SINOPSIS

Tujuan blog ini adalah untuk menebarkan indahnya cahaya kehidupan dengan menyadari bahwa ada kebaikan dalam setiap fase waktu dan peristiwa yang dialami seseorang, serta untuk mengingatkan diri kita akan keberkahan pandangan hidup ini, baik di dunia maupun di akhirat. Dengan memaparkan apa-apa saja yang menghalangi seseorang untuk melihat kebaikan, Blog ini mudah-mudahan dapat menolong dari “kematian” menuju cara berpikir yang diajarkan oleh Islam. Blog ini ditulis untuk mendorong seseorang agar mengadaptasi prinsip-prinsip moral yang dengannya, ia dapat berkata, “Ada kebaikan di dalamnya.” Tidak hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan perasaan dan hati. Ia menunjukkan kesabaran dalam menghadapi kesulitan dengan penuh ketundukan dan rasa syukur, bukan hanya terus-menerus menderita dalam situasi demikian. Mengingatkan satu sama lain tentang kesempurnaan takdir yang telah dituliskan oleh Allah adalah ajakan bagi semua kaum mukminin agar menikmati indahnya penyerahan diri pada kebijaksanaan Allah yang tak terhingga.








More Bismillah Comments



Content this BLOG


Selasa, 02 Februari 2010

Tukang Sampah

Tuh kamu lihat kalau kamu tidak rajin belajar, kamu nanti kerja kayak begitu jadi tukang sampah yang setiap hari pekerjaan korek-korek sampah untuk dikumpulkan dipembuangan sampah. Itulah cerita  yang sering kita berikan kepada anak-anak kita kalau malas belajar atau tidak mau belajar.

Bisa juga kita seringkali memberikan contoh kepada anak kita, keponakan kita kalau pekerjaan tukang sampah itu jorok dan tidak pantas. Apakah betul demikian....


Inilah kisah menarik yang patut kita simak.




Setiap hari tukang sampah di perumahan tempat keluargaku tinggal lewat, dan membawa sampah-sampah yang telah kami bungkus plastik. Bila seminggu saja ia tidak datang dengan gerobaknya, kami sering dibuat kelabakan.

Pernah suatu ketika ia sakit berhari-hari. Maka setiap kali kami harus terpaksa membakar sampah-sampah kami di tempat sampah di depan rumah kami. Bila tidak dibakar, maka bau yang menyengat akan cepat merajalela, tidak hanya di sekitar rumah kami, tetapi juga sampai ke ujung jalan.

Kami tidak bisa bayangkan, bila tidak ada satu pun orang yang mau menjadi tukang sampah bagi kami. Yang rajin membersihkan sampah-sampah bagi kami. Yang rela menghindarkan kami dari berbagai macam penyakit karena sampah kami.

Ternyata yang butuh tukang sampah tidak hanya diperumahan atau dirumah,-rumah tempat kita tinggal, tapi juga hati kami. Bila tidak ada "tukang sampah" yang bersedia memperhatikan kami, apakah jadinya rumah yang di dalam batin kami? Tidakkah berbagai "penyakit" akan semakin berkembang dan menumpuk menyesakkan jiwa?

Sekaya-kayanya orang hidup di dunia, kita masih perlu juga untuk menjadi "pemulung sampah" bagi sesama, terutama bagi mereka yang kita cintai. Mencintai orang lain itu berarti siap menjadi tukang sampah, dan bahkan ada kalanya harus malahan menjadi tempat sampah itu sendiri. Bila tidak mau demikian, berarti cinta yang Anda katakan tidak pernah menjadi kenyataan. Mari kita bantu mereka sebenarnya dengan adanya mereka hidup kita, keluarga kita, lingkungan kita serta kesehatan kita jadi lebih terjaga. Semoga...........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar