SINOPSIS

Tujuan blog ini adalah untuk menebarkan indahnya cahaya kehidupan dengan menyadari bahwa ada kebaikan dalam setiap fase waktu dan peristiwa yang dialami seseorang, serta untuk mengingatkan diri kita akan keberkahan pandangan hidup ini, baik di dunia maupun di akhirat. Dengan memaparkan apa-apa saja yang menghalangi seseorang untuk melihat kebaikan, Blog ini mudah-mudahan dapat menolong dari “kematian” menuju cara berpikir yang diajarkan oleh Islam. Blog ini ditulis untuk mendorong seseorang agar mengadaptasi prinsip-prinsip moral yang dengannya, ia dapat berkata, “Ada kebaikan di dalamnya.” Tidak hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan perasaan dan hati. Ia menunjukkan kesabaran dalam menghadapi kesulitan dengan penuh ketundukan dan rasa syukur, bukan hanya terus-menerus menderita dalam situasi demikian. Mengingatkan satu sama lain tentang kesempurnaan takdir yang telah dituliskan oleh Allah adalah ajakan bagi semua kaum mukminin agar menikmati indahnya penyerahan diri pada kebijaksanaan Allah yang tak terhingga.








More Bismillah Comments



Content this BLOG


Selasa, 23 Februari 2010

Sebelum Semuanya Berlalu

Teman ini ada kejadian yang mungkin bisa diambil hikmahnya.

Inti dari kejadian ini adalah jangan pernah yang namanya menunda kebaikan apalagi perintah Allah SWT
Suatu siang di sudut Jakarta. Puluhan orang berkumpul di sebuah mushalla yang tidak begitu besar. Seusai melakukan shalat Zuhur, mereka bersiap-siap melaksanakan shalat jenazah.

Sebelum shalat jenazah dimulai, imam shalat berkata, ”Para jamaah sekalian, hari ini kita akan menyalatkan salah seorang kawan kita, Si Fulan (nggak perlu disebutkan namanya). Kemarin dia mandi sendiri, namun hari ini harus dimandikan. Kemarin dia memakai pakaian sendiri, namun hari ini harus dipakaikan/dikafani. Biasanya dia shalat sendiri, namun hari ini harus kita shalatkan. Sebelumnya, dia bisa bepergian ke mana-mana sendiri, tetapi hari ini ia harus kita gotong dan antarkan ke liang kubur.”
Alangkah cepat semuanya berlalu dan betapa tidak terduga datangnya maut. Karena itu, Nabi kita mengingatkan setiap Muslim agar jangan lalai (artinya selalu waspada). Beliau bersadba, ”Jagalah lima perkara, sebelum datang yang lima. Hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, mudamu sebelum tuamu, kayamu sebelum miskinmu, dan lapangmu sebelum sempitmu.”

Sudah jadi tabiat dan kebiasaan manusia mudah mengabaikan apa-apa yang ada di tangannya. Nikmat sehat baru terasa ketika satu saja anggota tubuh ada yang sakit. Nikmat masa muda baru terasa nilainya tatkala anggota fisik sudah tak berdaya. Nikmat umur dan hidup baru terasa sangat berharga manakala malaikat maut datang menjemput.

Padahal, kata Quraish Shihab (salah satu ulama kita) saat menulis pengantar bukunya, Perjalanan Menuju Keabadian, utusan-utusan malaikat maut datang jauh sebelum datangnya malaikat maut itu sendiri. Misalnya penyakit, uban, serta berkurangnya ketajaman pendengaran, dan penglihatan.

Setiap Muslim harus senantiasa waspada, menjaga hari ini dan waktu yang dipunyainya sebelum semuanya hilang tanpa pernah kembali. Seperti kata seorang penyair, ”Hari yang telah berlalu tak ‘kan pernah lagi kujumpai. Walaupun aku bertemu hari ini, namun semuanya tak pernah sama lagi.”

Berkaitan dengan itu, nabi pernah mengajarkan kepada Muadz bin Jabal sebuah doa yang sangat indah. ”Ya Muadz, sehabis shalat jangan tinggalkan ucapan, ‘Ya Allah, bantulah aku untuk mengingat Engkau dan banyak bersyukur kepada-Mu, dan beribadah kepada-Mu dengan baik.” disalin dan diambil dari (HR An-Nasaa’i dan Abu Dawud) Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar