalau pemerintah ingin membubarkan FPI, maka PDIP, PKB, Demokrat dan Golkar juga dibubarkan, jadi sama-sama bubar, termasuk negara ini juga bubar.

Selama ini kelompok liberal ingin membenturkan FPI dengan massa Gus Dur dan sekarang PDIP, tetapi usaha mereka selalu gagal ?

Kelompok liberal ini tidak mempunyai massa, tidak mempunyai grass-roots. Mereka antek Barat dan hanya mampu membuat LSM-LSM komprador. Mereka dibantu dengan bantuan asing, ini mereka sendiri yang mengakuinya.   Kalau kita ingin bicara jujur, FPI ingin dibubarkan karena  melangar UU No. 8 Tahun 1985 tentang Keormasan. Sekarang salah satu larangan dalam UU Keormasan adalah menerima bantua luar negeri atau asing. LSM yang dibuat kelompok liberal, semuanya menerima bantuan asing.  Bubarkan meraka dulu, FPI sudah siap untuk dibubarkan. Jadi kita bubar-bubaran, mereka ini tidak bercermin. Jadi kalau ada pepatah  mengatakan kuman disebarang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tak tampak.  Kesalahan FPI yang kecil jauh mereka lihat, tetapi kesalahan mereka yang besar dalam diri  mereka sendiri, tidak mereka lihat.

Kelompok liberal memang tidak punya massa. Masyarakat mana yang mau jadi antek asing. Serendah-rendahnya pendidikan, pemikiran, status sosial dan ekonomi  masyarakat Indonesia, secara umum mereka masih mempunyai ras cinta tanah air, cinta bangsa dan negara. Mereka tidak mau menjual negaranya untuk orang asing. Sehingga kelompok liberal tidak mendapatkan tempat di tengah masyarakat dan mereka tidak mempunyai kekuatan grass-roots. Adapun yang mempunyai kekuatan grass-roots di Indopnesia seperti NU dan Muhammadiyah. Kalau partai politik seperti PDIP yang mengakar ke bawah.

Kelompok liberal  melihat FPI sebagai ancaman dan FPI mempunyai kekuatan grass-roots kebawah. Bagaimana cara untuk menghadapi FPI, mereka berusaha untuk menunganggi NU tetapi tidka berhasil. Karena waktu itu Ketua PBNU KH Hasyim Muzadi, beliau dikenal orang baik, cerdas dan tidak bisa ditunggangi oleh Ulil dan kawan-kawan. Karena itu ketika tersiar kabar di beberapa daerah terjadi konflik antara massa FPI dengan NU, KH Hasyim Muzadi langsung klarifikasi.  Itu ternyata bukan NU, tetapi massa preman yang dibayar suatu kelompok dan dipakaikan baju NU. Akhirnya kebongkar semua dan mereka cuma ingin mengadu domba.

Dikabarkan ada  seorang tokoh yang kirim Banser palsu ke Pengadilan, tetapi ternyata itu preman yang diberi baju Banser. Padahala Banser sendiri tidak tahu menahu. Berbagai cara kotor seperti ini dilakukan kelompok liberal. Karena Gus Dur sudah meninggal dunia dan mereka menunganggi NU sudah tidak ada pintunya, maka sekarang mereka mencoba menunganggi PDIP. Kebetulan ada kasus Banyuwangi PDIP sedang marah, maka masuk Ulil ngipasin PDIP. Kebetulan Ulil pengurus Partai Demokrat. Maka kita sampaikan informasi itu ke PDIP, apa anda mau ditunganggi sama Partai Demokrat dan diadu dengan FPI, sehingga PDIP jadi mawas diri.

Abdul Halim/suara-islam.com

Sumber : fpi.or.id

Selasa, 22 Februari 2011

Ahmadiyah Dibela, Islam Dihujat!

Oleh: Qosim Nursheha Dzulhadi
Koran Tempo,  (09/02/2022) menurunkan tulisan Saipul Mujani yang membela aliran “sesat” Ahmadiyah. Lewat tulisannya berjudul, “Dalam Bayang-bayang Kuasa Umat”,  Saipul Mujani memberikan pembelaan terhadap aliran yang dianggap sesat oleh ulama-ulama dunia.

Saipul tampaknya ‘geram’ melihat isu kekerasan yang menimpa Jemaat Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten. Saipul sama sekali tak menyinggung mengapa akar masalahnya. Tentang bagaimana sebenarnya “kegeraman” Saipul, penulis mencoba memaparkannya dalam poin-poin berikut. Kemudian, akan diberikan kritik terhadap pandangannya secara memadai.

Pertama, Saipul menyatakan  bahwa “anggota jemaah Ahmadiyah diburu, dikepung ruang geraknya, seperti binatang. Bukan hanya oleh orang-orang di lapisan bawah, tapi juga oleh elite negara dan ulama. Wujudnya adalah kebijakan jahat yang dibuat elite tersebut dalam bentuk surat keputusan bersama (SKB) tiga menteri, dan dikaitkan dengan undang-undang penistaan agama. Dalam SKB itu, Ahmadiyah jelas kehilangan hak-hak asasinya yang paling fundamental sebagai warga negara, yakni kebebasan berkeyakinan dan menjalankannya”.

Pandangan Saipul ini nampaknya mengindikasikan minimnya kecerdasan emosional (emotional quotient) dalam dirinya. Bahkan, pandangannya berbau “tuduhan” tak berdasar. Karena dia memandang bahwa SKB tiga menteri merupakan “kebijakan jahat”. Dengan keluarnya SKB tersebut, Ahmadiyah, menurutnya, kehilangan hak-hak asasinya yang paling fundamental, yaitu: kebebasan berkeyakinan.

Mungkin Saipul lupa  – atau bisa jadi “pura-pura” lupa – bahwa yang dilakukan oleh Jemaat Ahmadiyah adalah penistaan dan penodaan terhadap agama Islam. Di mana mereka masih mengaku sebagai “Muslim”, tapi keyakinannya menyimpang jauh dari ajaran Islam, khususnya dalam masalah “kenabian” (al-nubuwwah). Di mana pada tahun 1902, Mirza Ghulam Ahmad (1835-1908) mengklaim dirinya sebagai nabi, dalam satu tulisannya, Tuhafat al-Nadwah, yang ditujukan kepada anggota komunitas Ulama di Lucknow, India.
Selain dalam Tuhfat al-Nadwah, Mirza Ghulam Ahmad juga mengklaim dirinya disebut sebagai seorang “nabi” oleh Allah. Dia menyatakan, “Allah menyebutku sebagai seorang ‘nabi’ di bawah sinaran kenabian Muhammad (fayadh al-nubuwwah al-Muhammadiyyah). Dan Allah memberikan wahyu kepadaku. Maka, kenabianku adalah kenabiannya.”
(Lihat, Mirza Ghulam Ahmad, al-Istitfta’ (Rabwah-Pakistan: Mathba’ah al-Nashrat, 1378 H), hlm. 16-17).

Dari sana dapat dipahami dengan baik bahwa yang dilakukan oleh Mirza Ghulam Ahmad adalah “merusak” akidah Islam yang sahih. Apakah seseorang atau komunitas dapat merusak akidah (keyakinan) satu agama, kemudian dia mengklaim berada dalam agama – yang dinodai – tersebut? tentu tidak demikian.
Kedua, Saipul juga menyatakan, “Umat Islam adalah kolektivitas yang dibayangkan hidup, punya logika, dan punya jalan pikiran sendiri. Ia punya sikap tentang apa itu Islam dan apa itu bukan Islam. Barang siapa yang memahami Islam di luar pemahamannya dianggap mengancam Islam dan umat Islam dan, karena itu, harus dikeluarkan. Bila tidak mau keluar, tetap bernaung dalam nama Islam, ia dinilai pantas dimusnahkan.

Sikap umat seperti ini sebenarnya diciptakan dalam sejarah oleh sebuah otoritas agama atau ulama dan negara atas dasar penafsiran yang dinilai berlaku umum dalam tradisi otoritas tersebut. Peran ulama adalah membentuk paham-paham Islam mana yang benar dan mana yang tidak benar, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh. Sampai di situ tidak apa-apa. Tapi, ketika otoritas agama ini punya kekuasaan atau bisa menggunakan kekuasaan negara, paham tersebut bisa punya daya paksa dan bahkan daya musnah seperti yang kita saksikan di Pandeglang itu,” begitu tulisnya.

Sejatinya, pandangan Saipul Mujani di atas memiliki lompatan logika yang amat akrobatik. Satu, dia mengandaikan bahwa yang merumuskan doktrin (ajaran) Islam adalah ummat Islam sendiri. Bukan Allah atau Nabi Muhammad. Pandangan seperti ini jelas keliru. Karena Allah yang membuat ajaran Islam kemudian dijelaskan oleh nabi-Nya dalam untaian sunnah-sunnah beliau, maka ummat Islam tidak boleh melanggar sedikitpun.

Bukankah Nabi Muhammad pernah bersabda, “Akan muncul di tengah-tengah ummatku 30 orang dajjal. Seluruhnya mengakau sebagai “nabi Allah”. Padahal, aku adalah penutup para nabi. Tidak ada nabi setelahku.” (HR. al-Tirmidzi, 3/338).

Sabda Rasulullah senada banyak sekali ditemukan dalam buku-buku hadits, karena diriwayatkan oleh para Muhadditsun terkemuka, semisal: Imam al-Bukhari, Imam Muslim, Imam Ahmad ibn Hanbal, Imam Ibn Majah, Imam al-Tirmidzi, Imam Ibn Hibban, Imam Abu Dawud, Imam al-Hakim, dan yang lainnya. Seluruhnya mengeluarkan sabda Rasulullah yang menyatakan bahwa “tidak ada nabi setelah beliau”.
Dan perlu dicatat bahwa apa yang beliau lakukan adalah perintah Allah dalam Qs. al-Ahzab (33): 40. Di mana beliau adalah utusan Allah (rasulullah) dan penutup para nabi (khatam al-nabiyyin).

Kesalahan fatal yang juga dilakukan oleh Saipul Mujani dengan mengatakan  Islam adalah “buatan para ulama”. Satu pernyataan yang amat gegabah, yang lahir dari seorang Muslim Pluralis, Liberal, dan Relativis. Bagi seorang Muslim, akidah Islam sudah jelas, bahwa ulama hanya menyampaikan ayat-ayat Allah (al-Qur’an) dan sabda Rasulullah tentangislam, bukan menafsirkan islam tanpa sandaran.
Apakah kemudian penafsiran ulama tentang Islam dapat disebut sebagai ajaran Islam? Tentu tidak. Apalagi jika penafsiran itu bertolak-belakang dengan ayat-ayat al-Qur’an dan sabda Nabi Muhammad.

Kalaupun mereka “berijtihad”, ijtihad mereka tidak bisa lepas dari dua sandaran penting dan fundamental: al-Qur’an dan Sunnah (Mengenai kedudukan al-Qur’an dan Sunnah sebagai rujukan utama dan supreme dalam Islam, simak dalam karya Syeikh Yusuf al-Qaradawi, al-Marja’iyyat al-`Ulya fi al-Islam li al-Qur’an wa al-Sunnah: Dhawabith wa Mahadzir fi al-Fahm wa al-Tafsir (Cairo: Maktabah Wahbah, 1993).

Ketiga, tuduhan lain yang juga dialamatkan kepada Islam oleh Saipul Mujani adalah: para elit negara takut kepada ummat Islam. Karena jika membela Ahmadiyah, mereka takut dinilai merusak Islam, dan takut dimusuhi ummat Islam.
Padahal, yang benar, sejak kehadiran aliran Ahmadiyah ke Indonesia (baik sekte Qadyani maupun Lahore, kira-kira tahun 1926 atau 1926) ummat Islam sudah merasakan ada yang tidak beres dalam tubuh aliran yang difatwa sesat oleh ulama sedunia. Karena klaim-klaim Mirza Ghulam Ahmad yang disebarkan secara terbuka, membuat ummat Islam merasakan ada ‘musuh dalam selimut’. Karena sejak awal, Jemaat Ahmadiyah mengaku sebagai “Muslim”, tapi keyakinannya bertentangan dengan akidah ummat Islam yang sahih menurut al-Qur’an dan Sunnah. (Untuk membuktikan bagaimana pertentangan ajaran Ahmadiyah dengan Islam, bandingkan saja konsep kanabian, doktrin al-Masih al-Maw`ud dengan ayat-ayat al-Qur’an dan sabda Nabi Muhammad mengenai hal ini).
Jadi, apa yang dikatakan oleh Saipul Mujani adalah “fitnah” dan “kebohongan” belaka. Apa yang dilakukannya adalah mencari simpatik, agar para elit negara membenarkan logikanya yang salah dan keliru. Padahal, siapa saja yang mau merunut sejarah masuknya Ahmadiyah ke Indonesia akan paham dengan baik bahwa Ahmadiyah telah merusak perasaan dan ketentraman keurukunan ummat beragama – khususnya ummat Islam – di Indonesia.
Keempat, Saipul Mujani juga sempat menyatakan, “Ketakutan elite negara, yang umumnya awam dengan tafsir Islam, itu semakin menjadi-jadi karena hampir tidak ada ulama tandingan dari umat Islam yang berpengaruh untuk menyampaikan paham alternatif terhadap pandangan tentang Islam yang dinilai umum tersebut. Kita tahu ada sejumlah ulama atau intelektual yang menoleransi adanya perbedaan paham dalam Islam, termasuk yang berkaitan dengan akidah, karena mereka tahu bahwa perbedaan semacam itu punya sejarah yang panjang dalam tradisi Islam. Dan sah adanya.”
Di sini, Saipul Mujani kembali melancarkan tuduhannya yang tak berdasar bahwa para ulama yang menurutnya “awam dengan tafsir Islam”. Padahal apa yang dilakukannya justru tidak menafsirkan apa-apa. Yang dia lakukan lewat tulisannya adalah “membela” kesesatan Ahmadiyah. Bukankah orang yang membela “kesesatan” lebih sesat lagi? Sama halnya dengan orang yang membela kebodohan, bukan ia lebih bodoh dari yang dibelanya itu? Dan dalam kasus Ahmadiyah, bukan paham alternatif tentang Islam yang ada, melainkan alternatif kejahilan: pilih kebenaran Islam atau kesesatan Ahmadiyah.
Kelima,  masalah perbedaan pendapat mengenai akal dan wahyu, Saipul Mujani mengungkap kembali perdebatan “klasik” antara Asy`ariyah dan Mu`tazilah. Apa katanya?
Kata Saipul Mujani, “juga kita ingat perdebatan besar para ulama Asyariah dan Mu`tazilah tentang hakikat wahyu atau Al-Quran, apakah ia kekal (qadim) atau baru (hadis). Kita juga tahu ada ulama besar tasawuf, seperti Yazid Albustami atau Al-Hallaj, yang punya ungkapan ganjil bagi awam umat Islam ketika mengatakan, misalnya, “tidak ada Tuhan selain Aku”; “Aku adalah Tuhan”, dan seterusnya.
Itu semua wilayah akidah dan, karena itu, beda paham dalam soal akidah juga biasa saja. Kalau Mirza Ghulam Ahmad mengaku dirinya seorang nabi, ya, tidak ada apa-apanya kalau kita melihat perbedaan paham para ulama pada zaman keemasan Islam tersebut. Jangankan yang mengaku sebagai nabi, yang mengaku dirinya sebagai Allah saja ada. Jangankan perbedaan paham dalam menafsirkan sumber doktrin Islam, yakni Al-Quran, yang menganggap Al-Quran kurang penting pun ada. Dan semuanya berdasarkan atas otoritas keulaman mereka,” tulis Saipul.
Dari pandangannya di atas, nampak jelas betapa “keblingernya” Saipul Mujani. Pandangannya begitu naïf, terlalu dipaksakan hanya gara-gara mendukung Jemaat Ahmadiyah yang menyimpang. Saipul Mujani mungkin lupa bahwa pandangan Mu`tazilah tentang “kemakhlukan” Al-Qur’an (khalq al-Qur’an) tidak didasarkan pada doktrin agama, melainkan politik. Lebih dari itu, adanya ide khalq al-Qur’an Mu`tazilah tidak murni dalam ranah akidah (teologi) melainkan pengaruh penganut agama lain, terutama Yahudi dan Kristen setelah wafatnya Nabi s.a.w. 20 atau 30 kemudian. (Lihat, Dr. Shalah al-Din Basyuni Ruslan, al-Qur’an al-Hakim: Ru’yah Jadidah li Mabahits al-Qur’an al-Karim (Cairo: Dar Qubba’, cet. III, 1999, hlm. 177-178).
Lebih dari itu, Dr. Ahmad Hijazi al-Saqaa melakukan penelitian mengenai doktrin khalq al-Qur’an Mu`tazilah ini. Dan hasilnya, ternyata Mu`tazilah dipengaruhi oleh teologi Yahudi dan Kristen. Oleh karena itu, menurut Ibn al-Atsir, yang menyebarkan ide khalq al-Qur’an di antaranya adalah Labid ibn al-A`sham, musah Nabi Muhammad yang paling keras: yang menyatakan khalq al-Tawrah (Taurat itu makhluk. Idenya kemudian diadopsi oleh keponakannya, Thalut, seorang zindiq (atheis), yang pertama kali menyatakan khalq al-Qur’an dalam Islam.
Imam Khathib al-Baghdadi juga menyatakan bahwa Basyr al-Murisi, seorang Murji’ah-Mu`tazilah adalah seorang propagandis ide khalq al-Qur’an. Ayahnya ternyata seorang Yahudi yang bekerja sebagai tukang “celupa” (sablon_red) di Kufah. Ibn Qutaybah juga meriwayatkan bahwa salah seorang pengusung ide khalq al-Qur’an adalah al-Mughirah ibn Sa`id al-`Ajali, seorang pengikut `Abdullah ibn Saba’ si Yahudi. (Lebih jelas, lihat Dr. Ahmad Hijazi al-Saqaa, al-Mu`tazilah: Qira’ah fi Makhthuthath al-Bahr al-Mayyit (Cairo: Dar al-Buruj, cet. I, 2003, hlm. 91, 135).
Jadi, sejarahnya panjang. Tidak sesederhana kesimpulan Saipul Mujani. Padahal pandangan seperti ini adalah misleading (keliru) dapat dapat menyesatkan opini orang banyak. Jadi, tidak benar kalau dikatakan bahwa masalah akal dan wahyu antara Asy`ariyah dan Mu`tazilah hanya melahirkan ide khalq al-Qur’an: apakah dia qadim atau makhluq. Karena di sana ada politik yang bermain. Dan ummat Islam sampai hari yang menelan pil pahit “fitnah” (ujian) ide khalq al-Qur’an yang tak berdasar itu.
Masalah Yazid al-Bisthami maupun al-Hallaj juga tidak sesederhana yang disimpulkan Saipul Mujani. Kemudian itu dianggap hal biasa. Padahal, masalah Abu Yazid al-Bisthami, al-Hallaj, plus – jika boleh– Suhrawardi pemikirannya dianggap “menyimpang” oleh para ulama. Dan perlu diingat bahwa pandangan mereka bukan meanstreami (arus utama) dalam pemikiran Islam. Landasan pemikiran mereka juga bukan “tauhid” yang jelas, melainkan hasil adopsi dari berbagai budaya asing kuno, seperti: India dan Majusi yang mengganut paham wahdat al-wujud, al-hulul, dan aliran-aliran menyimpang yang tidak dikenal dan tidak diakui oleh Islam. Namun demikian, pandangan mereka dikritik oleh kaum Muslimin, terutama dari sisi tujuan dan target mereka. Dan tentunya selain al-Hallaj dan Suhrawardi amat banyak. (Lihat, Anwar al-Jundi, Syubuhat fi al-Fikr al-Islami (Emirat Arab: al-Ittihad al-Wathani li Thalabah al-Imarat, hlm. 29-30).
Dan tentunya, orang-orang yang mengklaim sebagai “nabi” keluar dari ajaran Islam. Dan itu, menurut Allah, merupakan tindakan kezaliman yang amat besar. Karena dia telah merekayasa kebenaran menurut hawa nafsunya. Dimana akhirnya: dia mengaku mendapatkan wahyu, padahal tidak mendapatkan apa-apa. (Qs. al-An`am (6): 93). Konon lagi orang-orang yang mengaku sebagai “Allah”. Betapa “sesatnya” orang-orang yang mendaku sebagai “tuhan” selain Allah. Jika pun klaim sebagai “Allah” ada dalam Islam, itu adalah pandangan yang menyimpang, bukan berarti itu benar dan dapat dibenarkan.
Keenam, tuduhan keji Saipul Mujani juga dapat kita lihat dari pernyataannya, “Sejauh ini para ulama yang bernafsu mengeluarkan Ahmadiyah dari Islam cukup berhasil memonopoli arti dan makna Islam itu, sehingga paham yang lain harus dimusnahkan. Lebih dari itu, mereka kemudian berhasil juga menciptakan ketakutan di seantero negeri, termasuk kepada para jenderal yang paham keislamannya dari tradisi abangan itu
Para elite negara begitu takut kepada umat Islam yang maknanya ciptaan para ulama itu. Mereka begitu percaya, kalau melawan paham ulama itu, mereka akan ditinggalkan umat Islam, yang membentuk hampir seluruh penduduk negeri ini. Kalau ditinggalkan, apalagi dimusuhi umat yang buatan ulama itu, habislah riwayat petinggi negara yang nasibnya bergantung pada pilihan umat itu, apakah itu presiden, anggota DPR, gubernur, maupun bupati. Pejabat-pejabat negara lainnya yang tak dipilih umat, seperti yang duduk di Mahkamah Konstitusi, kejaksaan, kepolisian, dan kementerian, juga takut karena bergantung pada para pejabat yang dipilih umat tersebut. Umat berkuasa, dan membuat takut seantero negeri.”
Pandangan Saipul Mujani di atas amat “provokatif”. Ia ingin menimbulkan fitnah baru, bahwa ummat Islam di Indonesia adalah ‘ciptaan’ para ulama. Satu pandangan yang penuh dengan kebencian terpendam. Satu pandangan yang mengandaikan bahwa seluruh prangkat negara berada dalam “cengkraman” para ulama Muslim. Sejatinya, sebagai seorang akademisi, pendapat ini tidak seharusnya muncul. Karena hanya memicu lahirnya pandangan yang kontro-produktif di tengah-tengah ummat yang tengah membutuhkan solusi jitu dan sarat manfaat ke depan.
Budaya Menolak Kebenaran
Para ulama memang memiliki “toleransi” yang tinggi dalam masalah perbedaan pendapat. Oleh karenanya mereka terbiasa dengan dialog (al-hiwar) dalam melihat pandangan mana yang benar dan keliru. Dan perlu dicatat bahwa para ulama Islam bermartabat selalu mengikuti “kebenaran” ketika dalam satu dialog ditemukan. Bukan mengingkari kebenaran dengan dalih “relativisme” kebenaran.
Karena kebiasaan orang liberal-relativis selalu menolak kebenaran, jika argumentasi mereka terpatahkan. Maka muncullah istilah-istilah aneh, seperti: “Itu kan penafsiran Anda, orang juga boleh punya penafsiran.” Atau, “Itu kan pemahaman Anda, bisa jadi pemahaman Anda keliru.” Kadang kala, “Itu kan menurut Anda, menurut saya lain lagi.”
Dalam kasus Ahmadiyah bukan tidak pernah dilakukan dialog. Tapi ketika Jemaat Ahmadiyah terpojok, mereka menyatakan, “Masalah kenabian hanya beda perspektif saja.”
Alangkah jauhnya jika dibandingkan dengan kebesaran jiwa seorang Qadhi (hakim) Basrah (Iraq), `Ubdaydillah ibn Hassan al-Anbary (105-168 H) yang “mencabut” pendapatnya ketika keliru dan dibenarkan oleh salah seorang muridnya sembari berkata, “Sungguh, menjadi ekor dalam kebenaran lebih aku sukai daripada menjadi kepala dalam kebatilan.”

Begitu juga, amat jauh jika disejajarkan dengan `Izzuddin `Abdul `Aziz ibn `Abdus Salam (577-660 H) yang digelar Sulthan al-`Ulama’ (Sultan Para `Ulama’). Ketika dia tahu bahwa fatwanya “keliru”, dia pun keliling kota Kairo (Mesir) sambil berseru kepada setiap orang, “Wahai, siapa saja yang menerima pernyataan demikian-demikian dari orang lain, janganlah diamalkan karena ternyata fatwa itu keliru!” Subhanallah! Dan mengenai perbedaan pendapat di kalangan ulama, ini perlu digaribawahi. Bahwa perbedaan diantara mereka hanya pada tataran “cabang ajaran agama” (al-furu`) bukan pada hal-hal substantial atau fundamental (al-ushul). Oleh karena itu, tidak pernah ada perbedaan pendapat bahwa Nabi Muhammad adalah khatam al-nabiyyin.

Bertolak-belakang dengan itu, fenomena yang ada sekarang adalah: budaya menolak kebenaran dan menerima kebatilan dengan dalih “kebebasan berpendapat”. Maka sah-sah saja jika ada yang menolak pandangan dan pendapat orang lain, meskipun pandangan itu yang benar. Toh semuanya, seperti kata Michael Fackerell, seorang missionaris asal Amerika, “All is relative” (semuanya adalah relatif). Semuanya adalah hanya beda penafsiran, maka tidak ada yang mutlak dan absolut.
Akhirul kalam, penulis menyimpulkan,  ketakutan Saipul Mujanilah yang berlebihan melihat reaksi terhadap Ahmadiyah saat ini. Dia khawatir jika konsep HAM-Barat tak bisa lulus dan diterima dalam kehidupan beragama dan berbangsa di Indonesia yang mayoritas penduduknya Muslim.

Padahal memang sudah terbukti bahwa HAM-Barat hanya merugikan “ummat Islam”, tidak lebih. Itu sebabnya mengapa sekarang banyak yang “membela” Ahmadiyah dan “menghujat” ummat Islam. Ironisnya, yang “membela” Ahmadiyah dan “menghujat” ummat Islam justru akademisi Muslim sendiri. Menyedihkan!
Penulis adalah guru Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah, Medan-Sumatera Utara. Sekarang tengah menyelesaikan studi di Pascasarjana Institut Studi Islam Darussalam (ISID), Gontor-Jawa Timur. [slm/fpi]



Sumber : Hidayatullah.COM

Tahukah Anda: Wanita-Wanita Ahmadiyah Haram Menikah Dengan Laki-Laki Yang Bukan Ahmadiyah

Di masa Rasulullah SAW ada seseorang yang mengaku nabi, bernama Musailamah Al-Kaddzab. Gelar Al-Kaddzab berarti si Pendusta, karena dia memang berdusta dengan mengaku sebagai nabi. Selain mengaku nabi, Musailamah juga merasa mampu menandingi ayat Al-Qur’an dengan gubahannya sendiri Ad Difda’u atau Katak. Al Jahiz, sastrawan Arab dalam bukunya ‘Al Hayawan’ mengomentari gubahan nabi palsu ini dengan mengatakan: ”Alangkah kotornya gubahan yang dikatakannya sebagai ayat Al-Qur’an itu yang turun kepadanya sebagai wahyu.”
Kini, seseorang kembali mengaku nabi. Namanya Mirza Ghulam Ahmad, lahir di Qodian (India) pada tanggal 15 Februari 1835 M dan meninggal tanggal 26 Mei 1908 M. Selain mengaku nabi dan rosul, Mirza juga mengaku sebagai Imam Mahdi, serta mengaku menerima wahyu, yang disebut dengan Tadzkirah. Dengan kitab ‘suci’ yang dibuatnya ini Mirza Ghulam Ahmad membai’at murid-muridnya dan mengembangkan sekte sesat dan menyesatkan dengan nama Ahmadiyyah. Saat ini Ahmadiyyah yang masuk di Indonesia sejak tahun 1935 telah mempunyai sekitar 200 cabang, terutama di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Barat, Palembang, Bengkulu, Bali, NTB dan lain-lain.
Di masa lalu, para Sahahabat, seperti Abu Bakar Ash Shiddiq segera mengirimkan panglima terbaik dalam Islam, Khalid bin Walid sang pedang Allah untuk menghabisi sang nabi paslu, Musailamah Al Kadzzab. Sebelumnya telah dikirim, panglima Islam lainnya, Usamah bin Zaid yang teryata kewalahan menghadapi nabi palsu tersebut, Musailamah Al-Kadzab dan istrinya, Sajah. Barulah ketika tentara Islam pimpinan Khalid bin Walid ini menyerbu Musailamah Al-Kaddzab di Yamamah, maka sang nabi palsu Musailamah terbunuh bersama 10.000 orang murtad lainnya. Ath-Thabari, seorang sejarawan Islam menyebutkan bahwa belum pernah ada perang sedahsyat itu dalam memerangi kesesatan, terutama ajaran yang sesat dan menyesatkan.
Tadzkirah Kitab “Suci” yang Menyesatkan
“Apabila engkau (Mirza) berniat untuk mengerjakan pekerjaan yang besar, maka bertawakallah kepada Allah, dan jadikanlah perahu (jema’at di hadapan Kami menurut wahyu Kami). Orang-orang yang mengambil bai’at kepada engkau (yakni murid-murid engkau), mereka bai’at kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka”.
(Kitab “Suci” Tadzkirah, hal 163)
Dalam buku Ahmadiyyah & Pembajakan Al-Qur’an karya M.Amin Djamaluddin, disebutkan bahwa kitab “suci” Ahmadiyyah, Tadzkirah telah membajak ayat Al-Qur’an sebanyak 132 ayat. Dalam Tadzkirah sang nabi palsu, Mirza Ghulam Ahmad mencampur-adukkan ayat-ayat suci Al-Qur’an dengan bahasa Arab, bahasa Urdu, dan bahasa Persia.
Wahyu palsu yang diklaim Mirza Ghulam Ahmad diturunkan padanya sebenarnya adalah bajakan dari potongan beberapa ayat Al-Qur’an dari surat Ali Imran ayat 159, Surat Hud ayat 37 dan surat Al-Fath ayat 10 yang disambung menjadi satu ‘wahyu’. Dengan wahyu rekayasa inilah Mirza Ghulam Ahmad membentuk aliran sesat Ahmadiyyah dengan suatu keyakinan Jama’at Ahmadiyyah itu identik dengan perahu nabi Nuh a.s. Menurut Mirza, barang siapa yang tidak mau masuk dalam Jama’at Ahmadiyyah sama saja dengan orang yang tidak mau naik (masuk) dalam perahu nabi Nuh Nuh dan akan tenggelam semuanya yaitu akan masuk neraka.
Ahmadiyyah juga menganggap kitab “suci” Tadzkirah sama sucinya dengan kitab suci Al-Qur’an, bahkan lebih besar. Jama’at ini juga mempunyai tempat suci tersendiri yaitu Qadian dan Rabwah. Mereka bahkan memiliki surga sendiri yang letaknya di Qadian dan Rabwah dan serifikat kavling surga tersebut dijual kepada jama’ahnya dengan harga yang sangat mahal. Parahnya lagi, wanita-wanita Ahmadiyyah haram menikah dengan laki-laki yang bukan Ahmadiyyah, tetapi lelaki Ahmadiyyah boleh kawin dengan perempuan yang bukan Ahmadiyyah. Selain itu, seorang pengikut Ahmadiyyah tidak boleh bermakmum dengan (di belakang) imam yang bukan Ahmadiyyah. Ahmadiyyah juga mempunyai tanggal, bulan, dan tahun sendiri, yang mereka beri nama dengan Hijri Syamsyi atau disingkat menjadi HS.
Keanehan dan penyimpangan-penyimpangan ini barulah sebagian kecil dari pokok-pokok ajaran Ahmadiyyah yang sesat dan menyesatkan. Bahkan Ahmadiyyah bisa disebut sebagai sebuah agama baru, dan bukan Islam. Hal ini karena Ahmadiyyah memiliki nabi tersendiri, yakni Mirza Ghulam Ahmad, kitab “suci” tersendiri yaitu Tadzkirah, dan ajaran-ajaran tersendiri yang menyimpang jauh dari ajaran Islam. Dr. Muhammad Iqbal, ilmuan Islam yang juga berasal dari India mengingatkan :
“Sesungguhnya Qadianisme (Ahmadiyyah) adalah gerakan penentang Nabi Muhammad SAW, dan komplotan penentang Islam dan agama yang terpisah, dari agama Islam, bahwa Qadianisme adalah umat yang berdiri sendiri bukan bagian dari umat Islam”.
“Sesungguhnya Qadianisme (Ahmadiyyah) akan menarik umat nabi Muhammad SAW dan mendirikan umat baru di India. Sesungguhnya Qadianisme lebih berbahaya bagi kehidupan masyarakat Islam Hindia dibangdingkan aliran Spenoza dengan filosof Yahudi yang memberontak dengan peraturan-peraturan Yahudi”.
Ahmadiyyah : Rekayasa dan Konspirasi Musuh Islam
Dalam salah satu kitabnya, Mirza Ghulam Ahmad menulis : “ Aku adalah Imamuzzaman pada abad sekarang dan Allah telah menghimpun tanda-tanda pada diriku”. Mirza mengaku dan menganggap dirinya Imam Mahdi yang ditunggu-tunggu dan dijanjikan kedatangannya oleh umat Islam seluruh dunia.
Jema’at Ahmadiyyah meyakini bahwa Allah SWT telah membangkitkan seorang utusan rohani umat manusia di seluruh dunia, yaitu Hazrat Mirza Ghulam Ahmad sebagai Masih Mau’ud dan Imam Mahdi. Mirza Ghulam Ahmad sendiri menyatakan bahwa “Barang siapa yang tidak benar-benar yakin bahwa akan hadirnya Masih dan Mahdi yang dijanjikan, ia bukan dari Jama’atku, yakni jama’at Ahmadiyyah.
Cerita dan klaim konyol seperti ini sudah sering terjadi sebelumnya yang teryata didalangi oleh musuh-musuh Islam. Musuh-musuh Islam memanfaatkan nubuwah (berita kenabian) diutusnya Imam Mahdi di akhir zaman dengan memanipulasi sosok Al Mahdi dan memunculkan tokoh-tokoh rekayasa untuk dipercaya sebagai Al Mahdi, termasuk Mirza Ghulam Ahmad.
Keyakinan akan turunnya Imam Mahdi telah dimanipulasi oleh musuh-musuh Islam, salah satunya Inggris. Inggris yang pada waktu itu menjajah India, kesal dan putus asa terhadap sikap kaum muslimin yang anti pati dan nonkooperatif terhadap Inggris. Sikap umat Islam ini membuat mereka terpojok dibanding umat Hindu yang bersikap kooperatif. Dalam kondisi lemah dan tertindas inilah muncul gerakan Mahdiisme yang dipelopori Ahmadiyyah yang berorientasikan pada pembaharuan pemikiran. Mirza Ghulam Ahmad tampil sebagai sosok yang mengaku telah diangkat sebagai Al-Mahdi dan Al-Masih oleh Tuhan, merasa mempunyai tanggung jawab moral untuk memajukan Islam dan umat muslim dengan memberi interpretasi baru terhadap ayat-ayat Al-Qur’an sesuai dengan tuntutan zamannya, sebagai yang diilhamkan Tuhan kepadanya.
Dalam novel The Mahdi karya AJ Quinnel (1981) diceritakan konspirasi antara agen M-16 (Inggris) dengan agen CIA (Amerika) dalam merekayasa kehadiran sosok Al Mahdi, Abu Qadir, seorang sufi asal Saudi. Dalam sinopsis novel tersebut dikatakan : Sebuah cerita spionase spektakuler tentang dinas-dinas rahasia internasional yang merencanakan untuk menguasai kekuatan Islam yang sedang berkembang melalui sebuah mukjizat buatan, di depan mata jutaan umat Islam beriman di Kota Mekah. Menampilkan seorang Mahdi baru : Itulah sasaran yang ingin dicapai setiap agen dinas rahasia Barat. Seorang ‘nabi boneka’ merupakan sebuah kunci yang tak terbayangkan bagi kekuatan internasional. Menampilkan, sudah tentu seorang “nabi” yang tetap berfungsi sebagai boneka.
Fenomena munculnya nabi-nabi palsu akhir zaman seperti Mirza Ghulam Ahmad, Ahmad Mosadeq, hingga Lia Aminuddin dengan klaim sebagai Al Masih, menerima wahyu dari Jibril a.s. sekaligus mengaku sebagai nabi yang mendapat wahyu menjadi realitas tak terbantahkan akan adanya konspirasi untuk menghancurkan Islam yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam. Pelbagai cerita “mukjizat” biasanya diumbar oleh para nabi palsu ini untuk meyakinkan para pengikutnya. Padahal, bisa jadi “mukjizat” palsu itu sengaja diciptakan oleh musuh-musuh Islam, baik yang nyata maupun tidak.
Untuk membuktikan kemahdian Abu Qadir, agen Inggris M-16 membangun instalasi komunikasi rahasia dalam gua yang biasa digunakan sang sufi untuk meditasi. Lewat satelit, diproduksilah visualisasi ketika Nabi Muhammad menerima wahyu yang pertama, sehingga seolah dia pun menerima ‘wahyu’.
Sementara itu, Mirza Ghulam Ahmad mengaku menemukan sebuah makam di Srinagar, Punjab, India. Menurutnya makam tersebut adalah makam Yus Asaf yang diyakini sebagai Isa Al-Masih, sesudah pengembaraannya yang panjang dari Palestina ke Kashmir, India. Sesudah penemuan makam tersebut, barulah dicari hadits-hadits mahdiyah (tentang Imam Mahdi) yang relevan sebagai dasar keyakinan Ahmadiyyah. Maka pada tahun 1890, Mirza Ghulam Ahmad pun mendakwahkan dirinya sebagai Imam Mahdi. Selaku Imam Mahdi ia mendapat wahyu dari Allah SWT, yang berbunyi : “Bangkitlah! Waktu yang ditetapkan untukmu telah tiba…”
Dalam situs resmi Ahmadiyyah Indonesia, terdapat artikel tentang biografi Mirza Ghulam Ahmad yang ditulisnya sebagai Imam Mahdi dan Masih Mau’ud (Al Masih yang ditunggu). Lewat situs ini Ahmadiyyah gencar berpropaganda, bahkan menyiarkan langsung ceramah khalifah mereka di London.
Berikut kutipan dari situs Ahmadiyyah Indonesia tentang tanda-tanda kematian Mirza Ghulam Ahmad :
Pada bulan Desember 1905, Hazrat Ahmad as. mendapat ilham yang menerangkan bahwa saat kewafatan beliau telah dekat, oleh karenanya beliau menulis sebuah buku yang berjudul Al-Wasiat, yang disebar luaskan kepada seluruh warga Jemaat Ahmadiyah. Di dalamnya beliau as. memberitahukan bahwa saat kewafatan beliau telah dekat, dan menasihatkan agar Jemaat tenteram serta berbesar hati.
Demikian pula, berdasarkan ilham Ilahi, Hazrat Ahmad as. mengumumkan untuk membuat sebuah areal perkuburan khusus (Bahesyti Maqbarah), dan orang-orang yang akan dikebumikan disana harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan. Yakni mengurbankan paling sedikit 1/10 harta bendanya dan 1/10 dari penghasilannya setiap bulan untuk kepentingan Islam. Hazrat Ahmad as menjelaskan :
“Allah Taala telah memberi kabar suka kepada saya, bahwa di perkuburan itu hanya orang-orang ahli surga saja lah yang akan dikuburkan.”
Lihat, kesesatan Ahmadiyyah yang meyakini pimpinan mereka menerima wahyu (meski diubah kata-katanya menjadi ilham), dan meyakini dengan yakni bahwa pimpinan mereka akan masuk serga.
Selain itu, kucuran dana Ahmadiyyah juga sangat besar. Untuk menggaji pegawainya saja Ahmadiyyah mengeluarkan sekitar 60 juta/bulan. Ahmadiyyah juga setiap bulannya membagikan brosur kepada masyarakat, membagikan buku-buku yang berisi ajaran Ahmadiyyah secara gratis kepada masyarakat. Semuanya itu dilakukan dari markas besar mereka di Parung Bogor, Jawa Barat di atas tanah seluas 15 ha.
Harus Diapakan Ahmadiyyah ?
Sejak kemunculannya, Ahmadiyyah telah ditentang oleh seluruh ulama. Namun, berkat bantuan Inggris yang menjajah India ketika itu, keberadaan Ahmadiyyah tetap langgeng bahkan semakin berkembang cepat. Ketika Pakistan melarang keberadaan Ahmadiyyah, khalifah atau pemimpin tertinggi mereka melarikan diri ke Inggris dan memindahkan markasnya pula ke sana.
Pasca kematian Mirza Ghulam Ahmad pada tahun 1908 M, kepemimpinan Ahmadiyyah berpindah secara estafet kepada seseorang yang kemudian diyakini sebagai khalifah, dan mendapat gelar Hadhrat. Kepemimpinan pertama Ahmadiyyah selepas kematian Mirza adalah Hadhrat Hafiz H. Hakim Nuruddin selaku khalifah I hingga meninggal tahun 1914 M. Selanjutnya dipilih khalifah II Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad yang memangku jabatan tersebut dari tahun 1914 hingga 1965. Kemudian, ia digantikan oleh khalifah III Hadhrat Hafiz Nasir Ahmad yang meninggal dunia tahun 1982. Selanjutnya kekhalifahan dijabat oleh khalifah IV Hadhrat Mirza Taher Ahmad hingga sekarang.
Ironisnya, di bulan Juni-Juli 2000 M, Ahmadiyyah yang telah difatwakan sesat oleh MUI, dinyatakan sebagai aliran kafir di luar Islam oleh Liga Dunia Islam di Mekkah, justru disambut dengan upacara penting di negeri ini oleh Dawam Rahardjo, Gus Dur, dan Amien Rais. Ketika itu, khalifah ke IV Ahmadiyyah, Taher Ahmad yang bermarkas di London, Inggris berkunjung ke Indonesia. Tentu saja sambutan kepada penerus nabi paslu tersebut akan mengakibatkan kaburnya pandangan umat Islam akan kesesatan dan menyesatkannya Ahmadiyyah. Bisa jadi, Ahmadiyyah akan dianggap sebagai ajaran yang benar, yang perlu juga dibela dan dilindungi sebagaimana pandangan awam saat ini. Padahal sudah jelas sejelas matahari di siang hari bahwa Ahmadiyyah adalah sesat dan menyesatkan!
Prof.KH. Ibrahim Hasan LML, Rektor IIQ Jakarta mewajibkan kaum muslimin untuk berjuang membubarkan Ahmadiyyah. Bahkan hampir seluruh ormas Islam ketika itu telah menandatangani kesepakatan agar Ahmadiyyah dibubarkan, karena telah menodai Al-Qur’an. Peristiwa itu terjadi pada bulan Juni 1995.
Syuriah Nahdatul Ulama, melalui Rois (Ketua) dan pelaksana harian syuriyahnya, KH Ma’ruf Amin, memutuskan bahwa Ahmadiyyah yang ada di Indonesia menyimpang dari ajaran Islam. Maka sudah seharusnya aliran yang memutar-balikkan Al Qur’an tersebut dilarang. Ahmadiyyah, menurut keputusan Syuriyah memutar-balikkan ayat Al-Qur’an, bahkan mengakui adanya nabi baru setelah nabi Muhammad SAW. Mirza Ghulam Ahmad dianggap sebagai nabi. Itu jelas menyimpang dari ajaran Islam dan harus dilarang, uangkap KH Ma’ruf Amin menjawab harian Pelita, Agustus 1995.
Sejak saat itu, kaum muslimin tiada henti menuntut pembubaran Ahamdiyyah di negeri ini. Lebih dari 10 tahun telah berlalu, umat Islam tidak henti dan tidak bosan menyuarakan kebenaran dan melakukan amar ma’ruf nahi munkar, menolak keberadaan Ahmadiyyah yang sesat dan menyesatkan. Kaum muslimim yakin bahwa Ahmadiyyah adalah sebuah kemungkaran dan kemungkaran harus diingkari menurut kadar kemampuan. Karena jika kemungkaran seperti Ahmadiyyah tidak dihilangkan, maka akan menyebabkan negara dan umat akan binasa, sebagaimana hadits Rosul SAW :
“Maka jika mereka membiarkan mereka berbuat menurut keinginan mereka, niscaya mereka akan binasa, dan jika mereka mencegahnya, maka mereka semua akan selamat”.
Abdul Mun’im Halimah “Abu Bashir” dalam bukunya “Fatwa Mati Buat Penghujat” menyatakan, mencegah dan menjatuhkan sanksi hukuman terhadap pelaku kemungkaran tidaklah bertentangan ataupun berlawanan dengan keadaan Allah yang akan menghukumnya sendiri kelak di hari kiamat, sebagaimana firman Allah :
“Dan kami menunggu-nunggu bagi kalian bahwa Allah akan menimpakan kepada kalian adzab siksaan (yang besar) dari sisi-Nya, atau (adzab siksaan) dengan tangan-tangan kami.” (QS At Taubah : 52)
Adapun siksaan yang ditimpakan Allah kepada mereka melalui tangan-tangan kita adalah sewaktu mereka menampakkan kepada kita kebatilan dan kekafiran mereka. Sedangkan siksaan yang datang dari sisi Allah adalah kelak nanti pada hari kiamat, hari di mana mereka dibawa menghadap Allah SWT. Lalu, Allah menyiksa mereka dengan siksaan yang amat pedih.
Wallahu’alam bis showab!
By: M. Fachry

Selasa, 18 Januari 2011

Kiat Raih Surga di Balik Amarah


ILUSTRASI. (foto: Google)
ILUSTRASI. (foto: Google)
Tak jarang kita saksikan pemandangan yang sangat tragis. Orang yang sehari-harinya berperangai alim, pintar, baik hati, dermawan, ramah dan disegani orang lain, tiba-tiba menjadi beringas, preman, arogan dan kata-katanya kotor ketika tidak bisa menahan emosi saat bertengkar. Bahkan pertengkaran karena perselisihan hal yang sepele sekalipun.  

“Sesungguhnya orang yang paling dibenci Allah adalah orang yang keras dalam berdebat (al-alad) dan keras kepala dalam pertengkaran (al-khashim).”

Demikianlah sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu anha dalam kitab Shahih Bukhari.
Al-alad adalah orang sangat keras dan sering berdebat. Adapun al-khashim adalah orang yang membantah saudaranya dengan alasan yang batil serta tidak mau menerima kebenaran.

Pada kesempatan yang lain Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah benci terhadap ja’dhari, jawadh, orang yang suka berteriak teriak (sakhab) di pasar, laksana bangkai di malam hari, namun bak keledai di siang hari. Dia mahir dalam urusan dunia tetapi bodoh dalam urusan akhirat” (HR. Baihaqi dan Ibnu Hibban dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu).
...Demikian besar pahala yang dijanjikan bagi orang yang bisa menahan amarahnya. Bodoh sekali jika masih ada orang yang tidak tertarik untuk meraih surga, padahal caranya cukup mudah, yaitu dengan menahan amarah...
Ja’dhari adalah sifat keras, kasar dan sombong. Jawadh adalah yang suka mengumpul­kan harta dan kikir. Sedangkan sakhab adalah suka berteriak, berselisih dan sombong.
“Laksana bangkai di malam hari dan bagaikan keledai di siang hari” adalah sebuah ungkapan untuk menggambarkan orang yang bekerja seperti keledai sepanjang siang untuk mencari dunia kemudian tidur sepanjang malam seperti bangkai yang tidak bergerak.

Sedangkan yang dimaksud dengan “mahir dalam masalah dunia” adalah mahir dalam perkara perkara yang menjauh­kan­nya dari Allah SWT karena sibuk mencari dunia. Bodoh dalam masalah akhirat, maksudnya adalah tidak mengetahui perkara perkara yang mendekatkan diri kepada Allah di akhirat.
Setelah memperingatkan bahaya sikap keras kepala dan bertengkar, Rasulullah meng­ajarkan resep untuk menangkalnya, yaitu dengan menahan emosi dan men­jauhkan diri dari hal hal yang bisa memicu kemarahan.

Kiat meredam amarah ada dua :

Pertama, tindakan pencegahan (preventif) sebelum terjadinya letusan amarah, yaitu menjauhi hal-hal yang bisa memicu amarah, antara lain: sifat sombong, kagum kepada diri sendiri, membangga-banggakan diri sendiri, angkuh, rakus, hobi berkelakar dan bergurau tidak pada tempatnya, dan sebagainya.
Kedua, tindakan pada saat terjadi kemarahan. Bila amarah sudah terbakar, maka ada empat langkah yang bisa dilakukan untuk menangkal:
1) Meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.
2) Berwudhu.
3) Merubah keadaan ketika marah baik dengan cara duduk, bangun, keluar, menahan diri dari bicara dan sebagainya.
4). Mengingat besarnya pahala orang yang menahan marah dan juga meng­ingat kehinaan yang menimpanya di dunia dan akhirat yang disebabkan oleh amarah.
Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang bisa menahan marah sedangkan dia sebenar­nya bisa melupakannya, maka Allah akan memanggilnya pada hari kiamat di hadapan seluruh makhluk. Lalu Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari sesukanya.
Demikian besar pahala yang dijanjikan bagi orang yang bisa menahan amarahnya. Bodoh sekali jika masih ada orang yang tidak tertarik untuk meraih pahala tersebut, padahal caranya cukup mudah, yaitu dengan menahan amarah. [a. ahmad hizbullah/ voa-islam.com]

Gambaran Dahsyatnya Siksa Neraka Dalam Al Qur'an

ILUSTRASI. (foto: Google)
ILUSTRASI. (foto: Google)
Oleh: Badrul Tamam
 Kalau kita perhatian dalam kehidupan Nabi kita Muhammad shallallahu  'alaihi wasallam, kita dapatkan beliau tidak pernah berhenti dari mengingat dan membicarakan neraka. Pada setiap pagi dan sore hari, beliau shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah berhenti berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dari neraka. Contohnya nyatanya kita dapatkan dalam dzikir pagi dan sore hari, di dalamnya terdapat isti’adzah (doa mohon perlindungan) kepada Allah dari neraka. Yaitu:
أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ  لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذَا اليَومِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِي هَذَا اليَومِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْكَسَلِ وَسُوءِ الْكِبَرِ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ
Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah. Dan segala puji bagi Allah, tiada tuhan (yang berhak diibadahi) kecuali Allah semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Kepunyaan-Nya kerajaan dan bagi-Nya pula segala pujian, dan Dia Mahakuas atas segala sesuatu. Ya Rabbi, aku memohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya, aku juga berlindung kepada-MU dari keburukan di hari ini dan keburukan sesudahnya. Ya Rabbi, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua (pikun). Ya Rabbi, aku berlindung kepada-Mu dari adzab di neraka dan adzab di kubur.” (HR. Muslim)
Maka sangat jelas, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam setiap hari, pada pagi dan sore hari, senantiasa berlindung kepada Allah Jalla wa ‘Alaa dari neraka.
Begitu juga kita dapatkan, sesudah bertahiyat - sebelum salam, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berlindung kepada Allah dari neraka. Beliau mengajari kita agar membaca,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dar siksa kubur dan siksa neraka, dari fitnah hidup dan fitnah mati serta dari fitnah al-Masih Dajjal.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bahkan mengingat neraka tidak luput dari beliau sampai saat sebelum tidur. Ya sampai sebelum tidur. Adalah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam apabila beranjak tidur maka beliau meletakkan telapak tangan kanan beliau di bawah pipi kanan, lalu berdoa:
رَبِّ قِنِي عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ
Ya Rabb-ku, selamatkan aku dari siksa-Mu pada hari Engkau membangkitkan hamba-hamba-Mu.” (HR. Al-Tirmidzi dan Ahmad) terkadang beliau shallallahu 'alaihi wasallam membacanya sekali dan terkadang tiga kali.

Bahkan doa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang paling sering beliau baca, sebagaimana yang disampaikan oleh Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berisi memohon perlindungan dari neraka,
رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Al Baqarah: 201)
Jadi mengingat neraka memiliki bagian besar dalam kehidupan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, baik dalam pikiran ataupun hati beliau. Beliau tidak pernah terputus dari mengingat neraka. Seperti inilah seharusnya seorang muslim, senantiasa mengingat neraka. Setiap saat harusnya dia mendengarkan ceramah tentang neraka atau membaca kitab yang menerangkan tentang dahsyatnya neraka. Kenapa? Supaya kita bertambah takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala sehingga dalam kehidupan ini kita tidak tenggelam dalam kenikmatan dunia, syahwat dan kemaksiatan sampai lupa akan akhirat.

Neraka dalam Al-Qur’an
Berikut ini kami suguhkan tentang gambaran neraka dalam Al-Qur’an. Di antaranya adalah firman Allah Ta’ala:
هَذَانِ خَصْمَانِ اخْتَصَمُوا فِي رَبِّهِمْ فَالَّذِينَ كَفَرُوا قُطِّعَتْ لَهُمْ ثِيَابٌ مِنْ نَارٍ يُصَبُّ مِنْ فَوْقِ رُءُوسِهِمُ الْحَمِيمُ
Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Tuhan mereka. Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka.” (QS. Al-Hajj: 19)
Para penghuni neraka akan dikenakan untuk mereka pakaian dari aspal yang lalu dibakar dengan api neraka . Tidak cukup itu saja, al-hamim (air yang sedang mendidih dan sangat panas) akan disiramkan ke atas kepala mereka, kita berlindung kepada Allah dari menjadi ahli neraka!
Kita bisa bayangkan, kalau saja kita diletakkan pada satu tempat, lalu dari atas turun setetes demi setetes air dalam jangka waktu tertentu, sehari, seminggu, sebulan. Setiap detik air menetes dan mengenai kepala kita. Apa yang akan terjadi? Kita akan tersiksa dengan sendirinya dan bisa menjadi gila, lalu bagimana kalau yang disiramkan itu adalah air mendidih neraka yang panasnya berlipat-lipat dari panasnya dunia.
Kemudian Allah melanjutkan,
يُصْهَرُ بِهِ مَا فِي بُطُونِهِمْ وَالْجُلُودُ
Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka).” (QS. Al-Hajj: 20) betapa dahsyatnya panas air tersebut. Saat disiramkan di atas kepala, maka air tersebut akan menghancurkan isi perut; daging, lemak, dan ususnya. Yakni isi perutnya meleleh karena panasnya air neraka yang mendidih tersebut. Sehinggapun kulit mereka juga meleleh. Kita memohon keselamatan kepada Allah dari beratnya siksa neraka.
Selanjutnya Allah berfirman,
وَلَهُمْ مَقَامِعُ مِنْ حَدِيدٍ
Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi.” (QS. Al-Hajj: 21) Maqami’ itu semacam palu atau martil dari besi yang dipukulkan ke kepala mereka. Maka ketika mereka hendak keluar dari neraka, dipukulkan martil-martil tersebut di atas kepala mereka supaya siksa tidak terputus dari mereka. “Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (Kepada mereka dikatakan): "Rasailah adzab yang membakar ini".” (QS. Al-Hajj: 22)
Dalam ayat lain, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِي النَّارِ وَسُقُوا مَاءً حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَاءَهُمْ
Sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?” (QS. Muhammad: 15) ya benar, mereka dipaksa meminum air neraka yang sedang mendidih dan sangat panas menghancurkan.
Jadi tidak cukup hanya disiramkan ke atas kepala mereka, namun al-hamim (air neraka yang sedang mendidih dan sangat panas) tersebut diminumkan kepada mereka sehingga usus-usus mereka terpotong-potong, tercabik-cabik dan hancur berantakan. Ya Allah, jauhkan kami dari siksa neraka!.
Sesungguhnya panasnya api neraka Jahannam tidak tertandingi. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengabarkan, panasnya lebih dari 70 kali dari panasnya api dunia yang paling panas.
Satu contoh permisalah yang tak mungkin bisa menyamai dengan neraka. Seandainya kita dipaksa meminum secangkir kopi atau teh yang sedang mendidih dengan segera, apa yang akan terjadi? Lidah dan mulut kita akan melepuh, dan boleh jadi usus kita juga akan meradang dan putus. Lalu bagaimana kalau yang diminumkan adalah air neraka yang sedang mendidih dan memiliki panas yang tak terhingga.
Orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?” Coba bayangkan keadaan ahli neraka yang dijelaskan ayat ini! karenanya benar-lah sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, “Kalau kalian tahu apa yang aku ketahui, pasti kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” Masalahnya, kita tidak mengetahui sebagaimana yang diketahui oleh beliau shallallahu 'alaihi wasallam.
Allah Subhanahu wa Ta'ala menggambarkan tentang tikar dan selimut ahli neraka,
لَهُمْ مِنْ جَهَنَّمَ مِهَادٌ وَمِنْ فَوْقِهِمْ غَوَاشٍ
Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka).” (QS. Al-A’raf: 41) dari bawah penghuni neraka ada tikar yang terbuat dari api neraka, sedangkan dari atasnya mereka diselimuti dengan selimut dari neraka juga. Dari sini, dapat kita padukan dengan ayat-ayat yang lain, bahwa para penghuni neraka akan dipakaikan baju dari aspal neraka yang lalu dibakar, tikar dari neraka, selimut dari neraka, dan juga cambuk (martil) dari besi.
Pada ayat lain, Allah Ta’ala menyebutkan tentang angan-angan para penghuni neraka, yaitu kematian. Mereka ingin sekali mati sehingga tidak merasakan adzab neraka yang maha dashsyat. Hal ini sebanding dengan angan-angan mereka di dunia, yaitu mereka berangan dan berhayal dapat hidup seribu tahun atau lebih. Mereka sangat cinta kepada kehidupan dunia. Sedangkan di akhriat mereka sangat-sangat berharap bisa mati. Kita berlindung kepada Allah dari menjadi bagian orang-orang kafir.
وَالَّذِينَ كَفَرُوا لَهُمْ نَارُ جَهَنَّمَ لَا يُقْضَى عَلَيْهِمْ فَيَمُوتُوا وَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُمْ مِنْ عَذَابِهَا
Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahanam. Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka adzabnya.” (QS. Faathir: 36) Yakni, dia tidak mati dan tidak akan diringankan adzabnya. Berbeda dengan siksa manusia di dunia, berapa tahun dan seberapa hebat mereka menyiksa sesama manusia? Penyiksanya bisa bertaham menyiksa paling hanya satu atau dua jam secara berturut-turut lalu istirahat. Pun dia masih butuh makan, minum, buang air dan kebutuhan lainnya sehingga siksa akan berkurang atau dihentikan sementara. Dan ujung dari siksaannya adalah kematian. Sedangkan di neraka, adzab tidak akan dihentikan barang sejenak, karena yang menyiksa adalah para malaikat yang sudah Allah bekali dengan kekuatan luar bisa dan sangat menyeramkan. Mereka tidak mengenal lelah atau capek sehingga tidak ada istirahat dari siksa bagi penghuni neraka. Setiap detik, setiap menit dan setiap jam penghuni neraka disiksa tanpa henti dan mereka tidak bisa mati. “Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan adzab.” (QS. Al-Nisa’: 56)
Karena itulah, wahai saudaraku seiman, kita harus senantisa mengingat akan neraka, berlindung kepada Allah 'Azza wa Jalla dari siksa neraka yang luar biasa. Di dalamnya tidak ada kematian, sebagaimana Allah kisahkan tentang permintaan penghuni neraka kepada Malaikat Malik sang penjaga neraka,
وَنَادَوْا يَا مَالِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ
Mereka berseru: "Hai Malik, biarlah Tuhanmu membunuh kami saja".” (QS. Al-zukhruf: 77)
Maka Malikat Malik menjawab, "Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini). Sesungguhnya Kami benar-benar telah membawa kebenaran kepada kamu tetapi kebanyakan di antara kamu benci pada kebenaran itu.” (QS. Al-Zukhruf: 77-78)
Sesungguhnya siksa neraka jahannam tidak bisa dibayangkan. Kedahsyatannya melebihi dari setiap gambaran manusia tentang berat dan dahsyatnya siksa, “Maka pada hari itu tiada seorang pun yang menyiksa seperti siksa-Nya,” (QS. Al-Fajr: 25). Tidak seorang pun yan menyiksa bisa menyamai siksa Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Sesungguhnya masih banyak ayat lain yang menceritakan tentang kengerian dan dahsyatnya siksa neraka. Maka bagi setiap mukmin agar merenungi ayat-ayat tersebut dan sering membaca keterangan-keterangan tentang neraka, minimal satu bulan sekali. Kalau bisa, lebih banyak dari itu, agar hati ini takut dan khawatir terhadapnya. Sehingga dia akan bertakwa kepada Allah dan menjauhi segala laranganNya. Kemaksiatan ditinggalkan sedangkan kewajiban dijalankan dengan semestinya.
Ya Allah kami berlindung kepada-Mu dari siksa neraka dan segala hal yang bisa mendekatkan kepadanya dari perkataan dan perbuatan. Ya Allah peliharalah kami dari siksa neraka, sungguh kami tidak sanggup menahannya dan kuasa menjalaninya. Amin, ya Rabbal a’lamin! [PurWD/ voa-islam.com]

Living With God’s Names: Al-Mu’min

[The great shaykh Ibn Ajiba, in his large commentary on the Fatiha says,]
Know that Allah’s beautiful names are all suitable for ta’alluq (attachment, relationship), takhalluq (adoption, appropriation, cultivation), and tahaqquq (realization).
As for ta’alluq: it is seeking for that name’s meaning to happen.
As for takhalluq: it is striving in the works that bring about this meaning.
And tahaqquq: is its happening and taking root in the heart until it takes hold of it, and does not leave it most of the times.
————————————————————
AL-MU’MIN
It has been said, “the musaddiq (verifier of the truthfulness) of His messenges with miracles”, and it has been said, “the One who secures His servants from the Great Fright, or His placing in them a sense of security and reassurance.”
And the Proof of Islam [Abu Hamid al-Ghazali] said: No security in the world comes except through causes that He alone creates and guides to their use, therefore He is the Absolute cause of safety.
And ta’alluq to it, according to the first meaning: To ask Him to give you belief in Him, and in His promises and threats, and His prophets and messengers, and His awliya.
And according to the second meaning: To ask from Him safety from His dissatisfaction by the achievement of true repentance, and correct manners, by conformity to the Sunna, and the abandonment of innovations.
And takhalluq according to it: is for your truthfulness to increase, for your faith to strength so that no doubts mix with it, or false beliefs, and that no worry or comes to it, and that all of creation feel safe from you, for his saying, peace be upon him, “I swear by Allah that he does not believe…he from whom his neighbor feels no security,” and to believe all those who want to give you advice and tell you that in which you will find your righteousness and right guidance.
And tahaqquq with it:  that the light of certainty shines in your heart, so that the hereafter is too close to you for you to leave for it, and to see this world with the eclipse of perishing apparent on it, and that which was unseen to you becomes witnessed, and that which was to come becomes now, and that your sidq (honesty) is so great that you believe in what is normally impossible.
It has been related that sayyidna Isa , upon our prophet and upon him be peace and blessings, saw a man stealing, so he said, “you have stolen, oh so-and-so?”, so he said, “No, by Allah I did not steal, oh spirit of Allah”, so Isa peace be upon him said, “I believe in Allah and disbelieve in my eyes.”
So if your honesty is realized, and you are firmly established in it,  you are written down with Allah as one of the siddiqeen (the verifiers), the muqarrabeen (those brought near), may Allah raise us among them (on the Day of Judgment), Amen.
[the end]
———————————-
Note: sidq means truthfulness, honesty, sincerity, and faithfulness. Thus it carries a meaning that goes both ways: it is both the quality of being truthful and of believing in the truthfulness of others. A siddique is someone who is both truthful and verifies the truth of something (the prophet, Allah, etc). Thus the name al-Mu’min is closely tied to the word sidq, because he who has the quality of mu’min is truthful,has faith in Allah, and believes those who give him good counsel or advice. That is why the first meaning mentioned above for Allah’s name al-Mu’min is al-musaddiq for His messengers with miracles, meaning: the one who show their truthfulness. That is why Ibn Ajiba says that he who has great honesty will more easily believe what may sound miraculous or impossible, as if both qualities come from the same essence.

You can see at
http://riyada.hadithuna.com/living-with-gods-names-al-mumin/

Senin, 17 Januari 2011

Do'a penyejuk hati

Ustadz Yusuf Mansur
Ustadz Yusuf Mansur

Aku tahu ya Rabb, rizkiku tak mungkin diambil orang lain, maka hatiku tenang. Amal-amalku tak mungkin diambil orang, maka aku sibukkan diriku untuk beramal. Aku tahu Allah senantiasa melihatku, maka aku malu bila Allah mendapatkanku sedang maksiat. Aku tahu bahwa kematian menantiku, maka aku persiapkan bekal untuk berjumpa dengan Rabbku, maka aku munajat kepada-Mu, khusnul khatimahkan diakhir hayatku. Amin.

Ya Rabb, kami memohon kepada-Mu agar mensucikan hati-hati kami dari kotoran dengki dan iri hati, kecenderungan kepada keburukan dan nista, penyakit dendam dan benci, serta tanamkanlah rasa cinta dan kasih sayang ke dalam hati kami, penuhilah dengan kebaikan dan anugrah, serta segerakanlah dengan perasaan belas kasihan. Amin.
Mari bersama merengkuh penyucian jiwa dan raga dengan bangun malam. Tidak melewatkan waktu kecuali dengan solat, dzikir dan munajat, mohon kepada sang khaliq dengan khusyu dan tawaddu. Sesungguhnya Allah dekat dengan kita. Amin.
Ya Allah, bukakanlah keatas kami hikmat-Mu dan limpahkanlah keatas kami khazanah rahmat-Mu, Wahai Tuhan Rabbul Izzati yang maha pemurah lagi maha penyayang, tambahkanlah ilmuku dan luaskanlah kefahamanku, Wahai Tuhanku, lapangkanlah dadaku dan mudahkanlah urusanku, terimalah pemohonanku Ya Rabb. Amin.
Duhai Dzat yang memiliki siang dan malam, manakala malam menyelimuti kegelapannya kami bersujud dengan penuh harap atas ridho-Mu, Ya Rabb terimalah ibadah kami dan sucikanlah hati kami. Amin.
Ya Allah, ampunilah aku, belas kasihanilah aku dan cukupkanlah segala kekuranganku dan tingkatkanlah derajatku dan berikanlah rizki kepada ku, Ya Rabb aku bersujud dan bersimpuh berserah diri kepada-Mu.Turunkanlah magfirah-Mu. Amin.
Ya Allah, ditempat ini aku bertaubat kepada-Mu dari dosa kecil dan dosa besar, dari kesalahan yang tampak dan yang tersembunyi, dari tergelinciran yang lama dan yang baru, dengan tobatnya orang yang tidak menghendaki lagi melakukan kemaksiatan dan tidak berniat kembali kepada kedurhakaan, Ya Rabb hanya Engkaulah Maha Pengampun. Amin.
Ya Raab, saya tidak ragu atas rahmat-Mu, engkaulah pelindungku di dunia dan akhirat, wafatkanlah aku Ya Raab dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang sholeh. Ya Allah, karuniakanlah keikhlasan dalam jiwa kami. Jadikanlah kami hamba-Mu yang senantiasa peduli dengan hamba yang lainnya. Ya Allah bantulah kami, untuk mendekati-Mu dengan amal-amal yang suci. Amal yang membersihkan kami dari dosa dan menjaga kami dari mengulangi celaka. Amin.
Ya Allah, limpahkanlah malam-malam barakah kepada hamba-hamba-Mu ini. Malam dimana hamba-Mu senantiasa bersujud kepada-Mu, malam dimana hamba-Mu dengan khusyu’ menghadap-Mu dengan penuh linangan air mata berharap ampunan dan ridho-Mu, sementara banyak hamba-hamba-Mu yang lain sedang terbuai mimpi dalam tidur mereka. Amin.
Ya Allah, berikan aku ilham untuk mensyukuri nikmat yang telah Engkau karuniakan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan agar dapat beramal sholeh yang engkau ridhoi, jadikanlah ketrunanku orang-orang yang sholeh. Sesungguhnya Aku bertaubat kepada-Mu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri. Amin.
Ya Allah, jadikanlah aku dan keturunanku orang-orang yang mendirikan sholat, Ya Allah kabulkanlah do’aku, kasihi kesendirianku dihadapan-Mu. Gemetar hatiku karena gentar kepada-Mu. Goncangan tubuhku karena takut kepada-Mu. Dosa-dosaku wahai Tuhanku, telah membawa kepada tempat kehinaan dihadapan-Mu. Amin.
Ya Allah, jadikanlah pendengaran kami, pandangan dan kekuatan kami menyenangi jalan petunjuk-Mu dan jadikanlah hawa nafsu kami patuh pada ajaran yang dibawa oleh kekasih-Mu Muhammad SAW, Ya Allah berilah kami kehidupan yang baik di dunia dan akhirat. Amin.
Ya Allah hapuskanlah segala dosaku, dosaku bagaikan pasir hingga tak mampu menghitungnya, Ya Rabb jauhkanlah kami dari selang sengketa, fitnah dan duri durjana, Engkaulah Ya Rabb Maha mengetahui tentang kelemahan hamba-Nya. Sebab itu Ya Rabb kuatkan imanku agar tidak mudah berbuat maksiat. Amin.
Ya Allah, kami memohon kepada-Mu keselamatan dalam menjalankan agama, sehat bandannya, bertambah ilmunya, berkah rizkinya, sempat bertaubat sebelum mati, mendapat rahmat ketika mati, mendapat ampunan sesudah mati, Ya Rabb hanya engkaulah tempat hamba memohon, selamatkan keluarga kami yang saat ini sedang dalam menanti kesembuhan atas kehendak-Mu. Amin.
Kami bertawasul denganmu kepada Allah dan memohon syafaatmu kepada Allah dan mengharap denganmu kepada Allah Wahai Rasulullah SAW. Dipundak kami terpikul hutang-hutang dan tanggung jawab anak keturunan dan tiada yang memadai beban tersebut, melainkan harapan dan anugrah Allah, Engkau Maha pembri kepada yang meminta, Engkau Maha mengabulkan segala permohonan. Amin.
Ya Rabb, kami memohon kepada-Mu agar mensucikan hati-hati kami dari kotoran dengki dan iri hati, kecenderungan kepada keburukan dan nista, penyakit dendam dan benci, serta tanamkanlah rasa cinta dan kasih sayang ke dalam hati kami, penuhilah dengan kebaikan dan anugrah, serta segerakanlah dengan perasan belas kasihan. Amin
Ya Allah jika imanku kemasukan syakwasangka atau keraguan, padahal aku tidak tahu mengapa demikian ataupun memang aku mengetahuinya, maka dengan ini aku beratubat dan menyerahkan diri kepada-Mu sambil mengucap La ilaha Illallah Muhammadur Rasululah Shallallahu ‘Alayhi Wasallam. Amin.
Ya Allah, Ampunilah semua dosa yang telah kulakukan, semua kesalahan yang telah kuperbuat dan aku datang menghampiri-Mu dengan mengingat-Mu, aku memohon pertolongan melalui diri-Mu dan kemuruahan-Mu, dekatkan aku keharibaan-Mu, sempatkan aku untuk bersyukur dan bimbinglah aku untuk selalu mengingat-Mu. Amin.
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari kesulitan dan kesedihan, aku berlindung kepada Engkau dari kelemahan dan kemalasan, aku berlindung kepada Engkau dari kekikiran dan berhati pengecut, aku berlindung kepada Engkau dari terbelit utang dan tertindas orang lain. Amin.
Ya Allah, Aku memohon kepada-Mu dengan permohonan hamba yang rendah, hina dan ketakutan, maafkanlah aku, sayangilah aku. Jadikan aku selalu rela dan puas dengan pemberian-Mu, selalu tunduk dan patuh kepada-Mu dalam segala keadaan. Ya Rabb, aku memohon dengan permohonan orang yang berat keperluannya. Amin.
Wahai Dzat yang Maha Pemurah dengan pemberian-pemberian, wahai pemberi bantuan dan pertolongan. Anugrahkanlah Shalawat serta rahmat-Mu kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, ciptaan-Mu yang paling luhur budinya, ampunilah dosa-dosa kami di malam ini, wahai dzat yang Maha luhur terimalah munajat kami. Amin.
Ya Allah, Maha besar kuasa-Mu, Maha Tinggi kedudukan-Mu, selalu tersembunyi rencana-Mu. Ampunilah dosa-dosaku yang menahan do’a. Ampunilah dosa-dosaku yang mendatangkan bencana. Aduhai Dzat yang memiliki langit dan bumi serta isinya, Aku memohon kepada-Mu melalui kemuliaan-Mu jangan Engkau tolak doaku. Amin
Aduhai sembahanku, kini aku mengahadap-Mu, memohon ampun dan berserah diri dengan rendah hati mengakui segala kenistaan. Tiada tepat berlindung untuk menyelesaikan masalahku, kecuali Engkau menerima pengakuan masalahku. Ya Allah, terimalah pengakuanku ini, kasihanilah aku yang menanggung beratnya kepedihan. Amin
Aduhai Tuhan pemberi karunia, Engkau tahu aku sangat lemah untuk menanggung beban siksa dunia meski hanya sedikit, meskipun semua bencana dan kejelekan dunia teramat singkat masanya. Serta teramat berat bagi orang yang menanggunnya, semua itu tidak terjadi kecuali karena murka-Mu. Ya Rabb dengan merendah aku memohon ampunan. Amin.
Maha Suci Engkau Aduhai Sembahanku, sayangilah kami yang hanya berbekal harapan, senjatanya hanya tangisan. Aduhai Yang Maha Tahu tanpa diberitahu. Anugrahkan Cahaya yang menerangi yang terjebak dalam kegelapan. Ampunilah dosa-dosa kami di malam ini, Wahai Yang Maha Luhur. Amin.
Ya Allah jangan putuskan harapanku untuk mendapat karunia-Mu, lindungilah aku dari kejahatan Jin dan Manusia musuh-musuhku, Aduhai Yang Maha Cepat Ridho-Nya. Ampubilah orang yang hartanya hanyalah doa, Wahai yang asma-Nya adalah kekayaan, limpahkan Rahmat-Mu. Amin.
Engkau Ya Rabb, telahmewajibkan hamba-hamba-Mu untuk beribadah kepada-Mu, Engkau perintahkan mereka untuk berdoa kepada-Mu, Engkau janjikan kepada mereka ijabah-Mu. Karena itu aku hadapkan wajahku kepada-Mu. Aduhai Tuhan! Aku ulurkan tanganku demi kebesaran-Mu. Maka perkenankan doaku, sampaikan aku pada cita-cita ku. Amin.
Ya Allah! Aku ketuk pintu Rahmat-Mu dengan tangan harapanku, aku berlari menuju-Mu untuk meminta lindungan dari hawa nafsuku yang merajalela. Aku ikat jari-jari cintaku dengan ujung-ujung tali-Mu. Ya Rabb, ampunilah ketergelinciran dan kesalahan yang telah kuperbuat, selamatkanlah aku agar tidak terjerumus ke dalam kehancuran. Amin.
Ya Rabb, kupasrahkan kendali jiwaku dengan tali kehendak-Mu! Kutanggalkan beban-beban dosaku, kumusnahkan ia dengan ampunan dan Rahmat-Mu! Kulepaskan hawa nafsuku yang menyesatkan, kugantikan ia dengan karunia dan belas kasih-Mu. Ya Allah, tetapkanlah bagiku malam ini agar mendatangiku bertabur cahaya petunjuk dan keselamatan dunia dan akhirat. Amin.
Ya Allah, bukalah utntuk kami daun-daun pintu magfirah-Mu di malam ini . Ya Allah kenakanlah kepadaku toga-toga petunjuk dan kesalehan yang paling cemerlang. Melalui keagungan-Mu, tanamkanlah di dalam lubuk hatiku sumber-sumber kekhusyu’an, alirkanlah bulir-bulir bening air mataku karena takut akan keagungan-Mu. Amin.
Engkau Ya Rabb, telah mewajibkan hamba-hamba-Mu untuk beribadah kepada-Mu, Engkau perintahkan mereka untuk berdoa kepada-Mu, Engkau janjikan kepada mereka ijabah-Mu. Karena itu aku hadapkan wajahku kepada-Mu. Aduhai Tuhan! Aku ulurkan tanganku. Demi kebesaran-Mu, maka perkenankan doaku, sampaikan aku pada cita-citaku. Amin.
Ya Allah! Aku ketuk pintu rahmat-Mu dengan tangan harapanku, aku berlari menuju-Mu untuk meminta lindungan dari hawa nafsuku yang merajalela. Aku ikat jari-jari cintaku dengan ujung-ujung tali-Mu. Ya Rabb, ampunilah ketergelinciran dan kesalahan yang telah kuperbuat. Selamatkanlah aku agar tidak terjerumus ke dalam kehancuran. Amin.
Ya Rabb, kupasrahkan kendali jiwaku dengan tali kehendak-Mu! Kutanggalkan beban-beban dosaku. Kumusnahkan ia dengan ampunan dan rahmat-Mu! Kulepaskan hawa nafsuku yang menyesatkan, kugantikan ia dengan karunia dan belas kasih-Mu. Ya Allah tetapkanlah bagiku malam ini agar mendatangiku bertabur cahaya petunjuk dan keselamatan dunia dan akhirat. Amin.
Ya Allah, bukalah untuk kami daun-daun pintu magfirah-Mu di malam ini. Ya Allah kenakanlah kepadaku toga-toga petunjuk dan kesalehan yang paling cemerlang, melalui keagungan-Mu. Tanamkanlah di dalam lubuk hatiku sumber-sumber kekhuusyu’an, alirkanlah bulir-bulir bening air mataku karena takut akan keagungan-Mu. Amin.
Ya Allah, sertailah kami! Jadikan kami mencintai-Mu, hari-hari kami, jadikanlah hari-hari yang bahagia Ya Allah, dan hidup kami hidup yang tentram lagi diridhoi. Amin.
Ya Allah, berilah petunjuk kepadaku dari sisi-Mu, limpahkan kepadaku karunia-Mu, curahkan rahmat-Mu dan turunkanlah kepadaku berkah-Mu. Amin.
Ya Allah, kini malam-Mu telah menjelang dan siang-Mu telah berlalu. Inilah suara orang-orang yang menyeru diri-Mu dan datangnya doa-doa kepada-Mu, aku mohon ampunan bagi diriku. Amin.
Ya Allah, selamatkan aku dari neraka dan berilah ampunan di malam dan siang. Ya Allah aku memohon kepada-Mu kebebasan dari nereka dengan selamat. Masukkan aku kesurga dengan tentram. Amin.
Ya Allah, Perbaiki hubungan antar kami, rukunkan antar hati kami, tunjuki kami jalan keselamatan. Selamatkan kami dari kegelapan kepada terang didunia dan akhirat. Amin
Ya Allah, Wahai yang memudahkan segala yang sukar dan yang menyambung segala yang patah. Wahai yang menemani semua yang tersendiri dan pengaman segala yang takut. Aku mohon kasih-Mu. Amin

Wahai Tuhan yang tidak memerlukan penjelasan dan penafsiran. Hajat kami kepada-Mu amatlah banyak, Engkau Maha Tahu dan Melihat. Kami takut kepada-Mu selamatkan kami dari siksa-Mu. Amin
Ya Allah, hamba memohon melalui nama-Mu. Wahai Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Wahai Yang Maha Arif dan Bijaksana. Maha Suci Engkau. Wahai yang menerima segala Taubat. Amin
Ya Allah, kasihi kami dengan kudrat kuasa-Mu atas kami, jangan binasakan kami, karena Engkaulah harapan kami, jaga kami dengan mata-Mu yang tiada tidur, lindungi kami dengan perlindungan-Mu yang tak tertembus. Kami hamba-hamba-Mu, anak-anak hamba-Mu. Berlaku pasti atas kami hokum-hukum-Mu. Adil pasti atas kami keputusan-Mu. Amin
Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tiada Tuhan selain Engkau dan telah jadikan aku adalah hamba-Mu, aku menurut perintah dan janji-Mu sesanggupku. Aku mohon perlindungan bahanya dosa yang aku perbuat, aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan mengakui pula banyaknya dosaku, maka ampunilah aku, karena tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau. Amin
Ya Allah! Wahai Dzat yang memiliki anugrah, wahai dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan. Tiada Tuhan melainkan Engkau Yang Maha mulia, terimalah amal ibadah kami. Amin
Ya Allah, ampunilah kami, orang tua kami, anak-anak kami, guru-guru kami, saudara-saudara seagama, sahabat-sahabat kami, orang-orang yang mencintai kami karena Engkau, orang-orang yang berbuat baik kepada kami dan bagi kaum muslimin muslimat, mukminin dan mukminat, wahai Tuhan penguasa alam semesta. Sesungguhnya Engkau Maha mendengar doa. Amin
Ya Allah, sebagaimana Engkau telah memelihara wajah kami dari sujud kecuali kepada-Mu, Ya Allah peliharalah wajah kami dengan kemudahan rezeki dan jangan Engkau merendahkan kami dengan kesempitan rezeki-Mu. Maka peliharalah diri kami dari meminta-minta hajat kami kecuali kepada-Mu dengan kemurahan dan kaunia-Mu. Wahai dzat yang paling penyayang. Amin
Wahai Dzat Yang Maha Hidup, Wahai Dzat yang terus menerus mengurus makhluk-Nya, dengan rahmat-Mu kami mohon pertolongan, terimalah doa kami, Wahai Tuhan Kekalian Alam. Amin
Ya Allah, peliharalah kami dari musibah yang Engkau turunkan, berikanlah kami nikmat-nikmat-Mu dan jadikanlah kami hamba-hamba yang mendapatkan kebaikan, bukan hamba-hamba yang mendapat ujian, dengan rahmat-Mu, Wahai yang paling penyayang diantara yang penyayang. Anugerahkan kepada kami kesehatan lahir dan bathin. Amin
Wahai Yang Maha Lembut, Tuhanku, ampunilah aku dan terimalah tobatku. Sesungguhnya Engkau Maha Menerima tobat lahi Maha Penyayang.Amin
Ya Allah, yang melepaskan kesulitan, yang menghilangkan kesedihan, yang memenuhi permohonan orang-orang yang dalam keadaan terpaksa, Yang Maha Pengasih dan Penyayang di dunia dan akhirat. Amin.